60 Kata-Kata Imam Syafii, Bijak dan Penuh Makna Kebaikan

merdeka.com Sekitar 4 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Seperti diketahui, dalam agama Islam terdapat berbagai tokoh atau ulama besar yang menjadi panutan setiap umat muslim. Teladan pertama yang selalu dijunjung tinggi oleh umat muslim tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad adalah Rasul utusan Allah yang memiliki sifat mulia, penyabar, dan pemikiran bijak yang selalu menjadi pedoman.

Selain Rasulullah SAW, umat muslim juga mengenal beberapa ulama-ulama besar yang juga menjadi teladan kebaikan. Salah satunya adalah Imam Syafii. Imam Syafii merupakan ulama besar yang mendirikan mahzab Syafi’i. Imam yang bernama asli Muhammad bin Idris ini menguasai ilmu fiqih dan hadist yang menjadi salah satu pedoman bagi umat muslim.

Selain itu Imam Syafii juga seorang sastrawan dan penyair. Telah banyak karyanya yang dijadikan buku. Setiap syair-syair atau kata-kata Imam syafii selalu mempunyai makna bijak yang bisa menjadi pedoman. Bukan hanya itu, kata-kata Imam Syafii juga mempunyai makna kebaikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Orang lain juga bertanya?

Dengan membaca dan memahami beberapa kata-kata Imam Syafii, bisa membuka pikiran dalam memandang suatu permasalahan dalam hidup. Anda juga bisa mengambil hikmah kebaikan dari setiap hal yang terjadi melalui kata-kata ini. Dilansir dari Brilio.net dan Dream.co.id, berikut kami merangkum kata-kata Imam Syafii yang bijak dan penuh makna kebaikan.

Kata-Kata Imam Syafii : Tentang Kehidupan

ilustrasi sholat

1. "Jika terdapat banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, maka mulailah dari yang terpenting dan mendesak."

2. "Barangsiapa mengadu domba untuk kepentinganmu, maka dia akan mengadu domba dirimu. Dan barangsiapa menyampaikan fitnah kepadamu, maka ia akan memfitnahmu."

3. "Jika ada seorang yang ingin menjual dunia ini kepadaku dengan nilai harga sekeping roti, niscaya aku tidak akan membelinya."

4. "Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya."

5. "Manusia yang paling tinggi kedudukannya adalah mereka yang tidak melihat kedudukan dirinya, dan manusia yang paling banyak memiliki kelebihan adalah mereka yang tidak melihat kelebihan dirinya."

6. "Pekerjaan terberat itu ada tiga: Sikap dermawan di saat keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti."

7. "Pilar kepemimpinan itu ada lima: Perkataan yang benar; Menyimpan rahasia; Menepati janji; Senantiasa memberi nasehat; Menunaikan amanah."

8. "Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama, tiada kemakmuran yang lestari."

Kata-Kata Imam Syafii : Bermakna Bijak

9. "Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada, maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan."

10. "Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tak berguna."

11. "Berapa banyak orang yang telah berbuat kebajikan kepadamu yang membuatmu terbelenggu dengannya, dan berapa banyak orang yang memperlakukanmu dengan kasar dan ia memberi kebebasan kepadamu."

12. "Biarlah mereka bersikap bodoh dan menghina, dan tetaplah kita bersikap santun. Gaharu akan semakin wangi ketika disulut api."

13. "Jadikanlah diam sebagai sarana atas pembicaraanmu, dan tentukan sikap dengan berfikir."

14. "Menghindarkan telinga dari mendengar hal-hal yang tidak baik merupakan suatu keharusan, sebagaimana seseorang mensucikan tutur katanya dari ungkapan buruk."

15. "Sebesar-besar aib (keburukan) adalah kamu mengira keburukan orang lain sedangkan keburukan itu terdapat dalam diri kamu sendiri."

16. "Silakan hina diriku sepuas kalian, aku akan tetap diam saja. Bukannya aku tidak punya jawaban, tapi singa selalu tidak akan membalas gonggongan anjing."

17. "Terlalu keras dan menutup diri terhadap orang lain akan mendatangkan musuh, dan terlalu terbuka juga akan mendatangkan kawan yang tidak baik. Maka posisikan dirimu di antara keduanya."

