Penyebab Eating Disorder dan Faktor Risikonya, Perlu Diketahui
Merdeka.com - Hingga kini, anggapan tubuh yang indah dan langsing masih sering diamini oleh banyak masyarakat, terutama kaum wanita. Di mana masyarakat lebih menerima orang dengan badan yang ramping daripada orang bertubuh gemuk dan berisi.
Sehingga sering kali orang yang bertubuh langsing dianggap lebih menarik secara penampilan. Anggapan ini semakin menyebar luas dan dianggap normal, tidak lain karena peran media.
Di mana media lebih sering menampilkan tubuh langsing sebagai tampilan ideal yang menarik, hingga menjadi standar di masyarakat. Hal ini tentu memberikan pengaruh besar pada sebagian orang yang tidak memiliki bentuk tubuh sesuai standar palsu tersebut untuk melakukan berbagai cara hingga mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal.
-
Bagaimana dampak eating disorder ke kesehatan? Penderita eating disorder dapat mengalami berbagai komplikasi kesehatan, seperti kekurangan nutrisi, masalah pencernaan, kerusakan organ, dan gangguan jantung.
-
Apa itu eating disorder? Eating disorder atau gangguan makan, adalah kondisi medis yang ditandai oleh pola makan yang tidak sehat dan tidak normal.
-
Apa saja tanda munculnya eating disorder? Dilansir dari The Health Site, berikut adalah lima tanda yang mungkin mengindikasikan keberadaan eating disorder pada seseorang: Terlalu Fokus pada Asupan Kalori Terobsesi dengan Diet Terus-Menerus Kadang-kadang, orang yang memiliki berat badan yang sebenarnya normal atau bahkan kurus dapat merasa terlalu gemuk. Obsesi untuk diet terus-menerus, terutama jika berat badan sudah mencapai tingkat yang tidak sehat, dapat menjadi tanda eating disorder. Berat Badan Fluktuatif Depresi Depresi seringkali berhubungan dengan eating disorder. Seseorang yang mengalami depresi mungkin akan mengalami dua hal yang berlawanan, yaitu makan berlebihan (binge eating) atau kehilangan nafsu makan. Kedua perilaku ini dapat menjadi tanda adanya eating disorder. Adanya Ritual saat Makan
-
Siapa saja yang bisa terkena eating disorder? Kondisi ini dapat mempengaruhi siapa saja, dari segala usia, jenis kelamin, latar belakang, dan orientasi seksual.
-
Apa pengaruh makanan terhadap kesehatan mental? Makanan yang kita konsumsi berpengaruh besar terhadap kesehatan mental. Oleh karena itu, tingkatkanlah asupan makanan yang tinggi omega-3, seperti ikan salmon, kenari, dan biji chia. Nutrisi ini berperan dalam mengurangi peradangan di otak dan meningkatkan kesehatan mental.
-
Apa saja tanda gangguan kesehatan mental? Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala yang bisa menjadi indikasi bahwa kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita: Perubahan suasana hati yang ekstrem atau tidak stabil. Misalnya, merasa sangat sedih, marah, cemas, takut, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Perubahan perilaku yang signifikan atau tidak biasa. Misalnya, menjadi penyendiri, agresif, impulsif, atau tidak peduli dengan orang lain. Perubahan pola tidur atau nafsu makan yang drastis. Misalnya, sulit tidur atau tidur terlalu banyak; tidak nafsu makan atau makan terlalu banyak. Perubahan kinerja atau produktivitas di sekolah atau tempat kerja. Misalnya, sulit berkonsentrasi, sering lupa, kurang motivasi, atau sering absen. Perubahan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang biasa dilakukan. Misalnya, tidak lagi menikmati hobi, olahraga, atau bersosialisasi dengan teman. Perasaan tidak berharga, bersalah, putus asa, atau ingin bunuh diri. Mengalami halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada) atau delusi (percaya pada sesuatu yang tidak nyata). Mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan untuk mengatasi masalah. Mengalami gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan secara medis. Misalnya, sakit kepala, nyeri dada, mual, atau sesak napas.
Parahnya, jika pengaruh tersebut membawa seseorang menderita eating disorder demi memenuhi standar penerimaan di masyarakat, seperti gangguan anoreksia dan bulimia. Bukan hanya itu, orang yang memiliki tubuh kurus bisa saja mengalami gangguan makan berlebihan agar mendapatkan bentuk badan yang lebih berisi sehingga dianggap normal oleh masyarakat.
