Wadirlantas Ungkap Klarifikasi Sopir Taksi: Tidak Ada Ucapan Anggota yang Arogan, Hanya Isyarat Tangan
Polisi telah melakukan klarifikasi terhadap sopir taksi yang sempat ditunjuk-tunjuk oleh petugas patwal mobil berpelat nomor RI 36, Brigadir DK.
Polisi telah melakukan klarifikasi terhadap sopir taksi yang sempat ditunjuk-tunjuk oleh petugas patwal mobil berpelat nomor RI 36, Brigadir DK. Diketahui, RI 36 merupakan pelat mobil yang digunakan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad.
"Sudah, hasil klarifikasi saudara IK pengemudi taksi Silver Bird bahwa tidak ada ucapan anggota yang arogan, hanya isyarat tangan untuk segera maju. Karena saat itu posisi kendaraan berhenti di tengah," kata Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono saat dihubungi, Senin (13/1).
Argo menegaskan, pihaknya telah memberikan sanksi tegas kepada Brigadir DK terkait kejadian tersebut.
"Siap, yang bersangkutan sudah diberikan sanksi tindakan disiplin sesuai tingkat kesalahan berupa teguran keras untuk memperbaiki perilaku," tegasnya.
"Setelah ini bertugas kembali seperti biasa namun tetap dalam pengawasan," sambungnya.
Terkait dengan adanya kasus tersebut, pihaknya telah melakukan evaluasi. Salah satunya dengan membuat nota ke jajaran terkait SOP dalam melakukan pengawalan.
"Evaluasi pasti, sedang kita buat nota ke jajaran terkait teknis pengawalan agar pedomani SOP khususnya hal yang sifatnya tidak humanis atau arogan," pungkasnya.
Pengakuan Brigadir DK
Sebelumnya, Brigadir DK telah dimintai klarifikasi terkait peristiwa tersebut. Menurut Argo, pengakuan Brigadir DK peristiwa itu terjadi di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu 8 Januari sekira pukul 16.30 WIB.
"Bahwa anggota tersebut merupakan personel Ditlantas Polda Metro Jaya atas nama Brigadir DK yang sedang melakukan pengawalan," kata Argo dalam keterangan tertulis, Jumat (10/1).
Brigadir DK menjelaskan awalnya truk penambal jalan sedang berhenti di lajur tengah sehingga menyebabkan kemacetan. Kemudian taksi hendak menghindar ke kanan. Namun di saat bersamaan, ada kendaraan Suzuki Ertiga putih dari sebelah kanan yang sama-sama hendak maju, sehingga hampir menyebabkan terjadi senggolan.
"Akibatnya taksi Alphard berhenti dengan jeda agak lama dan saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan dan berpotensi menimbulkan kemacetan," ujar Argo menuturkan pengakuan Brigadir DK.
Argo menambahkan, saat itu personel pengawalan segera berinisiatif untuk melerai dan meminta kendaraan taksi Alphard segera maju sehingga tidak menimbulkan kemacetan.
"Saat itu terlihat gestur anggota sambil menunjuk seolah arogan," kata Argo.