Potret Kota Paling Maju di Lamongan Sejak Ratusan Tahun Silam, Banyak Bangunan Megah Kini Terbengkalai
Kota Babat punya peranan penting dalam perkembangan sejarah Kabupaten Lamongan.
Kota Babat punya peranan penting dalam perkembangan sejarah Kabupaten Lamongan.
Potret Kota Paling Maju di Lamongan Sejak Ratusan Tahun Silam, Banyak Bangunan Megah Kini Terbengkalai
Pada masa kolonial, Babat mengalami perkembangan yang sangat cepat dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Kabupaten Lamongan. Pasalnya, daerah ini terletak di kawasan strategis, yakni berada pada persimpangan jalan antara Surabaya, Bojonegoro, Jakarta, dan Jombang. Mengutip situs FIB Unair, Babat sebagai pusat aktivitas perdagangan dan transportasi yang ramai. Kota ini menjadi pilihan utama orang-orang Eropa untuk bertempat tinggal dan melakukan kegiatan perdagangan. Pertumbuhan kota pun tumbuh signifikan.Pembangunan
Seiring berjalannya waktu dan adanya fasilitas di kota ini, jumlah penduduk Eropa yang bermukim di Babat semakin meningkat. Hal ini mendorong pembangunan berbagai bangunan baru dengan arsitektur kolonial, seperti rumah tinggal, toko, dan bangunan untuk kepentingan umum penduduk Eropa pada masa itu.
-
Bagaimana sejarah kota tua terbentuk? Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
-
Kapan kota kuno ini dihuni? Kota ini berasal dari sekitar tahun 250 Masehi sampai 1000 Masehi dan diberi nama Ocumtun yang berarti “kolom batu“ dalam bahasa Maya.
-
Dimana reruntuhan kota kuno ditemukan? Situs bersejarah yang dibangun sekitar 1150 - 1350 SM ini terungkap ketika air Sungai Tigris surut drastis akibat kekeringan yang parah.
-
Kapan kota kuno ini dibangun? Lebih dari 400 pemukiman yang ada di sana, beberapa di antaranya berasal dari tahun 1.000 SM, terhubung dengan jalan raya kuno yang dijuluki sebagai 'sistem jalan bebas hambatan pertama di dunia.'
-
Kapan kota kuno itu dibangun? Kota kuno ini tampaknya dibangun pada akhir abad ke-6 SM dan bertahan hingga abad ke-6 Masehi.
Kota Tua
Babat, sebagai salah satu kota tertua di Lamongan, masih menyimpan banyak peninggalan berupa bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur kolonial. Beberapa bangunan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun sebagian bangunan belum mendapat tindakan tegas pemerintah untuk ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini menyebabkan bangunan-bangunan bersejarah itu terbengkalai dan terlupakan peran masyhurnya di masa lalu.
Salah satu bangunan bersejarah yang belum ditetapkan statusnya sebagai cagar budaya adalah Gedung CTN di Jalan Raya Babat - Bojonegoro. Kini gedung ini terkesan kumuh dan terbengkalai.
Adapun bangunan yang sudah termasuk kategori cagar budaya di Kota Babat yakni Stasiun Kereta Api, Rumah Panggung, Kantor Polsek Babat, Gedung CTN, Gedung Garuda, Gudang Sembako, dan beberapa bangunan rumah pribadi.
Rumah Panggung
Mengutip unggahan Facebook Lamongan Terkini Official, ada tujuh rumah panggung di mana keberadaannya tak bisa dipisahkan dari Stasiun Babat. Sebagian rumah panggung itu terawat, namun sebagian lainnya terbengkalai. Salah satu rumah panggung dengan kondisi sangat baik dan terawat digunakan sebagai rumah dinas Kepala Stasiun Babat. Rumah panggung yang diperkirakan dibangun pada tahun 1918 ini nyaris semua bagiannya merupakan kayu jati. Mulai lantai, dinding, pintu, jendela serta tiang.
Kota tua BabatStasiun Babat
Stasiun Babat memiliki bangunan yang lebih besar dibanding stasiun yang berada di tengah Kabupaten Lamongan. Stasiun ini diresmikan bersamaan dengan peresmian kereta api lintas Babat–Lamongan pada 15 Agustus 1900.
Gedung Garuda
Menurut cerita warga sekitar, Gedung Garuda awalnya difungsikan sebagai gedung pertemuan/kesenian budaya nasional, seperti ludruk, ketoprak, dan wayang. Pada tahun 1970-an, gedung ini jadi bioskop pertama di Kota Babat.