Cerita Usaha Rambut Palsu di Purbalingga, Bahan Baku dari Rambut Asli dan Diincar Pasar Eropa
Usaha itu turut membantu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar

Usaha itu turut membantu membuka lapangan kerja bagi warga sekitar

Cerita Usaha Rambut Palsu di Purbalingga, Bahan Baku dari Rambut Asli dan Diincar Pasar Eropa
Usaha rambut palsu belum menjadi peluang usaha yang banyak dilirik pengusaha Indonesia dewasa ini. Padahal produk ini menjadi incaran di negara lain. Salah satu sentra pembuatan rambut palsu di Indonesia ternyata ada di Purbalingga, Jawa Tengah.

Dikutip dari Liputan6.com, rambut palsu atau wig dengan kualitas terbaik memang disarankan dibuat dengan bahan baku rambut manusia. Negara-negara mode seperti Italia kerap meminta rambut bekas potong dari negara-negara Asia seperti Indonesia dengan alasan rambut Asia berwarna hitam.

Hal itu dibenarkan oleh Adrianus Widya Krisnadi, pria asal Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga. Di kampung halamannya, pria yang akrab disapa Krisna itu mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi rambut palsu. Nama perusahaannyae PT. Bejana Cita Settara (PT BCS).

Krisna bercerita, pada awalnya ia terjun ke dunia bisnis sebagai trader. Saat itu ia punya klien yang minta dikirim sampel rambut.
Pada Agustus 2020, Krisna mengirim beberapa sampel rambut ke Italia. Sejak saat itu pesanannya terus bertambah.
Kebutuhannya semakin banyak. Setiap bulan ia bisa memproduksi hingga 2 ton rambut palsu.
Lebih lanjut, Krisna menjelaskan bahwa pasar Eropa menyukai rambut Indonesia karena karakteristiknya yang bagus untuk diwarnai.
Sebelum dikirim ke luar negeri, rambut akan lebih dulu diolah dengan cara diuraikan, disisir, dicuci, dan dikemas ulang.
“Jadi nanti bahan baku ini akan mereka warnai kemudian dijadikan wig atau ekstention rambut. Kemudian dijual ke beberapa negara seperti Amerika, Spanyol, dan ada juga yang ke Jerman,” kata Krisna dikutip dari Liputan6.com pada Senin (20/11).
Keberhasilan PT BCS dalam menjalankan usaha rambut palsu telah memberi manfaat langsung pada masyarakat sekitar.
Lapangan kerja terbuka dan hal ini membuat perekonomian warga sekitar terangkat. Krisna mengaku pihaknya selalu berusaha memberikan upah yang layak bagi para karyawannya.
“Perusahaan saat ini sudah mempekerjakan 80 pekerja. Kami juga membuat plasma di desa-desa dengan lebih dari 200 pekerja,” kata Krisna.
Berpengaruh Besar
Sasti, salah seorang pekerja wanita dari Desa Karangjambe, mengaku penghasilan dari kerja di PT BCS bisa membantu perekonomian keluarga dan menyekolahkan anaknya. Bahkan ia mengetahui, penghasilannya saat ini lebih dari cukup.
Sama halnya dengan Sukri. Pria yang sehari-hari bertugas mencuci rambut itu merasa betah bekerja di PT BCS. Dia berharap perusahaannya tersebut terus berkembang sehingga bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar.
“Banyak terbantu sekali. Karena di sini kan upahnya agak lumayan. Kalau siang di sini juga ada jatah makan. Harapannya perusahaan ini tambah maju sehingga perekonomian masyarakat sekitar ikut terbantu,” kata Sukri.