Inspiratif, Begini Cara Desa di Semarang Mengatasi Krisis Air Bersih
Sejak tahun 2014, warga di Desa Patemon sudah tidak lagi mengalami krisis air bersiih
Sejak tahun 2014, warga di Desa Patemon sudah tidak lagi mengalami krisis air bersiih
Inspiratif, Begini Cara Desa di Semarang Mengatasi Krisis Air Bersih
Musim kemarau yang panjang membuat krisis air bersih terjadi di banyak tempat. Bahkan di daerah-daerah tertentu, krisis air bersih hampir terjadi setiap tahun. Seolah masalah yang rutin terjadi ini tak pernah ketemu pemecahan masalahnya.
-
Bagaimana warga Desa Gempolrejo mengatasi krisis air bersih? Dengan begitu warga tak perlu jauh-jauh mengambil air bersih.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Apa yang dilakukan warga Desa Padasari untuk mendapatkan air bersih? Ribuan warga Desa Padasari, Kabupaten Tegal, terpaksa mengonsumsi kubangan air sungai untuk kebutuhan minum dan memasak.
-
Dimana warga Desa Karangrejo mendapatkan air bersih? Untuk hari-hari biasa kami menggunakan sumur bor Pamsimas. Untuk musim kemarau, mata air berkurang, sehingga efek dari mesin siber menjadi rusak,“
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
Namun sebuah desa di Semarang membuktikan bahwa keluar dari krisis air bersih bukan hal yang mustahil. Di tengah puncak musim kemarau September ini, Desa Patemon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang selamat dari krisis air bersih. Padahal pada masa silam krisis air bersih adalah bencana setiap tahun.
Walaupun sumur buatan di desa itu tidak mengalir deras seperti saat musim hujan, namun debit air lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan warga satu desa.
Tahun 2014 adalah titik balik bagi warga Desa Patemon keluar dari krisis air bersih. Mereka ramai-ramai membuat sumur resapan di sekitar mata air. Sumur resapan itu dibuat seluas 2x2 meter dengan kedalaman 2 meter. Bagian dasarnya diberi batu koral untuk membersihkan air.
Pada awalnya, tak sedikit warga yang menolak usulan pembuatan sumur resapan itu. Namun pada akhirnya mayoritas warga tetap bergerak karena merasakan begitu pahitnya krisis air bersih. Seiring kemarau datang setiap tahun, warga merasakan begitu besar kekuatan daya magis sumur resapan itu.
Saat ini Desa Patemon sudah memiliki sekitar 300 sumur resapan sehingga menjadi desa mandiri air bersih karena tidak pernah krisis air bersih saat kemarau datang.
“Di sini walaupun sudah musim kemarau seperti ini, tapi mata air di sekitar kita masih mengalir meskipun tidak seperti saat musim hujan. Jadi sebenarnya sumur resapan sangat penting untuk kelangsungan mata air yang ada di daerah kita,” kata Joko Waluyo, penggerak sumur resapan Desa Patemon.
Sumur resapan ternyata menjadi kunci mengatasi krisis air bersih. Warga mengaku selama kemarau, sumur galian tidak pernah kering karena mendapat pasokan dari sumur resapan.
“Dengan adanya sumur resapan ini, dampak positif terhadap sumur galian sangat luar biasa. Pertama, bisa memperbesar debit air di sumur galian, yang kedua stabilitas dari debit airnya bisa terjaga,” kata Budiyono, warga Desa Patemon.