Kisah Bangunan Babancong, Jadi Podium Bersejarah Khas Garut
Lambat laun fungsi Babancong kemudian bergeser menjadi podium untuk berpidato dan memberi pengumuman dari bupati maupun anggota kawedanan kabupaten.
Babancong jadi bangunan bersejarah khas Garut.
Kisah Bangunan Babancong, Jadi Podium Bersejarah Khas Garut
Warisan sejarah banyak macamnya. Ada yang berupa tradisi, kuliner sampai bangunan seperti Babancong.
-
Dimana lokasi situs bersejarah Candi Borobudur? Candi Borobudur, yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan dibangun pada abad ke-9 selama masa dinasti Syailendra.
-
Apa kegunaan Gedung Kawedanan Boja dulunya? Pada era penjajahan Belanda, gedung ini digunakan untuk pengawas perkebunan.
-
Bagaimana bangunan Museum Rumah Adat Baanjuang? Tempat ini sangatlah berbeda dari museum lainnya, karena di sini masih sangat kental dengan suasana tradisional. Bentuk bangunannya pun layaknya rumah adat khas Minangkabau.
-
Apa material Candi Batujaya? Candi Batujaya Menggunakan Material Berupa Batu Bata Yang Dicetak Dalam batu bata, ditemukan campuran kulit padi atau sekam.
-
Kenapa babat gongso jadi populer? Apabila di Semarang babat gongso dihidangkan bersama dengan nasi goreng sebagai topping, kini Anda juga bisa membuatnya sendiri di rumah tanpa harus jauh-jauh ke sana untuk mencicipinya.
-
Bagaimana bentuk Batu Goong? Ini terlihat dari bentuk fisiknya yakni bulat silindris, dengan bagian atas yang sedikit cembung sehingga mirip dengan alat musik logam.
Mendengar namanya, mungkin sedikit asing di telinga. Namun jangan salah, jika sebenarnya Babancong menjadi ikon khas Kabupaten Garut. Bentuknya unik, dan bergaya Eropa untuk mempercantik pusat pemerintahan setempat. Babancong kerap dijadikan tempat untuk beristirahat, berpidato sampai menyaksikan pertunjukkan oleh keluarga Belanda dan kawedanan Garut.
Bentuk Babancong yang unik
Dikutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah satu keunikan Babancong adalah gaya arsitekturalnya yang unik. Jika diamati, bentuk bangunan menyerupai segi delapan dengan tangga berwarna putih. Lalu di bagian bawahnya terdapat beberapa lubang menyerupai terowongan. Berdasarkan konsep tata kota Belanda, Babancong merupakan unsur yang ada di alun-alun, dan berada di halaman depan pendopo bupati.
Pernah jadi lokasi untuk menyaksikan adu harimau dan kerbau
Di masa Bupati Garut, RAA Wiratanudatar saat daerah itu masih bernama Limbangan. Lokasi ini juga pernah dijadikan tempat adu harimau dan kerbau.
Babancong kemudian dijadikan tempat untuk menyaksikan aduan tersebut oleh petinggi kawedanan. Diperkirakan pelaksanaan kegiatan itu berlangsung antara 1870 M sampai 1915 M.
Dari tempat istirahat jadi podium khas Garut
Fungsi awal Babancong merupakan tempat yang sengaja dibangun untuk menikmati suasana kota oleh anggota keluarga pemerinah Belanda. Biasanya, orang Belanda menjadikan Babancong sebagai tempat beristirahat dan menyaksikan pertunjukan oleh warga pribumi.
Lambat laun fungsi Babancong kemudian bergeser menjadi podium untuk berpidato dan memberi pengumuman dari bupati maupun anggota kawedanan kabupaten. Dikabarkan Soekarno pernah menyapa warga Garut dari Babancong sekaligus memberi penghargaan.