Kisah Mantan Kontraktor Tambang Sukses Jualan Bakso Modal Rp120 Ribu, Utang Rp2 Miliar Lunas
Menurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
Menurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
Kisah Mantan Kontraktor Tambang Sukses Jualan Bakso Modal Rp120 Ribu, Utang Rp2 Miliar Lunas
Bisnis bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Apalagi, mengalami kerugian dalam bisnis adalah hal yang sudah lumrah dialami. Hal ini tinggal bagaimana cara setiap orang mengatasinya. Ada yang menyerah, ada yang terus mencoba sampai berhasil.
Seperti kisah penjual bakso bernama Dwi Rizky Setiawan. Awalnya, ia pernah pailit dan memiliki hutang hingga Rp2 miliar. Namun ia berhasil bangkit dengan membangun bisnis modal Rp120 ribu.
Sosok Dwi Rizky Setiawan
Inilah sosok Dwi Rizky Setiawan, kontraktor tambang yang banting setir jadi penjual bakso. Sebelum menjadi penjual bakso, ia pernah mengalami bangkrut pada usahanya yang pertama.
Bahkan kerugiannya mencapai angkar hampir Rp 2 miliar. Saking susahnya, dalam beberapa minggu ia hanya mampu membeli beras dan bawang untuk makan keluarganya.
"Kita tu dulu pailit di usaha pertama. Itu minusnya sampai hampir mau Rp2 miliar. Dulu kita kontraktor di tambang. Sampai enggak bisa makan. Masa itu sampai beberapa minggu cuma bisa beli beras sama bawang. Jadi tiap hari makan nasi goreng biar ada rasa-rasane. Itu berjalan sampe beberapa minggu," ujarnya.
youtube.com
Berawal dari Facebook
Idenya berjualan bakso awalnya muncul saat ia membuka Facebook. Saat itu, ia melihat banyak sekali orang-orang yang ingin membeli adonan untuk bakso. Dari situlah ia mencoba peruntungannya untuk berjualan adonan bakso. Berjalan sesuai rencana, ia pun menyewa tempat untuk tempat berkumpul para agen yang bekerja sama dengannya.
YouTube
Tak Berjalan Mulus
Namun ternyata, jalan mereka tak semulus itu. Beberapa tahun lalu, baso aci menjadi salah satu makanan yang naik daun. Sebagai orang Malang yang tidak biasa makan baso aci, akhirnya muncullah ide untuk membuat bakso Malang kemasan yang bisa dinikmati siapa saja dan di mana saja.
Tak punya budget untuk promosi, awalnya ia hanya menjualnya lewat Facebook. Ia mempromosikan dengan mengunggah di berbagai grup Facebook.
YouTube
Banjir Pesanan
Singkatnya, seseorang datang mengajak kerja sama. Ia ingin menjual bakso miliknya ini di luar negeri, tepatnya Hong Kong. Awalnya hanya ambil sedikit, siapa sangka ia kebanjiran pesanan dari sini.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk membuka warung bakso dan toko oleh-oleh. Terinspirasi dari salah satu warung bakso di Jakarta yang menjual seporsi bakso dengan harga Rp2 ribu, ia pun mulai menjual bakso dengan harga yang sama. Pernah merasakan susah hingga tak punya uang sama sekali, ia berharap orang-orang yang tak punya juga bisa bisa mencoba bakso miliknya.
YouTube
Tak berhenti di situ, ia akhirnya membuat frozen food untuk bakso Malangnya ini. Tak hanya bakso, bakso kemasan ini berisi lengkap mulai sambal hingga kuah kaldunya.
Berkat Doa Orang Tua
Menurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
"Ini yang kita rasakan ya karena doa orang tua. Jadi di usaha yang sebelumnya itu kita jatuh karena orang tua ini kayak nggak ridho. Padahal itu yang kita katakan proyek besar pasti kan untungnya besar. Harusnya kalau secara matematika gitu. Malah nggak, malah yang kita anggap kecil malah yang menolong kita dari utang hampir Rp2 miliar itu. Kayake doa orang tua," ujarnya.
YouTube
Riba
Selain doa orang tua, ia menduga kegagalan usaha pertamanya karena riba. Usai melunasi utang, ia memulai usaha baksonya tanpa riba. Meski tidak mudah, ia merasa kini Tuhan memberikannya rezeki yang sangat banyak.
YouTube
Modal Rp120 Ribu
"Kita lihat pas di bakso ini alhamdulillah beliau ini support banget. Sampai pertama kali kita ke pasar, itu sama ibu. Dulu bawa uang Rp70 ribu untuk bikin adonan, ternyata enggak jadi adonan bakso malah jadinya adonan aci. Terus kita pinjem duit Rp50 ribu sama ibu, jadi total modal awal kita waktu itu Rp120 ribu," ujarnya.
Perlakukan Orang Tua Seperti Raja
"Yang sering saya lakukan itu, kan ada yang bilang perlakukan orang tuamu seperti raja. Saya itu pernah naik mobil cuma bertiga sama ayah ibu, ayah ibu saya, saya suruh duduk di belakang. Jadi saya di depan yang pegang kemudi, saya nyetir. Jadi kayak hal-hal kecil itu saya terapkan. Itu bener-bener saya lakukan. Sebisa mungkin kita kasih lebih sama orang tua jangan sampai kebutuhan orang tua itu kurang," ujarnya.