5 Mitos tentang PCOS yang Sering Dipercaya, Ketahui Penjelasan Medisnya
PCOS rentan terjadi pada wanita, namun banyak mitos yang dipercaya benar.
PCOS rentan terjadi pada wanita, namun banyak mitos yang dipercaya benar.
5 Mitos tentang PCOS yang Sering Dipercaya, Ketahui Penjelasan Medisnya
Sindrom Ovarium Polikistik atau sering dikenal dengan istilah PCOS merupakan kondisi yang rentan terjadi pada wanita. Wanita dengan kondisi ini memiliki masalah hormonal yang membuat mendapatkan siklus haid yang tidak teratur.
Dalam hal ini, sering kali muncul anggapan tentang kondisi PCOS yang tidak benar alias mitos belaka. Sayangnya, beberapa mitos tentang PCOS ini semakin berkembang dan dipercaya oleh banyak masyarakat. Dengan begitu, penting untuk memahami mitos tentang PCOS dan penjelasan medisnya. Berikut, kami rangkum informasinya.
-
Apa itu PCOS? Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah salah satu kondisi kesehatan yang umum dihadapi oleh wanita usia reproduktif, yang dapat mempengaruhi kesuburan dan keseimbangan hormon.
-
Kenapa PCOS terjadi? Penyebab persis PCOS masih belum diketahui hingga kini. Namun, para dokter percaya bahwa kadar hormon pria yang tinggi adalah faktor yang mencegah ovarium memproduksi hormon dan membuat sel telur secara normal.
-
Siapa yang bisa terkena PCOS? PCOS dapat dialami oleh 1 dari 10 wanita di usia subur.
-
Siapa yang biasanya mengalami PCOS? Antara 2,2 dan 26,7% wanita dalam kelompok usia ini menderita PCOS.
Wanita PCOS Tidak Bisa Hamil
Mitos tentang PCOS yang pertama berkaita dengan peluang kehamilan.
Mitos ini sering beredar dan banyak dipercaya di masyarakat. Namun, sebenarnya mitos ini tidaklah benar. Wanita dengan PCOS memiliki gangguan hormon yang dapat memengaruhi kesuburan mereka, tetapi ini tidak berarti mereka tidak bisa hamil sama sekali.
Dengan terapi yang tepat, penderita PCOS masih memiliki peluang untuk hamil. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan kesuburan wanita dengan PCOS. Beberapa metode yang umum digunakan termasuk perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan.
Perubahan gaya hidup sehat, seperti menerapkan pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres, dapat membantu mengatur kembali hormon wanita dengan PCOS. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan tertentu, seperti metformin, untuk membantu mengatur kadar gula darah dan hormon dalam tubuh.
Meskipun demikian, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau dokter fertilitas untuk mengetahui perawatan yang paling tepat sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
PCOS Terjadi pada Wanita Obesitas
Mitos tentang PCOS berikutnya berkaitan dengan berat badan.
Anggapan yang menyebutkan bahwa PCOS hanya terjadi pada wanita obesitas adalah mitos yang perlu dibantah. PCOS, atau Sindrom Ovarium Polikistik, adalah kondisi hormonal yang dapat memengaruhi wanita pada usia reproduksi.
Meskipun obesitas dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan PCOS, banyak orang yang kurus atau berat badannya normal juga dapat mengalaminya.
PCOS dapat terjadi pada wanita mana pun, tanpa memperdulikan bentuk dan ukuran tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terutama insulin dan hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron.
Wanita dengan PCOS umumnya memiliki polikistik ovarium, yaitu ovarium yang terisi dengan banyak kista kecil yang menghambat fungsi normalnya.
Siklus Haid Tidak Teratur, Maka PCOS
Mitos tentang PCOS selanjutnya berkaitan dengan siklus haid.
Mitos yang mengatakan bahwa siklus haid yang tidak teratur berarti mengalami PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) tidak sepenuhnya benar.Meskipun siklus haid yang tidak teratur merupakan salah satu gejala dari PCOS, bukan berarti semua perempuan yang mengalami siklus haid yang tidak teratur pasti mengidap PCOS.
Siklus haid yang tidak teratur sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, pengaruh lingkungan, atau gangguan hormon lainnya.
Meskipun tidak teraturnya siklus haid dapat menjadi pertanda PCOS, kondisi ini juga dapat dirasakan oleh perempuan yang sedang mengalami perubahan hormonal seperti pubertas atau masa pra-menopause.
Selain siklus haid yang tidak teratur, PCOS juga dapat ditandai dengan gejala lain seperti pertumbuhan rambut yang tidak normal (hirsutisme) dan kebotakan. Kondisi ini terkait dengan gangguan hormonal, terutama peningkatan kadar hormon androgen atau kelebihan hormon androgen yang disebut hiperandrogenisme. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bulu tubuh yang tidak normal pada area seperti wajah, dada, perut, atau punggung.
PCOS juga dapat menyebabkan gangguan hormonal lainnya, seperti peningkatan kadar endokrin. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda seperti jerawat dan pertumbuhan bulu tubuh yang tidak normal. Sebagai contoh, seseorang dengan PCOS sering kali memiliki jerawat parah, terutama di area wajah dan punggung.Wanita PCOS Harus Mengonsumsi Pil KB
Mitos tentang PCOS lainnya berkaitan dengan konsumsi pil KB.
Anggapan bahwa setiap wanita dengan kondisi PCOS harus mengonsumsi pil KB tidak sepenuhnya benar. Meskipun pil KB hormonal merupakan cara umum untuk mengatasi gangguan siklus haid akibat PCOS, pengobatan tergantung pada kondisi pasien.
Wanita dengan PCOS memang sering mengalami gangguan siklus haid, seperti haid tidak teratur atau jarang. Pil KB hormonal dapat membantu mengatur siklus haid mereka dengan memperbaiki tingkat hormon dalam tubuh. Namun, konsumsi pil KB tidak menjadi keharusan bagi setiap wanita dengan PCOS.
Konsultasikanlah dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi pil KB. Dokter akan mengevaluasi kondisi PCOS serta gejala yang dialami pasien. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan individu. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan, seperti usia, keinginan untuk hamil, dan riwayat kesehatan pasien.
Selain pil KB, ada pilihan pengobatan alternatif yang dapat membantu mengatasi PCOS, seperti perubahan gaya hidup, pengaturan pola makan, dan olahraga teratur. Terapi hormonal lain juga dapat diberikan jika pil KB tidak cocok bagi pasien.
PCOS Mudah Dideteksi
Mitos tentang PCOS yang terakhir yaitu berkaitan mudah tidaknya terdeteksi.
PCOS adalah salah satu gangguan hormon yang umum terjadi pada wanita. Namun, anggapan bahwa kondisi PCOS mudah terdeteksi adalah sebuah mitos. PCOS tidak dapat dideteksi hanya dengan memantau gejala-gejala umum seperti gangguan suasana hati, siklus haid tidak teratur, dan timbulnya jerawat. Faktanya, sekitar 50-70% wanita yang mengidap PCOS tidak menyadari kondisi ini. Hal ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul dapat mirip dengan gangguan kesehatan lainnya. Bahkan dalam beberapa kasus, beberapa wanita menganggap bahwa gejala-gejala tersebut merupakan kondisi normal dalam tubuh mereka.Untuk mendeteksi PCOS dengan akurat, dibutuhkan pengecekan medis yang melibatkan pemeriksaan fisik, tes darah untuk memeriksa kadar hormon, dan pemeriksaan USG. Hanya dengan kombinasi dari beberapa pemeriksaan tersebut, dokter dapat mendiagnosis PCOS dengan pasti.