Barang Rongsokan Bisa Bawa Pria Ini Jadi Orang Kaya, Hingga Buka Kafe di Pantura
Fokus dan konsisten bisa membantu Anda dalam mengejar impian dan cita-cita.
Fokus dan konsisten bisa membantu Anda dalam mengejar impian dan cita-cita.
Barang Rongsokan Bisa Bawa Pria Ini Jadi Orang Kaya, Hingga Buka Kafe di Pantura
Berawal dari barang rongsok, Pradita Aditya bisa berkembang menjadi bos besi dan stainless, hingga mendirikan kafe "kekinian" di jalur Pantai Utara (Pantura).
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Pradita bercerita insting bisnisnya sudah muncul sejak IA duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jiwa wirausaha barangkali temurun dari orang tua Pradita, ayahnya adalah seorang nelayan, dan ibunya pedagang.Satu waktu, celana ukuran 3/4 menjadi tren remaja. Pradita bertanya kepada teman-temannya harga celana tersebut. Ketika mengetahui harganya, Pradita terpekur, sebab harga celana yang dijual di Lamongan lebih mahal dibandingkan di Surabaya.
"Saat ke Surabaya, teman-teman saya nitip celana itu, saya belikan di Surabaya, kemudian saya bawa ke Lamongan dan saya jual dapat untung Alhamdulillah," kata Pradita dikutip Kamis (16/11).
Karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, ibu dari Pradita menulis surat yang menyampaikan bahwa dia harus pulang lebih dahulu ke Lamongan, sementara Pradita harus tetap di Surabaya.
Meski sempat menangis karena ditinggal sang ibu ke Lamongan, Pradita pantang menyerah, jiwa bisnisnya tak pernah padam. Saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Pradita memulai untuk merintis bisnis besi loak, dan berbagai macam barang rongsokan.
Awalnya, orang tua Pradita menolak bisnis tersebut. Keduanya meminta agar Pradita fokus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tak ingin membantah harapan orang tua, Pradita melanjutkan pendidikan ke Universitas Airlangga sebagai mahasiswa Fakultas Hukum.
Di satu sisi, Pradita tak bisa memupus adanya menjadi seorang pebisnis.
Dia kembali merajuk agar orang tuanya mendukung usahanya. Orang tua Pradita pun akhirnya luluh, bahkan memberikan modal untuk Pradita kembali berbisnis barang rongsok dan besi tua.
Bisnis rongsokan yang dijalankan Pradita bersama rekannya yang berusia lebih dewasa, berjalan lancar 2 tahun. Namun, di tahun kedua masalah mulai terjadi hingga akhirnya bisnis Pradita bangkrut. Dia mengalami kerugian sekitar Rp80 juta."Saya kan juga sempat dimarahi sama Bapak, Ibu juga nangis karena uang itu kan uang yang diterima kepengennya saya berhasil ya ternyata Allah berkehendak lain," ucapnya.
Di masa itu, orang tua Pradita mendesak agar Pradita fokus untuk kuliah dibanding merintis sebuah bisnis. Kali ini, Pradita benar-benar patuh.
Setelah lulus dari Fakultas Hukum, dan telah disumpah sebagai pengacara, asa bisnis Pradita kembali muncul. Dia ingin kembali mengulang bisnis rongsokan. Keinginan membangun usaha kembali diutarakan Pradita kepada orang tuanya.
Kali ini orang tuanya mendukung penuh. Kedua orang tua Pradita tidak jerat memberi modal. Kali ini, Pradita bertekad bahwa modal yang disokong orang tuanya merupakan dukungan terakhir.
Usaha rongsokan dan besi Pradita berjalan cukup lambat. Tak putus ada, dia mengevaluasi hingga mencari kekurangan yang terjadi pada bisnisnya saat itu.
Di tahun ketiga, bisnis besi dan rongsokannya mulai berjalan positif dan mulai menghasilkan profit. Namun, Pradita berkomitmen profit tersebut tidak akan dibiarkan dan dibiarkan menggulung untuk diversifikasi bisnis.
Hingga 2017-2018, profit yang didapat dari bisnis rongsokan menyentuh angka miliaran rupiah. Pradita dan rekan bisnisnya kebingungan mengatur uang segar tersebut. Dia kemudian merekrut perencana keuangan agar tidak lagi kesalahan yang pernah dialami Pradita di bisnis pertama.
Hingga satu waktu, Pradita merasa bisnis besi dan rongsokannya sudah cukup mapan, dan melakukan diversifikasi bisnis menjadi langkah tepat.
"Seiring waktu saya mulai melirik bisnis yang lain, saya lihat di Pantura ini kan kita punya laut tapi belum ada kafe yang representative harga, yang warung kopi tempatnya yang bisa view laut, ada playground, akhirnya saya bisa membuka tenan-tenan yang di mana tenan-tenan itu adalah orang sekitar jadi dari konsep dasar itu akhirnya saya buka Holaa," ujarnya.
Keputusan Pradita mendirikan kafe merupakan langkah tepat. Sejak Holaa berdiri pada tahun 2018, kafe tersebut tak pernah sepi pengunjung. Omset yang diraup kafe tersebut dapat menembus puluhan juta per hari.