Diet Ekstrem: Ancaman Kesehatan yang Bisa Berujung Fatal
Diet ekstrem dapat berbahaya, memicu gangguan makan seperti anoreksia, dan bahkan berujung kematian. Penting untuk memilih metode yang aman dan diawasi ahli.

Diet telah lama menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin mencapai berat badan ideal atau meningkatkan kesehatan. Namun, tidak semua metode diet aman atau efektif. Dalam beberapa kasus, diet ekstrem justru membawa dampak buruk bagi tubuh dan bahkan bisa berujung pada kematian.
Tren diet yang semakin marak di media sosial dan internet sering kali mendorong individu untuk mencoba metode yang belum terbukti secara ilmiah. Beberapa orang bahkan menjalani pola makan ekstrem tanpa pengawasan medis, yang berpotensi memicu gangguan makan seperti anoreksia. Kasus terbaru di India mengungkap seorang gadis berusia 18 tahun meninggal akibat menjalani diet air ekstrem selama berbulan-bulan, mengikuti informasi yang ia dapat dari video YouTube tanpa pendampingan ahli.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya diet ekstrem, dampaknya terhadap kesehatan, serta bagaimana cara mencegahnya agar tidak menjadi ancaman bagi kehidupan.

Apa Itu Diet Ekstrem dan Mengapa Berbahaya?
Diet ekstrem adalah pola makan yang sangat ketat dan membatasi asupan kalori secara drastis. Biasanya, diet ini bertujuan untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tetapi tanpa mempertimbangkan kebutuhan nutrisi tubuh. Beberapa contoh diet ekstrem meliputi:
- Diet Air – Hanya mengonsumsi air tanpa makanan padat, yang dapat menyebabkan malnutrisi parah.
- Diet Tanpa Karbohidrat – Menghilangkan semua sumber karbohidrat, yang dapat mengganggu fungsi otak dan metabolisme.
- Diet Sangat Rendah Kalori – Mengurangi asupan kalori secara drastis hingga di bawah 800 kalori per hari, yang dapat menyebabkan kerusakan organ.
- Diet Monoton – Hanya mengonsumsi satu jenis makanan dalam jangka waktu lama, sehingga tubuh kekurangan nutrisi penting.
Bahaya utama dari diet ekstrem adalah gangguan metabolisme dan risiko kesehatan jangka panjang. Tubuh memerlukan berbagai nutrisi untuk berfungsi dengan baik, dan kekurangan gizi dapat menyebabkan masalah serius, seperti gangguan jantung, penurunan fungsi otak, serta melemahnya sistem imun.
Diet Ekstrem dan Anoreksia
Anoreksia adalah salah satu gangguan makan yang sering dikaitkan dengan diet ekstrem. Menurut Dr. Nagesh Prabu dari Medical Daily, anoreksia bukan sekadar gangguan makan, tetapi juga merupakan kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang merasa kelebihan berat badan meskipun berat badannya sudah sangat rendah.
Beberapa faktor pemicu anoreksia meliputi:
- Pengaruh Genetik dan Biologis – Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap gangguan makan.
- Tekanan Sosial dan Media – Standar kecantikan yang tidak realistis sering kali memicu individu untuk melakukan diet ekstrem.
- Stres dan Trauma – Pengalaman buruk atau tekanan psikologis dapat memicu gangguan makan.
Dampak dari anoreksia bisa sangat fatal, seperti yang dialami oleh seorang gadis bernama Sreenanda. Ia kehilangan rasa lapar hingga kadar natrium dan gula tubuhnya turun ke level berbahaya. Jika

Tanda-Tanda Diet Ekstrem yang Berbahaya
Beberapa gejala fisik dan emosional yang muncul akibat diet ekstrem atau anoreksia meliputi:
Gejala Fisik:
- Penurunan berat badan drastis
- Kelelahan berlebihan dan pusing
- Gangguan pencernaan
- Merasa kedinginan terus-menerus
- Pembengkakan pada tangan dan kaki
- Sulit tidur dan nyeri perut
Gejala Perilaku & Emosi:
- Obsesi terhadap berat badan dan bentuk tubuh
- Olahraga berlebihan tanpa cukup asupan makanan
- Menghindari makanan tertentu atau makan dalam jumlah sangat sedikit
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Perubahan suasana hati yang drastis
Dampak Diet Ekstrem terhadap Kesehatan
Diet yang tidak seimbang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius, termasuk:
- Kerusakan Organ – Jantung, ginjal, dan hati bisa mengalami kegagalan akibat kekurangan nutrisi.
- Penurunan Fungsi Otak – Kurangnya glukosa dapat mengganggu konsentrasi, daya ingat, dan kesehatan mental.
- Gangguan Pencernaan – Lambung yang menyusut akibat diet ekstrem membuat seseorang sulit mencerna makanan.
- Kerusakan Tulang – Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Menurut penelitian medis, penderita anoreksia sering kali tidak menyadari kondisi mereka dan cenderung menolak bantuan medis. Oleh karena itu, peran keluarga dan lingkungan sangat penting untuk mengenali tanda-tanda dini dan memberikan dukungan yang tepat.

Bagaimana Mencegah Diet Ekstrem?
Untuk menghindari bahaya diet ekstrem, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Pahami Kebutuhan Nutrisi – Tubuh membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah seimbang. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan yang sesuai.
- Hindari Tren Diet Berbahaya – Jangan mudah tergoda oleh diet yang menjanjikan hasil instan tanpa bukti ilmiah.
- Tetapkan Tujuan yang Realistis – Menurunkan berat badan secara sehat memerlukan waktu dan harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan.
- Jaga Kesehatan Mental – Jika merasa tertekan atau tidak puas dengan tubuh sendiri, pertimbangkan untuk berbicara dengan psikolog atau terapis.
- Dukung Pola Hidup Sehat – Lakukan olahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan konsumsi makanan bergizi seimbang.
Diet ekstrem mungkin tampak sebagai solusi cepat untuk menurunkan berat badan, tetapi risiko yang ditimbulkannya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Anoreksia dan gangguan makan lainnya dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kesehatan lebih dari sekadar angka di timbangan.
Hindari diet ketat yang tidak sehat, cari metode yang lebih aman, dan selalu konsultasikan dengan ahli sebelum mencoba pola makan baru. Ingatlah bahwa tubuh yang sehat adalah hasil dari keseimbangan nutrisi, olahraga, dan kesejahteraan mental yang baik.