5 Diet Ekstrim Berbahaya, Bukannya Kurus Justru Bikin Nyawa Terancam
Diet cacing pita, diet makanan bayi, diet golongan darah, diet lemon, dan diet grapefruit adalah beberapa contoh diet ekstrim yang sebaiknya dihindari.
Banyak orang yang mendambakan tubuh langsing dan ideal, terutama wanita. Meskipun sudah memiliki tubuh yang normal, keinginan untuk menurunkan berat badan sering kali mendorong mereka untuk mencoba berbagai metode diet. Namun, tidak semua diet aman dilakukan. Beberapa di antaranya justru sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa. Berikut adalah lima diet ekstrim yang sebaiknya dihindari.
-
Kenapa diet yang ekstrim berbahaya? Namun, penting untuk dipahami bahwa menghindari kelompok makanan tertentu secara ekstrem dapat membahayakan kesehatan.
-
Apa saja dampak diet ekstrem pada kesehatan? Diet ekstrem dapat mengakibatkan kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi kesehatan tertentu atau membuat tubuh rentan terhadap cedera.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Kenapa diet air putih bisa berbahaya? Diet ini juga melarang minuman lain seperti teh, kopi, dan susu. Diet hanya air putih dalam satu hari dapat mengurangi kinerja otak, menyebabkan migrain, kesulitan konsentrasi, kebingungan, dan rentan terhadap halusinasi.
-
Apa yang dikatakan tentang diet? Diet bukanlah hal yang mudah.
-
Apa yang dimaksud dengan diet? Diet adalah perilaku yang berusaha untuk membatasi jumlah asupan makanan dan minuman yang jumlahnya diperhitungkan untuk tujuan tertentu.
5 Diet Ekstrim Berbahaya, Bukannya Kurus Justru Bikin Nyawa Terancam
1. Diet Makanan Bayi
Diet makanan bayi mungkin terdengar tidak berbahaya, tetapi kenyataannya diet ini tidak sesuai untuk orang dewasa. Diet ini dilakukan dengan mengganti sarapan dan makan siang dengan 14 botol makanan bayi yang masing-masing mengandung sekitar 25-75 kalori. Pada malam hari, individu boleh makan makanan rendah kalori seperti biasa.
Masalah utama dari diet ini adalah kekurangan serat, lemak, dan protein yang diperlukan tubuh. Menurut The National Fiber Council, kekurangan serat dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Selain itu, risiko binge-eating atau makan berlebihan menjadi lebih tinggi karena makanan bayi yang lumat dan hambar tidak memberikan rasa puas setelah makan. Dariella Gaete, RD, dikutip dari CheatSheet, menyatakan bahwa makanan bayi tidak mengandung nutrisi yang cukup untuk orang dewasa. Akibatnya, diet ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi jika dilakukan dalam jangka panjang, dan berat badan cenderung kembali naik setelah diet dihentikan.
2. Diet Golongan Darah
Diet golongan darah, yang dikembangkan oleh Dr. Peter D’Adamo, ND, didasarkan pada teori bahwa makanan tertentu bereaksi dengan golongan darah seseorang. Diet ini menyarankan konsumsi makanan tertentu dan menghindari makanan lain sesuai dengan golongan darah.Misalnya, orang dengan golongan darah B dianjurkan untuk tidak makan jagung, gandum, kacang tanah, ayam, tomat, dan biji wijen, tetapi boleh makan daging kambing, telur, sayuran hijau, dan susu rendah lemak.
Namun, belum ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa diet golongan darah dapat membantu menurunkan berat badan secara efektif. Menurut WebMD dan Mayo Clinic, tidak ada pengaruh signifikan dari diet golongan darah terhadap berat badan dan kesehatan.
Diet ini juga dapat menyebabkan kekurangan nutrisi karena membatasi jenis makanan tertentu. Misalnya, orang dengan golongan darah O harus menghindari susu dan biji-bijian, yang penting untuk kesehatan jantung dan tulang.
3. Diet Grapefruit
Diet grapefruit melibatkan konsumsi buah grapefruit atau jus grapefruit sebanyak 240 ml setiap kali makan, sambil mengurangi asupan karbohidrat.
Diet ini mengklaim bahwa grapefruit dapat membantu membakar lemak dan menurunkan berat badan hingga 24 kg dalam 2,5 bulan.
Namun, mengonsumsi satu jenis makanan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Diet ini belum terbukti secara ilmiah mampu membakar lemak.
Meskipun grapefruit memiliki sifat diuretik dan bisa membuat kenyang lebih lama, diet ini tidak dianjurkan untuk penurunan berat badan jangka panjang karena risiko kekurangan nutrisi yang ditimbulkan.
4. Diet Lemon atau Master Cleanse
Diet lemon, juga dikenal sebagai master cleanse, diciptakan oleh Stanley Burroughs pada tahun 1941. Diet ini bertujuan untuk detoksifikasi dan penurunan berat badan. Diet ini dilakukan selama 3-10 hari yang terbagi dalam tiga tahap: ease in, diet lemon, dan ease out. Pada tahap diet lemon, individu hanya mengonsumsi minuman yang terbuat dari perasan lemon, sirup maple, lada cayenne, dan air sebanyak 6-12 kali sehari.Diet ini sangat rendah kalori, hanya sekitar 600-1200 kalori per hari, yang jauh dari kebutuhan kalori harian yang direkomendasikan. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, yang bisa menyebabkan kelelahan, pusing, dan dehidrasi. Diet ini juga berpotensi menyebabkan kehilangan massa otot dan menurunkan tingkat metabolisme. Setelah diet dihentikan, berat badan cenderung kembali naik.
5. Diet Cacing Pita
Diet cacing pita adalah salah satu metode penurunan berat badan yang paling menjijikkan dan berbahaya. Dalam diet ini, seseorang sengaja menelan pil yang mengandung larva cacing pita.
Cacing pita tersebut kemudian tumbuh dalam usus dan memakan sebagian makanan yang dikonsumsi, sehingga berat badan bisa turun. Setelah mencapai berat badan yang diinginkan, individu tersebut akan menelan pil antiparasit untuk membunuh cacing pita dalam tubuh.
Namun, risiko yang ditimbulkan dari diet ini sangat besar. Cacing pita dapat tumbuh sangat besar dalam tubuh, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti diare, muntah, kram perut, sakit kepala, kekurangan zat gizi, hingga epilepsi.
Bahkan, diet ini dapat berisiko mematikan. Walaupun berhasil menurunkan berat badan, cacing pita yang mati dalam tubuh bisa menyebabkan berat badan kembali naik. Diet cacing pita juga sudah dilarang oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.
Melakukan diet untuk menurunkan berat badan memang bisa menjadi pilihan untuk mencapai tubuh yang ideal. Namun, memilih metode diet yang ekstrim dan tidak aman justru bisa membahayakan kesehatan.
Diet cacing pita, diet makanan bayi, diet golongan darah, diet lemon, dan diet grapefruit adalah beberapa contoh diet ekstrim yang sebaiknya dihindari. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter sebelum memulai diet apapun untuk memastikan metode yang dipilih aman dan sesuai dengan kebutuhan tubuh.