Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih
Krisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.

Krisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.

Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih

Salah seorang warga Pati, Sulasmi, punya cara sendiri dalam menyiasati kekurangan air bersih. Ia menabung air di bak berukuran 2x1 meter. Air tersebut diperoleh dari sumur-sumur di tengah sawah.

Walau begitu, Sulasmi memperolehnya secara tidak mudah. Ia harus berjalan kaki sejauh 3 km untuk mendapatkan air. Jika beruntung ia mendapatkan bantuan air bersih, itupun ia harus berebutan dengan warga lain.

Menabung air menjadi pilihan paling realistis bagi Sulasmi. Pasalnya sudah sebulan sumur-sumur di Desa Ronggo, Kecamatan Jaten, Pati, mulai mengering akibat kemarau panjang.
Sumur di belakang rumah sebenarnya masih mengeluarkan air. Namun debitnya terus berkurang setiap harinya. “Kalau bak kamar mandi itu tiga hari. Kalau untuk masak kadang satu minggu. Ambil air biasanya di sumur-sumur sawah. jauh,” kata Sulasmi.

Krisis air bersih di Desa Ronggo semakin parah karena sumber air dari Pamsimas juga mengering. Upaya penyambungan air dari Waduk Randugunting sampai saat ini juga tak kunjung terealisasi.
“Dulu mau diambil dari Randugunting karena di sana ada sumber air. Sudah diukur juga. Tempatnya sudah saya kasih di PK itu. Sini ada Pamsimas tapi nggak mewadahi,”
kata Kepala Desa Ronggo, Sutrisno, dikutip dari YouTube Liputan6.
Sutrisno mengatakan akibat kemarau panjang ini, separuh jumlah warga di tempatnya terkena dampak krisis air. Tercatat ada 300 lebih kepala keluarga yang terdampak. Desa itu menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau tiba.
