Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masih Serumpun, Begini Sejarah Hubungan Komunitas Melayu dan Jawa di Malaysia

Masih Serumpun, Begini Sejarah Hubungan Komunitas Melayu dan Jawa di Malaysia Kuala Lumpur. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Di Kuala Lumpur, Malaysia, terdapat sebuah jalan bersejarah yang bernama Jalan Tun Perak. Namun, masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan nama “Jalan Jawa”, yang sebenarnya nama itu sudah diberikan sejak tahun 1889. Jalan ini termasuk jalan tertua di Kota Kuala Lumpur.

Sesuai namanya, jalan ini dulunya menjadi pusat aktivitas perdagangan komunitas orang Jawa. Dilansir dari ANTARA, adanya toponim nama jalan ini membuktikan bahwa komunitas Jawa sudah hadir sejak lama di Kuala Lumpur, Malaysia.

Bahkan dalam catatan pelayar Portugis, Eredia, menyebutkan setelah kekalahan Malaka dari Portugis pada tahun 1511, komunitas Jawa tetap diberi tempat oleh Portugis untuk melakukan aktivitas perdagangan di semenanjung. Bahkan sebenarnya antara orang Jawa dan Melayu berbicara bahasa yang sama seperti halnya pada penduduk di Pahang, Johor, Lingga, Patani, dan timur Sumatra.

Lalu sejauh mana hubungan antara kedua komunitas itu di masa lalu? Dan lantas apa yang membuat hubungan mereka sempat meregang?

Tidak Dibedakan

masjid nasional kuala lumpur

©cheme.utm.my

Sebelum Portugis datang, para pedagang dari Arab memanggil semua penduduk yang mendiami Nusantara dengan sebutan Orang Jawi. Mereka tidak membedakan mana Orang Melayu dan mana Orang Jawa.

Sementara itu, salah satu penulis Melayu, Syed Abdullah Hamid El-Edrus menggunakan istilah Dunia Melayu untuk komunitas muslim di Semenanjung Malaya. Dalam istilahnya, El-Edrus tidak membedakan mana yang Melayu dan Jawa.

Mendapatkan Tempat

Sementara itu Sejarawan Wang Gungwu menggambarkan Orang Jawa mendapatkan tempat khusus di hati Masyarakat Melayu di Malaysia.

Mereka mengakui Orang Jawa sebagai “imigran serumpun” karena memeluk kepercayaan yang sama dengan Orang Melayu yaitu Islam. Gaya berbicaranya pun tak jauh beda.

Sementara itu, Orang China dan India yang tinggal di Malaysia dianggap sebagai “imigran tak serumpun” karena mereka mempunyai latar belakang yang sepenuhnya berbeda.

Perceraian Jawa-Melayu

Namun, kini kondisinya berbeda. Orang Jawa tak pernah dianggap lagi menjadi bagian dari Melayu. Orang Melayu juga tak pernah menjadi bagian dari Nusantara. Dilansir dari ANTARA, perceraian ini dimulai sejak Inggris mengkolonialisasi wilayah Semenanjung Malaya.

Berdasarkan Perjanjian London 1824, Inggris setuju menyerahkan semua pusat perdagangannya di Sumatera dan tidak akan membuat perjanjian dengan pemimpin lokal. Sebaliknya, Belanda menyerahkan kawasan Semenanjung Malaya kepada Inggris dan tidak akan membuat perjanjian pada pemimpin lokal.

Perjanjian inilah yang dipercaya menggeser konteks dunia Melayu yang baru berdasarkan struktur identitas sipil dan teritorial versi kolonial.

Eksodus Imigran dari India dan China

Dilansir dari ANTARA, Inggris sengaja menciptakan rekayasa populasi dari masyarakat monoetnis menjadi masyarakat multietnis melalui aktivitas buruh perkebunan dan pertambangan. Mereka kemudian mendatangkan imigran dari China dan India untuk bekerja di dua sektor tersebut.

Sebenarnya Inggris juga mendatangkan imigran dari Jawa. Namun mulai abad ke-20, percobaan pengambilan buruh dari Jawa mulai menghadapi banyak masalah karena Belanda juga memerlukan tenaga mereka. Dalam waktu yang bersamaan, tepatnya antara tahun 1907-1936, terjadi lonjakan besar imigran dari China ke Malaysia sebanyak 708. 404 jiwa. Begitu pula dengan imigran India yang mengalami lonjakan sebanyak 73.538 jiwa.