Kata-Kata Imam Syafii : Tentang Nilai Ketuhanan

ilustrasi sholat dhuha

18. "Sebagaimana Tuhanmu telah mencukupkan rezekimu di hari kemarin, maka jangan khawatirkan rezekimu untuk esok hari."

19. "Bumi Allah amatlah luas, namun suatu saat apabila takdir sudah datang angkasapun serasa sempit."

20. "Doa di saat tahajud adalah umpama anak panah yang melesat tepat mengenai sasaran."

21. "Dosa-dosaku kelihatan terlalu besar buatku, tapi setelah kubandingkan dengan keampunanMu, ternyata keampunanMu jauh lebih besar."

22. "Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Karena itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."

23. "Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu."

24. "Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Kalau dia berani meninggalkan Allah, apalagi meninggalkan kamu."

25. "Jika semua orang menjauh ketika engkau mendapat kesulitan, maka ketahuilah bahwa Allah SWT ingin membuatmu kuat dan Ia akan menjadi penolongmu."

26. "Kebaikan itu ada di lima perkara: kekayaan hati; bersabar atas kejelekan orang lain; mengais rezeki yang halal; taqwa; dan yakin akan janji Allah SWT"

27. "Perbanyakkan menyebut Allah daripada menyebut makhluk. Perbanyakkan menyebut akhirat daripada menyebut dunia."

28. "Sebaik-baik harta simpanan adalah taqwa, dan sejelek-jeleknya adalah sikap permusuhan."

29. "Siapa yang menginginkan husnul khotimah di penghujung umurnya, hendaknya ia berprasangka baik kepada manusia."

Kata-Kata Imam Syafii : Tentang Ilmu

30. "Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan"

31. "Ilmu itu seperti air. Jika ia tidak bergerak, maka ia akan menjadi keruh lalu membusuk"

32. "Aku mampu berhujah dengan 10 orang berilmu, tapi aku akan kalah pada satu orang yang jahil (bodoh) karena ia tidak tahu akan landasan ilmu."

33. "Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi engkau dengan ilmu."

34. "Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya."

35. "Betapa aku senang, jika semua ilmu yang aku ketahui dimengerti oleh semua orang. Maka dengannya aku mendapat pahala, meskipun mereka tidak memujiku."

36. "Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat."

37. "Orang yang berilmu dan beradab, tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu, merantaulah ke negeri orang."

38. "Orang yang mengkaji ilmu faraid dan sampai pada puncaknya, maka akan tampil sebagai sosok orang yang ahli berhitung. Adapun ilmu hadits, itu akan tampak nilai keberkahan dan kebaikannya pada saat tutup usia. Adapun ilmu fiqih, itu merupakan ilmu yang berlaku untuk semua kalangan baik muda maupun yang tua, karena fiqih merupakan dasar dari segala ilmu."

39. "Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena sulitnya ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran."

40. "Siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu."

Kata-Kata Imam Syafii : Penuh Pelajaran

ilustrasi sholat dhuha

41. Bis alzaadi 'iilaa almaead aleudwan ealaa aleabad.“ Bekal paling merugikan untuk di bawa ke akhirat adalah permusuhan.”

42. " Doa di saat tahajud adalah umpama anak panah yang melesat tepat mengenai sasaran."

43. " Silakan hina diriku sepuas kalian, aku akan tetap diam saja. Bukannya aku tidak punya jawaban, tapi singa tidak akan membalas gonggongan anjing."

44. “ Singa jika tidak keluar dari sarangnya, ia tidak akan mendapatkan makanan. Begitu juga dengan anak panah, jika tidak meluncur dari busurnya, anak panah tersebut tidak akan mengenai sasaran.”

45. " Biarlah mereka bersikap bodoh dan menghina, dan tetaplah kita bersikap santun. Gaharu akan semakin wangi ketika disulut api."

46. " Engkau takkan mampu menyenangkan semua orang. Karena itu, cukup bagimu memperbaiki hubunganmu dengan Allah, dan jangan terlalu peduli dengan penilaian manusia."

47. " Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih hidup, tapi seakan mereka orang mati yang tak berguna."

48. " Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu."

49. min adaiaa 'anah jami’ bayn hubi aldunya wahaba khaliqiha fi qalbih faqad kadhab“ Barangsiapa mengaku dapat menggabungkan dua cinta dalam hatinya, yaitu cinta dunia sekaligus cinta Allah, maka dia telah berdusta.”

