Memulai Bisnis Tanpa Modal, UMKM Asal Bantul Laksa Idea Kini Sukses di Pasar Dunia
BRI mengapresiasi pelaku UMKM yang berhasil melakukan ekspor dan berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan usaha mereka.

Tidak semua awal yang sulit berujung pada kegagalan. Laksa Idea Home Decor adalah bukti bahwa keterpurukan bisa menjadi pintu bagi kebangkitan.
Terlahir dari kondisi krisis setelah sang pendiri, Misbakhul Munir (42) keluar dari pekerjaannya, brand ini tumbuh dengan semangat survival dan keyakinan bahwa ide bisa menjadi sumber kehidupan.
Perusahaan yang kini mengekspor produk ke Eropa dan Amerika Serikat ini bermula dari serba tidak punya; tidak ada modal, tidak ada tempat, dan bahkan tidak ada kepastian.
“Kami membangun sudah lama sejak tahun 2016, dari modal nggak ada. Tempat yang ‘gaib’, nggak ada sama sekali,” cerita Munir mengenang masa awalnya merintis usaha kepada merdeka.com pada Senin (3/3/2025).
Namun perjalanan tak berhenti di sana. Meski harus menumpang di showroom teman selama tiga bulan dan berpuasa tanpa proyek, satu demi satu keajaiban datang. Dari proyek setengah kontainer, kepercayaan mulai dibangun. Hingga kini, Laksa Idea berdiri di atas fondasi kuat; ketekunan, integritas, dan jejaring klien global.
Membangun dari Nol, Mengandalkan Relasi dan Reputasi

Pada 2016, Laksa Idea dibentuk. Kisah Laksa Idea bermula setelah Munir harus menghadapi kenyataan pahit. Setelah lebih dari 10 tahun, Munir keluar dari pekerjaannya dan harus meninggalkan posisinya sebagai manajer pengembangan di sebuah perusahaan home decor.
Dalam kondisi ekonomi keluarga yang mendesak, ia memutuskan untuk membangun usaha baru dengan sumber daya yang sangat terbatas. Tidak punya kantor, ia meminjam ruang dari showroom temannya.
Tidak ada proyek, ia menghubungi klien lamanya untuk memberi tahu bahwa ia memulai bisnis sendiri. Tapi bukan dengan cara “menggondol” relasi lama.
“Kami bilang bahwa keluar dari perusahaan lama secara baik-baik dan tidak ingin menggondol buyer,” cerita pria asal Demak itu ketika ditemui di showroom Laksa Idea Bantul.
Dalam tiga bulan pertama, tak satu pun proyek masuk. Namun kesabaran akhirnya terbayar ketika klien dari Arab Saudi memberi proyek pertama berupa setengah kontainer produk home decor. Tak lama, klien dari Amerika Serikat menyusul, dan proyek mulai berulang.
Momentum itu menjadi titik balik. Mereka mulai menyewa tempat kecil, lalu perlahan bisa merekrut tim produksi sendiri. Meski jatuh bangun, semangat itu tetap terjaga. Bahkan salah satu klien dari Riyadh, Arab Saudi pernah datang langsung ke Yogyakarta untuk bertemu.
Pada 2021 saat Covid-19, Laksa Idea mampu membeli rumah produksi yang terletak di Tanuditan, Kweden, Trirenggo, Bantul. Showroom itu dijadikan tempat produksi dan ruang pamer produk-produk Laksa Idea.
Dari Pinjam Showroom Kini Sukses Tembus Pasar Dunia

Dengan latar belakang di dunia seni rupa dan pengalaman lebih dari satu dekade di industri ekspor, Munir membawa sentuhan kreatif dalam setiap desain produk Laksa Idea. Fokusnya adalah pada home decor non-furnitur dengan material kayu jati murni yang didapat dari Blora, yang dibeli secara legal dari Perhutani.
Nama “Laksa Idea” memiliki filosofi yang mendalam. Laksa Idea bukan sekadar kata, tetapi akronim dari “jutaan ide”—sebuah simbol dari kreativitas yang terus mengalir. Artinya adalah jutaan ide untuk mengisi interior rumah.
“Kami memakai identitas usaha kami ialah based on idea. Selain itu, nama Laksa Idea ini juga merupakan gabungan dari nama anak saya,” kata Munir.
Dengan kualitas tinggi dan desain yang selaras dengan tren global, Laksa Idea berhasil masuk ke jaringan brand internasional seperti Zara Home. Sejak tahun 2019, mereka telah memasok produk-produk bedroom dan living room untuk raksasa ritel ini, bahkan sempat mengalami lonjakan omzet selama pandemi karena model bisnis online yang telah mapan.
Tren desain global juga telah mulai memengaruhi pasar lokal, membuat selera masyarakat Indonesia kini lebih terbuka terhadap produk berkelas ekspor. Hal ini membantu Laksa Idea memasarkan produk di dalam negeri, meski tantangan di sektor retail tetap ada.
Peran BRI dalam Membuka Akses Pasar dan Kolaborasi