Eating disorder ini termasuk gangguan mental yang cukup serius sehingga diperlukan penanganan yang baik oleh profesional. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gangguan kesehatan mental ini. Dilansir dari Mayoclinic, berikut kami merangkum penyebab eating disorder, gejala, dan berbagai penjelasan lainnya yang perlu Anda ketahui.
Mengenal Eating Disorder
©Shutterstock/Simone van den Berg
Sebelum mengetahui beberapa penyebab eating disorder, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan eating disorder atau gangguan makan. Eating disorder merupakan kondisi serius terkait dengan perilaku makan yang berdampak negatif pada kesehatan emosi, dan kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan makan yang paling umum meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.
Sebagian besar gangguan makan melibatkan terlalu banyak fokus pada berat badan, bentuk tubuh, yang mengarah ke perilaku makan yang berbahaya. Perilaku ini secara signifikan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh Anda untuk mendapatkan nutrisi yang tepat. Gangguan makan dapat membahayakan jantung, sistem pencernaan, tulang, serta gigi dan mulut, serta menyebabkan penyakit lainnya.
Gangguan makan sering berkembang pada usia remaja dan dewasa muda, meskipun terdapat kemungkinan pula berkembang pada usia lain. Dengan pengobatan, Anda dapat kembali ke kebiasaan makan yang lebih sehat dan terkadang membalikkan komplikasi serius yang disebabkan oleh gangguan makan.
Gejala Eating Disorder
Sebelum membahas penyebab eating disorder, penting juga untuk mengetahui dan mengenali berbagai gejala dari setiap jenis gangguan makan. Dengan memperhatikan beberapa gejalanya, bisa membantu Anda untuk mendeteksi secara dini jika mengalami masalah gangguan makan.
Dengan begitu, Anda bisa segera mencari pertolongan atau bantuan profesional untuk mengatasi masalah tersebut. Berikut adalah beberapa jenis gangguan makan dan gejalanya yang perlu Anda ketahui.
1. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang berpotensi mengancam jiwa yang ditandai dengan berat badan rendah yang tidak normal, ketakutan yang intens akan kenaikan berat badan, dan persepsi yang menyimpang tentang berat atau bentuk. Orang dengan anoreksia menggunakan upaya ekstrim untuk mengontrol berat badan dan bentuk mereka, yang sering secara signifikan mengganggu kesehatan dan aktivitas kehidupan mereka.
Orang yang menderita anoreksia sering kali membatasi kalori secara berlebihan atau melakukan metode lain untuk menurunkan berat badan. Seperti olahraga berlebihan, menggunakan obat pencahar atau alat bantu diet, atau muntah setelah makan.
2. Bulimia nervosa
Bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Ketika Anda menderita bulimia, Anda mengalami episode makan berlebihan dan melibatkan perasaan kurangnya kendali atas makan. Banyak orang dengan bulimia juga membatasi makan mereka di siang hari, yang sering menyebabkan lebih banyak makan berlebihan dan pembersihan.
Selama episode ini, Anda biasanya makan makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, dan kemudian mencoba membuang kalori ekstra dengan cara yang tidak sehat. Karena rasa bersalah, malu, dan ketakutan yang intens akan kenaikan berat badan, Anda mungkin memaksakan muntah atau berolahraga terlalu banyak atau menggunakan metode lain, seperti pencahar, untuk menghilangkan kalori.
3. Gangguan makan berlebihan
Gangguan makan berlebihan terjadi ketika Anda secara teratur makan terlalu banyak (binge) dan merasa kurang kontrol atas makan. Anda mungkin makan dengan cepat atau makan lebih banyak dari biasanya, bahkan ketika Anda tidak lapar, dan Anda dapat terus-menerus mengonsumsi makanan.
Setelah makan berlebihan, Anda mungkin merasa bersalah, jijik atau malu dengan perilaku dan jumlah makanan yang dimakan. Tetapi Anda tidak mencoba untuk mengimbangi perilaku ini dengan olahraga berlebihan atau pembersihan, seperti yang mungkin dilakukan oleh penderita bulimia atau anoreksia. Rasa malu pada gangguan makan ini menyebabkan seseorang untuk memilih makan sendirian untuk menyembunyikan perilaku dari banyak orang.