Salah satu penyebab dominasi buruh India dan China adalah karena kinerja mereka disukai oleh pemerintah Inggris. Selain itu tenaga mereka murah namun memiliki daya juang. Sebaliknya, orang Melayu dan Jawa dianggap pemalas.

Komunitas Jawa di Malaysia

kuala lumpur

©2012 Merdeka.com

Perlahan, kehadiran Orang Jawa di Malaysia semakin dilupakan. Dunia Melayu hanya didefinisikan atas tiga ras besar yaitu Melayu, China, dan India. Walau begitu, peranakan Jawa tetap eksis dan diakui sebagai bagian orang Melayu di Malaysia.

Salah satunya adalah mantan wakil perdana menteri Zahid Hamidi, yang merupakan keturunan asli Jawa yang sukses di pemerintahan. Tak hanya itu, di wilayah Sabah, masih banyak keturunan Jawa yang memegang tampuk kepemimpinan di wilayahnya. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Kampung Jawa di Malaysia, Begini Asal Mulanya yang Ternyata Dibawa oleh Belanda
Ada Kampung Jawa di Malaysia, Begini Asal Mulanya yang Ternyata Dibawa oleh Belanda

Kampung Haji Baki jadi salah satu permukiman di Malaysia yang dihuni oleh orang Jawa

Baca Selengkapnya
Melihat Kehidupan Kampung Jawa di Malaysia, Masih Ada Tradisi Rewang
Melihat Kehidupan Kampung Jawa di Malaysia, Masih Ada Tradisi Rewang

Walaupun berada di negeri seberang, sehari-hari mereka berkomunikasi dengan bahasa Jawa

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Kalang di Era Kerajaan Jawa Kuno, Keturunannya Punya Jasa Besar buat NKRI
Mengenal Suku Kalang di Era Kerajaan Jawa Kuno, Keturunannya Punya Jasa Besar buat NKRI

Mengenal suku Kalang di Yogyakarta yang berjasa bagi NKRI.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kampung Jawa di Negeri Johor Malaysia, Bangga Lestarikan Budaya Tanah Leluhur
Mengunjungi Kampung Jawa di Negeri Johor Malaysia, Bangga Lestarikan Budaya Tanah Leluhur

Kesenian budaya Reog Ponorogo diwariskan secara turun-temurun di kampung ini.

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu
Fakta Unik Suku Rejang, Diyakini Jadi Penghuni Pertama di Bengkulu

Kelompok etnis yang berada di Tanah Rejang ini diakui sebagai salah satu penduduk asli Bengkulu pertama dan suku tertua.

Baca Selengkapnya
Inilah 5 Ras di Indonesia, Ketahui Ciri-Ciri dan Persebarannya
Inilah 5 Ras di Indonesia, Ketahui Ciri-Ciri dan Persebarannya

Berikut lima ras di Indonesia beserta ciri-ciri dan persebarannya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Cocos Island, Pulau Selatan Jawa Milik Australia yang Dihuni Warga Keturunan Indonesia
Mengenal Cocos Island, Pulau Selatan Jawa Milik Australia yang Dihuni Warga Keturunan Indonesia

Lantaran suatu hal, pulau ini lantas banyak dihuni oleh warga keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Melihat Jejak Etnis Tionghoa di Tanah Minang, Berawal dari Berdagang hingga Hidup Berbudaya dengan Masyarakat Lokal
Melihat Jejak Etnis Tionghoa di Tanah Minang, Berawal dari Berdagang hingga Hidup Berbudaya dengan Masyarakat Lokal

Kedatangan etnis Tionghoa ke daerah Minangkabau tentu saja tidak lepas dari aktivitas perdagangan di Nusantara. Mereka menetap lalu hidup berdampingan.

Baca Selengkapnya
Jejak Naga Suryakencana
Jejak Naga Suryakencana

Kawasan Suryakencana di Kota Bogor ini kaya akan multikultural

Baca Selengkapnya
Asal-usul Suku Akit, Penduduk Asli Provinsi Riau yang Mendiami Pulau Rupat
Asal-usul Suku Akit, Penduduk Asli Provinsi Riau yang Mendiami Pulau Rupat

Salah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.

Baca Selengkapnya
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit
6 Kerajaan Besar di Jawa Timur pada Masa Lalu, Mulai Kanjuruhan sampai Majapahit

Jawa Timur termasuk provinsi yang menyimpan bukti sejarah kerajaan-kerajaan besar di Tanah Air.

Baca Selengkapnya