7 Mitos Kehamilan yang Sering Dipercaya, Ini Penjelasan Faktanya
Terdapat berbagai mitos kehamilan yang sering dipercaya tanpa adanya penjelasan ilmiah.
Di masyarakat, sering kali terdengar berbagai anggapan tentang kehamilan. Mulai dari ibu hamil tidak boleh minum kopi, bentuk perut menandakan jenis kelamin janin, ibu hamil harus makan dua kali lipat, hingga tidak boleh berhubungan seksual selama hamil.
Sebagian dari Anda mungkin tidak asing dengan beberapa anggapan tersebut. Namun tahukah Anda bahwa anggapan-anggapan ini sebagian besar adalah mitos yang tidak berdasar. Agar tidak terus berkembang, maka penting untuk dipahami penjelasan fakta dari mitos kehamilan tersebut.
-
Gimana mitos ini mempengaruhi kehamilan? Kepercayaan ini menyarankan bahwa mencukur bulu kemaluan selama masa kehamilan bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan ibu dan bayi.
-
Apa itu mitos membatin saat hamil? Mitos tentang 'membatin' atau memikirkan orang lain saat hamil adalah bagian dari kepercayaan dan tradisi yang beragam di Indonesia.
-
Mitos apa tentang hubungan intim di kehamilan? Beberapa orang menyebut, jika ibu hamil dilarang melakukan hubungan intim dengan suami.
-
Kenapa mitos gerhana bulan untuk ibu hamil banyak dipercaya? Ada beberapa alasan mengapa mitos gerhana bulan masih dipercayai oleh beberapa orang, di antaranya adalah: Kurangnya pengetahuan ilmiah. Banyak orang yang tidak mengetahui atau memahami penyebab dan proses gerhana bulan secara ilmiah. Mereka lebih mudah percaya pada penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan keyakinan mereka.
-
Kenapa mitos tentang berolahraga saat hamil masih dipercaya? Banyak orang yang masih percaya bahwa ibu hamil tidak boleh berolahraga karena dianggap berbahaya bagi janin.
-
Kenapa mitos mimpi hamil populer? Mimpi hamil seringkali dianggap memiliki signifikansi mendalam yang mencerminkan aspek-aspek tertentu dalam kehidupan seseorang. Mimpi hamil bisa diartikan sebagai representasi dari harapan, ambisi, atau perubahan besar yang mungkin terjadi dalam kehidupan seseorang.
Berikut, kami rangkum berbagai penjelasan tentang mitos kehamilan yang berkembang di masyarakat, bisa disimak.
1. Tidak boleh berhubungan seks saat hamil
Mitos kehamilan yang pertama yaitu tentang hubungan seksual saat hamil. Mitos yang menyebutkan bahwa saat hamil tidak boleh berhubungan seksual dengan pasangan adalah salah satu kepercayaan yang masih banyak beredar di masyarakat. Mitos ini sering kali dikaitkan dengan kekhawatiran bahwa aktivitas seksual dapat membahayakan janin, menyebabkan keguguran, atau mengganggu perkembangan bayi di dalam kandungan.
Namun, mitos ini tidak benar. Secara medis, selama kehamilan berlangsung normal dan tidak ada komplikasi tertentu seperti pendarahan, masalah pada plasenta, atau riwayat kelahiran prematur, berhubungan seksual dengan pasangan adalah aman. Janin berada dalam rahim yang terlindungi oleh cairan ketuban, dinding rahim yang kuat, serta lendir tebal yang menutup leher rahim, sehingga aktivitas seksual tidak akan mengganggu perkembangannya.
Bahkan, berhubungan seksual saat hamil dapat memberikan manfaat bagi ibu hamil, seperti meningkatkan ikatan emosional dengan pasangan, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental. Namun, jika ada kondisi tertentu yang mengharuskan ibu hamil untuk menghindari hubungan seksual, dokter biasanya akan memberikan saran yang tepat.
2. Tidak boleh berolahraga saat hamil
Mitos kehamilan yang kedua yaitu tentang anjuran olahraga. Mitos yang menyebutkan bahwa ibu hamil tidak boleh olahraga adalah kesalahpahaman yang masih sering ditemui. Banyak yang percaya bahwa olahraga dapat membahayakan janin atau menyebabkan komplikasi kehamilan, namun kenyataannya, olahraga justru sangat bermanfaat bagi ibu hamil.
Dengan olahraga yang tepat, ibu hamil dapat meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi risiko komplikasi seperti preeklampsia dan diabetes gestasional, serta memperkuat otot untuk persiapan persalinan. Olahraga juga membantu menjaga kesehatan mental dan mengurangi stres. Tentu saja, jenis dan intensitas olahraga perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing, dan sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanannya.
