Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah
Wahana itu digemari karena cocok dengan anak-anak. Bahkan banyak pengunjung wahana itu yang datang dari luar kota.
Wahana itu digemari karena cocok dengan anak-anak. Bahkan banyak pengunjung wahana itu yang datang dari luar kota.
Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah
Masa liburan sekolah menjadi momen yang paling ditunggu bagi anak. Di saat itu para orang tua bisa mengajak anak untuk liburan bersama ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Di Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas, Klaten, ada wahana kereta api mini yang berada di tengah sawah.
Wahana wisata itu dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Tirtomarto dengan memanfaatkan lahan tidak produktif dan lahan pertanian sawah.
-
Dimana warga mengolah sampah menjadi batu bara? Kegiatan ini dilakukan guna mengurangi penumpukan di tengah kondisi darurat sampah yang dialami Kota Bandung.
-
Apa yang menarik dari Waduk Kebon Melati? Menariknya, dari salah satu tempat duduk, pemandangan gedung-gedung menjulang bisa terlihat dengan jelas. Di sini, pemandangan Kota Jakarta serasa New York di Amerika sana.
-
Bagaimana menikmati keindahan sawah di Ketapanrame? Untuk merasakan keindahan di tiap hijaunya sawah, pengunjung bisa menaiki kereta mungil lucu untuk mengelilingi area persawahan tersebut.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Kenapa Kampung Melayu Semarang jadi tempat wisata? Dikutip dari Semarangkota.go.id, Kampung Melayu Semarang merupakan area wisata perkampungan yang menawarkan nilai sejarah dan religi bagi para pengunjung yang berwisata di area tersebut.
-
Di mana sampah plastik mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Wahana wisata kereta api di tengah sawah itu memiliki panjang lintasan mencapai 150 meter. Pengunjung pun cukup merogoh kocek Rp10 ribu per orang. Dengan tarif itu, penumpang kereta api mendapatkan jatah dua kali putaran. Wahana itu memang digemari karena cocok dengan anak-anak.
“Anak-anak kan jadi senang. Ada kolamnya. Di tengah sawah ini kan agak jarang. Momen kayak gini langka. Biasanya kereta kelinci seperti itu aja di jalan aspal. Tapi kan kalau ini di pinggir sawah,” kata Rosyid, salah seorang pengunjung, dikutip dari kanal YouTube Liputan6.
Sebelumnya lahan tempat wahana tersebut merupakan lahan terbengkalai. Pihak desa pun akhirnya mencoba menata ulang lahan dan menyulapnya menjadi tempat wisata yang unik dan menarik.
Sebelumnya lahan itu sempat dikembangkan menjadi lahan pemancingan. Pada masa pandemi kolam itu cukup ramai. Namun setelah pandemi selesai, kolam pemancingan itu menjadi sepi.
“Akhirnya kita beralih pada wisata buatan seperti ini. Karena kita tidak punya sumber daya alam yang kita eksplor untuk menjadi tempat wisata,” kata Kades Tirtomarto, Agung Nugroho.
Rata-rata pengunjung yang datang ke tempat wisata kereta api lokal tersebut datang dari luar kota, seperti Yogyakarta dan Semarang. Pada hari-hari biasa, jumlah pengunjung bisa mencapai 300 orang. Namun saat liburan panjang, pengunjungnya bisa naik hingga 1.000 orang per hari.
Wahana wisata itu beroperasi dari jam 7 pagi hingga pukul 6 sore. Selain itu di sekitar lokasi juga disajikan beragam jenis makanan tradisional yang dapat disantap bersama keluarga.
Inovasi Desa Tirtomarto dalam menyulap lahan tidak produktif menjadi tempat wisata itu mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya Camat Cawas Moh Prihadi. Ia berharap berawal dari situ nantinya akan tumbuh wisata baru lain yang bisa menghidupkan UMKM sekitar.
“Ini merupakan ide luar biasa karena sebelumnya lahan kosong itu digunakan untuk hal bermanfaat,” kata Prihadi dikutip dari Klaten.go.id.