Tak Semua Ojol Turun ke Jalan Demo di Patung Kuda, Ini Alasannya
Aksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Sejumlah orang yang tergabung dalam ojek online (ojol) melakukan aksi atau demo di kawasan Patung Kuda, Arjuna Wiwaha Jakarta.
Aksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Dengan adanya aksi itu, salah satu ojol berinisial YN mengaku tidak ikut dalam demo tersebut bersama dengan beberapa orang lainnya. Namun, ia tetap mendukung demo tersebut meski tidak secara langsung.
"Tapi kalau untuk bicara aksi ini kita siap dukung-dukung saja gitu kan, walaupun oke kita tidak ikut serta di dalam demo itu sendiri," kata YN saat berbincang dengan merdeka.com di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (29/8).
"Tapi kita menunjukkan rasa solidaritas kita tidak melakukan on-bid hari ini, pada saat teman-teman sedang berjuang di sana gitu," sambungnya.
Menurutnya, tetap adanya toleransi terhadap drive yang melakukan penarikan penumpang atau pun makanan.
"Kita bicaranya bukan yang mau cari aman sendiri bukan, tapi kita berbicaranya di sini. Ya biarinlah yang mau berjuang silakan berjuang, kalau kita istilahnya tetap toleransi saja gitu," ujarnya.
Dengan tidak melakukan penarikan pada hari ini, pada kegiatan yang tengah dilaksanakan. Ia tidak ingin adanya aksi sweeping.
"Iya, betul. Karena kan juga kita khawatirkan ada oknum-oknum bang. Oknum-oknum itu kadang ya melihat masih ada teman-teman ojol yang pada masih on-bid mereka melakukan tindakan kayak sweeping seperti itu," jelasnya.
"Dan sebetulnya hal itu juga sudah dilarang sama aplikator gitu kan, silakan yang mau demo-demo gitu kan, cuma kan tidak melakukan hal-hal seperti itu gitu. Tindakan-tindakan secara sweeping, alalagi ada kekerasan terhadap teman-teman mitra yang masih on-bid atau ke customer itu yang dikhawatirkan sama pihak aplikator," tambahnya.
Apalagi, pada pagi hari tadi masih adanya sejumlah ojol yang masih melakukan penarikan terhadap penumpang yang memerlukan jasanya.
Namun, mereka yang melakukan itu diimbau untuk dengan menggunakan atribut lengkap yang mencirikan sebagai ojol. Hal ini sebagai bentuk antisipasi agar tidak adanya aksi sweeping.
"Karena ya kita juga enggak bisa menyalahi yang namanya driver itu kan kebutuhannya beda-beda ya kan, mungkin teman-teman yang melakukan aksi demo hari ini mereka sudah prepare Di minggu-minggu kemarin mereka sudah ngumpulin duit istilahnya, kan hari ini enggak nge-bid aman jadi ini dapurnya," paparnya.
"Tapi kan kasihan kalau yang akurnya lagi kurang gacor gitu kan, mau enggak mau kan mereka tetap harus melakukan hal seperti on-beat. Karena memang di aplikasi itu memang ya penyakitnya kayak gitu, kita harus konsisten kalau jita bolong-bolong nariknya gitu, jadi akun pengaruh juga," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketegangan sempat terjadi antara pengemudi ojek online (ojol) di kawasan Patung Kuda, Arjuna Wiwaha Jakarta. Penyebabnya karena mereka masih mengaktifkan aplikasi di tengah rencana aksi unjuk rasa.
Kejadian bermula, saat sejumlah peserta unjuk rasa yang merupakan pengemudi ojek online berkumpul di lokasi unjuk rasa.
Ketika itu, sebagian dari mereka menyisir pengemudi ojek online yang tak ikut bergabung, dan malah menarik penumpang.
Dari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Bahkan, ada pengemudi ojol yang nyaris terlibat cek-cok mulut. Hal itu, karena tak terima dihentikan oleh rekannya. Beruntung, rekan-rekan lain berusaha untuk menenangkan situasi. Pengemudi ojol yang membawa penumpang itupun dipersilakan untuk pergi.