3. Bentuk perut ibu hamil menandakan jenis kelamin janin
Mitos kehamilan yang ketiga yaitu berhubungan dengan bentuk perut dan jenis kelamin. Mitos yang menyebutkan bahwa bentuk perut ibu hamil dapat menandakan jenis kelamin janin dalam kandungan masih sering dipercaya masyarakat. Seperti perut yang lebih membuncit ke depan berarti bayi laki-laki dan perut yang lebih melebar berarti bayi perempuan, adalah kepercayaan yang tidak berdasar secara ilmiah.
Faktanya, bentuk dan ukuran perut ibu hamil dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti postur tubuh, jumlah kehamilan sebelumnya, posisi janin, serta otot dan jaringan di sekitar rahim. Jenis kelamin janin tidak bisa ditentukan hanya dari bentuk perut, melainkan melalui pemeriksaan medis seperti ultrasonografi (USG). Oleh karena itu, penting untuk tidak mengandalkan mitos ini dan selalu merujuk pada informasi medis yang akurat.
4. Ibu hamil harus makan porsi dua kali lipat
Mitos kehamilan yang keempat yaitu tentang anjuran makan. Mitos bahwa ibu hamil harus makan porsi dua kali lipat karena "makan untuk dua orang" adalah kesalahpahaman yang masih sering dipercaya. Meskipun kebutuhan kalori ibu hamil meningkat, terutama pada trimester kedua dan ketiga, ini bukan berarti harus makan dua kali lebih banyak.
Faktanya, ibu hamil hanya membutuhkan tambahan sekitar 300-500 kalori per hari, tergantung pada tahap kehamilan dan aktivitas fisik. Yang lebih penting adalah kualitas makanan, bukan kuantitasnya. Ibu hamil sebaiknya fokus pada asupan gizi yang seimbang, dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, protein, serta vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan janin.
5. Tidak boleh minum kopi selama hamil
Mitos kehamilan selanjutnya yaitu tentang larangan minum kopi. Mitos yang menyebutkan bahwa ibu hamil tidak boleh minum kopi adalah salah kaprah yang perlu diluruskan. Sementara kafein dalam kopi memang dapat menembus plasenta dan memengaruhi janin, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah moderat, yaitu hingga 200-300 mg per hari (sekitar 1-2 cangkir kopi), umumnya dianggap aman selama kehamilan.
Konsumsi kafein yang berlebihan dapat berisiko menyebabkan masalah seperti keguguran atau pertumbuhan janin yang terhambat, tetapi ini bisa dihindari dengan membatasi asupan kafein dan memperhatikan sumber kafein lain dalam diet sehari-hari. Selalu penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai konsumsi kafein yang aman sesuai dengan kondisi kehamilan masing-masing.
6. Tidak boleh mewarnai rambut selama hamil
Mitos kehamilan berikutnya yaitu larangan mewarnai rambut. Mitos yang menyebutkan bahwa ibu hamil tidak boleh mewarnai rambut selama kehamilan adalah kepercayaan yang tidak sepenuhnya benar. Meskipun ada kekhawatiran bahwa bahan kimia dalam pewarna rambut dapat membahayakan janin, penelitian menunjukkan bahwa paparan zat kimia dari pewarna rambut pada kulit kepala sangat minim dan umumnya tidak berisiko bagi kesehatan janin.
Untuk mengurangi potensi risiko, ibu hamil dapat memilih produk pewarna yang lebih aman, seperti yang berbahan dasar alami atau bebas amonia, serta memastikan ventilasi yang baik saat mewarnai rambut. Konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan juga bisa membantu memastikan bahwa penggunaan pewarna rambut dilakukan dengan cara yang aman.
7. Tidak boleh berdekatan dengan kucing selama hamil
Mitos kehamilan yang terakhit yaitu larangan berdekatan dengan kucng. Mitos yang mengatakan bahwa ibu hamil tidak boleh berdekatan dengan kucing selama kehamilan adalah kekhawatiran yang tidak sepenuhnya beralasan. Sumber utama risiko dari kucing adalah parasit bernama Toxoplasma gondii, yang dapat menyebabkan infeksi toksoplasmosis jika kucing terpapar kotoran yang terkontaminasi.
Namun, risiko ini dapat diminimalisir dengan menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan kotoran kucing. Ibu hamil masih dapat memelihara kucing dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, seperti memastikan kucing tidak berada di sekitar area tidur dan meminta bantuan orang lain untuk membersihkan kotak kotoran. Selalu cuci tangan dengan baik setelah berinteraksi dengan kucing dan konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai pencegahan toksoplasmosis.