Laksa Idea menjadi bagian dari ekosistem Bank BRI sejak mengikuti program Brilianpreneur 2023, yang dijembatani oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Sejak saat itu, keterlibatan dalam berbagai event seperti BRI UMKM EXPO(RT) 2023 dan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 menjadi tonggak penting dalam pertumbuhan Laksa Idea.
Munir mengaku bahwa Laksa Idea cukup lemah di pemasaran lokal. Namun dengan kehadiran Bank BRI lewat program pameran UMKM seperti Brilianpreneur, pemasaran lokal Laksa Idea sangat terbantu. Bank BRI bukan hanya memberi ruang pameran, tetapi juga menghadirkan pasar.
“Karena penjual dan pembeli bertemu di pasar, dan BRI lah yang menciptakan pasar tersebut,” ujarnya penuh semangat.
Dari situ, banyak klien lokal mulai tertarik bekerja sama dan menjajaki proyek-proyek dekorasi interior.
Program yang disediakan BRI seperti business matching dan networking setelah event menjadi nilai tambah signifikan. Bahkan, ketika ada buyer baru yang mencari produk sejenis, BRI secara aktif menghubungkan mereka ke grup UMKM binaan, termasuk Laksa Idea.
Namun mereka juga menyadari bahwa pemasaran lokal masih menjadi pekerjaan rumah. Meskipun begitu, keberadaan event dan fasilitasi dari BRI terus membuka peluang baru yang menjanjikan.
“Jadi kegiatan Brilianpreneur ini sangat membantu UMKM kecil seperti kami,” kata Munir.
Dukungan Bank BRI Bantul kepada UMKM untuk Naik Kelas

BOH BRI Bantul, Sami, mengatakan bahwa Kabupaten Bantul dikenal sebagai salah satu pusat industri kreatif di Indonesia dengan kontribusi signifikan UMKM dalam kegiatan ekspor. BRI memiliki komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pemberdayaan UMKM.
Dengan membantu nasabah memperoleh penghasilan, BRI berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Keberadaan banyak pelaku usaha di Bantul berkontribusi positif terhadap perkembangan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sami memberi dukungannya terhadap pelaku UMKM untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pasar produk Indonesia. Berikut beberapa poin penting mengenai UMKM ekspor di Bantul:
Produk Unggulan:
• Produk kerajinan tangan (kriya), terutama dekorasi rumah (home decor), seperti lampu, cermin, dan dekorasi berbahan baku alami (pisang, pandan, biji-bijian, dll.).
• Furnitur (mebel) dan kerajinan kayu.
“Upaya ini dilakukan melalui perluasan jangkauan perdagangan ke pasar internasional, peningkatan kualitas produk dan manajemen UMKM, serta dukungan dalam pameran dan promosi,” kata Sami kepada merdeka.com Jumat (14/3/2025).
Laksa Idea menjadi salah satu UMKM yang aktif mengikuti pameran internasional. Tak kelewatan, Laksa Idea juga selalu mengikuti ajang bergengsi dari Bank BRI, yaitu BRI UMKM EXPO(RT). Laksa Idea sudah dua kali mengikuti event tahunan yang diadakan Bank BRI, yaitu BRI UMKM EXPO(RT) 2023 dan BRI UMKM EXPO(RT) 2025.
BRI UMKM EXPO(RT) jadi salah satu event yang paling ditunggu oleh pelaku UMKM se-Indonesia. Pasalnya, BRI UMKM EXPO(RT) memiliki tujuan untuk mempertemukan pelaku UMKM dengan pembeli atau buyer lokal hingga internasional agar bisa ekspor produk.
Munir merasa cocok dengan acara pameran dari Bank BRI ini, karena acaranya sangat tepat sasaran. Produk Laksa Idea semakin dikenal, mendapat pembeli atau buyer baru dari dalam dan luar negeri hingga menambah jejaring bisnis.
Menjadi Produsen Mandiri yang Tangguh dan Terdokumentasi

Saat ini, Laksa Idea memiliki 19 karyawan tetap, termasuk staf, driver, kepala produksi, hingga tim finishing. Mereka bekerja di bawah nilai legalitas dan sustainability, dengan bahan baku yang dilengkapi Sistem Persamaan Linear-Kuadrat (SPLK) sebagai bukti komitmen terhadap keberlanjutan.
Kapasitas produksi meningkat seiring pertumbuhan permintaan dari luar negeri. Namun ada tantangan logistik, yaitu belum memiliki gudang yang benar-benar layak. Beberapa klien bahkan turut membantu dengan menyediakan fasilitas penyimpanan sementara untuk menampung lonjakan volume produksi.
Meski demikian, mereka terus mengikuti pameran nasional dan internasional seperti IFEX, JIFFINA, dan INACRAFT, bahkan sempat meraih gelar booth terbaik di Bantul Expo. Dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, produk unggulan seperti small ball dengan harga Rp30.000 hingga Rp800.000 untuk cermin dinding sangat diminati oleh pasar.
Dengan omzet tahunan mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar, Laksa Idea terus berkembang dengan fondasi yang kuat; kepercayaan klien, kualitas produk, dan jejaring yang luas. Semua itu menjadi mungkin berkat keberanian Munir untuk memulai dari nol dan dukungan ekosistem seperti yang diberikan oleh Bank BRI.