4. Rumination Disorder
Rumination disorder atau gangguan perenungan adalah memuntahkan makanan secara berulang dan terus-menerus setelah makan, tetapi bukan karena kondisi medis atau gangguan makan lain seperti anoreksia, bulimia, atau gangguan makan berlebihan. Terkadang makanan yang dimuntahkan dikunyah kembali dan ditelan kembali atau dimuntahkan.
Gangguan tersebut dapat mengakibatkan malnutrisi jika makanan dimuntahkan atau jika orang tersebut makan lebih sedikit untuk mencegah perilaku tersebut. Terjadinya gangguan perenungan mungkin lebih sering terjadi pada masa bayi atau pada orang yang memiliki cacat intelektual.
5. Gangguan asupan makanan restriktif
Gangguan makan ini ditandai dengan gagal memenuhi kebutuhan nutrisi minimum harian karena Anda tidak memiliki minat untuk makan. Selain itu, Anda cenderung menghindari makanan dengan karakteristik sensorik tertentu, seperti warna, tekstur, bau atau rasa; atau Anda khawatir tentang konsekuensi makan, seperti takut tersedak. Makanan tidak dihindari karena takut berat badan bertambah.
Gangguan tersebut dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan atau kegagalan untuk menambah berat badan di masa kanak-kanak, serta kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Penyebab Eating Disorder
©Shutterstock/runzelkorn
Setelah mengetahui kondisi umum dan berbagai jenis serta gejalanya, berikutnya terdapat beberapa penyebab eating disorder yang perlu Anda pahami. Secara umum tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan tertentu.
Namun terdapat beberapa faktor yang memberikan pengaruh besar pada perilaku gangguan makan. Berikut adalah faktor penyebab eating disorder yang perlu Anda ketahui :
Faktor Risiko Eating Disorder
Setelah mengetahui beberapa faktor penyebab eating disorder, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami gangguan makan. Dikatakan, remaja putri mempunyai risiko anoreksia atau bulimia lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki, namun laki-laki juga bisa mengalami gangguan makan.
Meskipun gangguan makan dapat terjadi pada rentang usia yang luas, tetapi banyak kasus ditemukan gangguan makan pada remaja dan awal 20-an. Berikut beberapa fakto risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan makan :
Komplikasi
Shutterstock/Geo-grafika
Setelah mengetahui beberapa penyebab eating disorder dan faktor risikonya, terakhir yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah risiko komplikasi yang dapat terjadi.
Gangguan makan menyebabkan berbagai macam komplikasi, bahkan beberapa di antaranya mengancam jiwa.
Gangguan makan yang semakin parah atau bertahan lama, semakin besar kemungkinan Anda mengalami komplikasi serius, seperti:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika terjadi eating disorder pada seseorang, berbagai hal ini bisa menjadi tanda masalah tersebut.
Baca SelengkapnyaEating disorder atau gangguan makan merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami siapa saja.
Baca SelengkapnyaEmotional eater adalah orang yang makan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang kuat, seperti stres, kecemasan, kesepian, atau kebosanan.
Baca SelengkapnyaJika dibiarkan, emotional eating bisa menyebabkan obesitas dan gangguan kesehatan mental dalam jangka panjang.
Baca SelengkapnyaMental health termasuk salah satu hal penting yang perlu diperhatikan.
Baca SelengkapnyaKesehatan mental adalah kondisi yang kompleks dan melibatkan aspek-aspek psikologis, emosional, perilaku, dan sosial.
Baca SelengkapnyaObesitas adalah masalah kesehatan yang semakin meningkat di seluruh dunia, dan pola makan yang tidak sehat adalah salah satu faktornya.
Baca SelengkapnyaMenjaga pola makan adalah salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya dengan tidak makan berlebihan karena dapat memicu banyak masalah pada tubuh.
Baca SelengkapnyaBeberapa gejala awal depresi yang mungkin saja dialami, tapi nggak disadari. Apa saja?
Baca SelengkapnyaSetiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang unik, dan diet yang berhasil untuk satu orang belum tentu efektif atau aman untuk orang lain.
Baca SelengkapnyaMenurunnya nafsu makan secara tiba-tiba patut diselidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaGangguan kesehatan mental adalah masalah serius yang perlu diantisipasi oleh para ibu hamil. Ketahui jenis dan cara mencegahnya sekarang juga.
Baca Selengkapnya