50. Ashabi sayuthqil albadn, wayuqsi alqulba, wayuzil alfatanata, wayujlib alnuwma, wayadoif ‘an al’aibada“ Kekenyangan dapat memberatkan badan, mengeraskan hati, mengusir kecerdasan, mengundang tidur dan melemahkan semangat ibadah”

Kata-Kata Imam Syafii : Bermakna Kebaikan

51. “ Dirimu menganggap bahwa kamu tidak lebih dari sebuah badan, sesungguhnya di

dalam dirimu ada sesuatu yang lebih besar dari Semesta.”52. “ Pilar kepemimpinan itu ada lima: perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji, senantiasa memberi nasihat dan menunaikan amanah.”

53. “ Takabur (sombong) adalah akhlak tercela.”

54. “ Ketahuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga akan hilang dan hancur, maka perbanyaklah perbuatan baik dan jangan terlalu banyak berangan-angan.”

55. “ Kedermawanan dan kemuliaan adalah dua hal yang dapat menutupi aib.”

56. “ Pekerjaan terberat itu ada tiga: Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit, menjauhi dosa di kala sendiri, berkata benar di hadapan orang yang ditakuti. ”

57. “ Kesabaran merupakan akhlak mulia, yang dengannya setiap orang dapat menghalau segala rintangan.”

58. “ Marahnya orang yang mulia bisa terlihat dari sikapnya, dan marahnya orang yang bodoh terlihat dari ucapan lisannya.”

59. “ Kenyang itu akan membuat badan jadi berat, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan ibadah.”

60. “ Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.”

Keteladanan Imam Syafii

Imam Syafi'i, salah seorang ulama dan tokoh penting dalam sejarah perkembangan ilmu agama Islam, memiliki banyak keistimewaan yang membuatnya menjadi teladan bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa keistimewaan Imam Syafi'i:

1. Pemahaman yang Luas

Salah satu keistimewaan Imam Syafi'i adalah pemahamannya yang luas terhadap ilmu agama Islam. Beliau dikenal sebagai seorang ulama yang ahli dalam hukum Islam (fiqh), hadis, dan juga tafsir Al-Quran. Pemahamannya yang mendalam dan komprehensif tentang ajaran agama membuatnya menjadi otoritas yang dihormati di kalangan umat Muslim.

2. Konsistensi dan Ketegasan

Imam Syafi'i terkenal karena konsistensinya dalam menjaga prinsip dan keyakinannya. Ia tidak mengubah pandangan atau fatwa hanya untuk menyenangkan pihak-pihak tertentu. Ketegasannya dalam menerapkan hukum agama dan menegakkan keadilan membuatnya menjadi teladan bagi umat Muslim. Ia tak ragu untuk menyampaikan kebenaran, meskipun terkadang pandangan atau keputusannya tidak populer di kalangan tertentu.

3. Komitmen terhadap Sunnah

Imam Syafi'i sangat tekun dalam mengikuti dan meneladani Sunnah Rasulullah. Ia memandang Sunnah sebagai sumber hukum yang penting dan mengedepankan pemahaman yang berdasarkan ajaran yang ditransmisikan oleh Rasulullah. Komitmen ini membuatnya menjadi teladan bagi umat Muslim dalam mengamalkan agama dengan sungguh-sungguh.

4. Kecintaan pada Ilmu

Imam Syafi'i adalah seorang pencinta ilmu yang tak pernah berhenti belajar sepanjang hayatnya. Ia selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuannya dan berdiskusi dengan para ulama serta cendekiawan lainnya. Sikap ini menginspirasi umat Muslim untuk menghargai pentingnya ilmu dan terus menerus meningkatkan pengetahuan agama.

5. Rasa Keadilan dan Toleransi

Imam Syafi'i memiliki sifat inklusif dan menghargai perbedaan pendapat dalam agama. Ia tidak memaksakan pandangannya kepada orang lain dan mampu mengakomodasi variasi dalam pemahaman keagamaan. Sikap toleransinya ini menjadi teladan bagi umat Muslim dalam menghormati perbedaan dan memelihara kerukunan dalam masyarakat. (mdk/ayi)