Menyelami Sejarah Semar Mendem, Lemper Khas Keraton Solo
Sejarah menyebutkan bahwa penggunaan nama Semar awalnya dikarenakan kuliner ini menyerupai bentuk tubuhnya yang gemuk dan berisi.
Menyelami Sejarah Semar Mendem, Lemper Khas Keraton Solo
Semar Mendem merupakan salah satu kuliner tradisional khas Keraton Solo yang selalu disajikan setiap hari. Termasuk saat kegiatan perayaan seperti Sekaten, Suro, dan lainnya.
Dengan balutan telur dadar tipis ini membuat semar mendem memiliki cita rasa yang berbeda dibandingkan lemper.
-
Apa itu Lemang Kantong Semar? Dilansir dari Indonesia.go.id, masyarakat setempat lebih mengenal lemang kantong dengan sebutan Kacung Beruk Lemang. Makanan ini terbuat dari perpaduan tanaman Kantong Semar sebagai wadahnya, beras ketan yang dikukus di dalam kantong semar, dan dipadukan dengan santan kelapa dan garam.
-
Siapa yang membuat Lemang Kantong Semar? 'Wisatawan yang datang ke sini untuk berwisata, kalau mereka minta dibuatin lemang kantong semar kami buatin, jadi tidak mesti waktu acara adat,' kata Ketua Lembaga Pengurus Desa Wisata Lempur, Daswarsya, dikutip dari Liputan6.com pada tahun 2019.
-
Dimana Lemang Kantong Semar dibuat? Dilansir dari Liputan6.com, Lemang Kantong merupakan kuliner khas Desa Wisata Lempur, Kabupaten Kerinci, Jambi.
-
Bagaimana cara mengenal kuliner khas Solo? Anda juga bisa mencicipi kuliner khas setempat tiap berkunjung ke suatu kota atau daerah. Kali ini, Merdeka.com akan mengajak Anda berkenalan dengan aneka kuliner Solo.
-
Apa itu Lemang? Lemang merupakan hidangan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dalam bambu.
-
Kapan Lemang Kantong Semar dimasak? Lemang kantong sebenarnya makanan pengganti nasi. Namun tidak setiap hari bisa dijumpai makanan ini. biasanya makanan ini dimasak pada hari-hari khusus seperti pada acara Kenduri Adat Sko yang berlangsung bulan Agustus atau September.
Sejarah Semar Mendem
Kata Semar diambil dari nama salah satu tokoh di pewayangan Jawa yang cukup tersohor, yaitu Semar. Ia merupakan tokoh utama dalam Punakawan dan digambarkan sebagai penasihat para kesatria dan pemimpin pada saat itu.
Sejarah menyebutkan bahwa penggunaan nama Semar awalnya dikarenakan kuliner ini menyerupai bentuk tubuhnya yang gemuk dan berisi.
Selanjutnya, semar mendem digunakan untuk mengingatkan para raja agar tidak mabuk, terbuai, ataupun tergiur dengan kekuasaan dan harta yang diiming-imingi. Sebagai seseorang yang memiliki kuasa, pemimpin haruslah mengutamakan kepentingan rakyat untuk membangun masyarakat sejahtera.