Arti Qodarullah dan Hikmahnya, Ketahui Waktu yang Tepat untuk Mengucapkannya
Qodarullah adalah ketetapan atau qadar dari Allah SWT yang tidak perlu dipertanyakan atau disesali.
Qodarullah adalah ketetapan atau qadar dari Allah SWT yang tidak perlu dipertanyakan atau disesali.
Arti Qodarullah dan Hikmahnya, Ketahui Waktu yang Tepat untuk Mengucapkannya
Qodarullah artinya ketetapan yang datang dari Allah SWT, di mana semua makhluk-Nya harus tunduk terhadap apa yang telah Allah nyatakan. Sementara secara bahasa arti qodarullah adalah hukum, perintah, kehendak, atau ketetapan. Qodarullah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta adalah kehendak Allah SWT.
Qodarullah juga termasuk dalam salah satu rukun iman kepada Allah, yang telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang berbunyi:
"Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malikat-Malaikat-Nya, kitab-kitabnya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau percaya kepada qadar Allah, yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).
Istilah qodarullah pasti sudah tak asing lagi di telinga para umat Muslim karena kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ada waktu atau kesempatan tertentu untuk menggunakan kata ini dengan tepat.
Berikut penjelasan selengkapnya mengenai arti qodarullah dan hikmah pengucapannya yang patut diketahui, dikutip dari Liputan6.
-
Kapan tepatnya ucapkan "Qodarullah"? Pada momen-momen seperti inilah Anda sebagai seorang Muslim sebaiknya mengucapkan 'qodarullah', untuk mengingatkan diri sendiri akan kebesaran Allah SWT dalam menetapkan takdir hambaNya.
-
Arti 'Qodarullah' apa? Arti Qodarullah adalah sebuah ungkapan dalam agama Islam yang berarti 'ketentuan Allah' atau 'kehendak Allah'. Ungkapan ini sering digunakan untuk merujuk pada segala sesuatu yang terjadi dalam hidup seseorang dan diyakini sebagai bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
-
Kenapa ucapkan "Qodarullah" saat musibah? 'Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: 'Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.' Akan tetapi hendaklah kau katakan: 'Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.' Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan.'
-
Kapan waktu yang tepat untuk berdzikir? Bacaan Doa Setelah Sholat Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW
-
Kapan waktu yang tepat untuk membaca dzikir? Mengamalkan bacaan dzikir setelah sholat merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setelah sholat fardhu, termasuk sholat Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.
-
Kapan waktu tepat berdzikir? Bacaan dzikir ini bisa diamalkan setelah selesai shalat atau bisa dibaca kapan saja di waktu senggang.
Arti Qodarullah
Qadarullah artinya ketetapan Allah SWT. Qodarullah berasal dari kata Qadar yang memiliki arti takdir atau keputusan Allah.
Dalam Islam, qodarullah tak hanya merupakan sebuah kata atau istilah untuk diketahui, melainkan juga wajib untuk diimani. Sebab, meyakini qadarullah adalah salah satu indikator sempurnanya keislaman seseorang. Seperti yang telah disebutkan di atas, arti qodarullah dalam Islam adalah ketetapan atau qadar dari Allah SWT, sehingga tidak perlu dipertanyakan atau disesali. Qodarullah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah kehendak Allah SWT semata.
Oleh sebab itu, semua makhluk harus tunduk dan taat kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Karena apapun yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi seluruhnya akan dikembalikan kepada kehendak dan ketetapanNya.
Seorang Muslim wajib memiliki rasa optimistis dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya merupakan kehendak takdir Allah atau qodarullah. Dengan meyakini qodarullah, maka akan timbul rasa bersyukur ketika ia mengalami hal-hal yang membahagiakan dan akan muncul sikap sabar ketika ia tertimpa musibah.
Hadis Mengenai Qodarullah
Terdapat beberapa hadis yang menyebutkan Qadarullah. Berikut di antaranya:
1. "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan." (HR Muslim).
2. Kemudian Ibnu Umar berdalil dengan sabda Nabi shalallaahualayhi wasallam, "Iman yaitu: Hendaklah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, Hari Akhir dan beriman kepada qadar baik dan buruk." Hadits Shahih (Al-Albani)
3. Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb, "Rasulullah shalallaahu alayhi wa sallam bersabda, "Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar baik dan buruk, Allah pasti akan membakarnya dengan api Neraka."
Keimanan pada Qada dan Qadar
Percaya akan ketetapan Allah SWT merupakan bagian dari Rukun Iman, yakni percaya kepada qada dan qadar atau takdir.
Seperti riwayat hadis berikut ini:
"Ceritakanlah padaku yang dimaksud iman. Rasulullah SAW kemudian berkata: Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir serta qadha' dan qadar, yang baik maupun yang buruk." (HR Muslim).
Qada dapat dipahami sebagai putusan Allah SWT pada azali atau mengenai suatu hal yang akan menjadi apa kelak. Sedangkan qadar merupakan realisasi Allah SWT atas qada terhadap diri manusia sesuai kehendak-Nya. Berikut penjelasannya:
- Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Secara istilah, qada yaitu ketetapan Allah SWT yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.
- Qadar secara bahasa berarti ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar atau takdir secara istilah adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Dalam risalah Islam, takdir dibagi atas dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.
Takdir mubram ialah takdir atau ketetapan Allah SWT yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram, antara lain setiap makhluk pasti atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung.
Sementara itu, takdir muallaq adalah takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap manusia diberi peluang atau kesempatan oleh Allah SWT untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik.
Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Qodarullah
Dalam hidup, terkadang manusia memang memiliki harapan atau ekspektasi yang terlalu tinggi atas suatu hal.
Akibatnya, akan sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan ketika mendapat hasil yang tak sesuai dengan harapan-harapan tersebut. Pada akhirnya mereka akan merasakan semacam rasa sesal atau berandai-andai. Misal, andai tidak begini, itu pasti tidak akan terjadi, dan semacamnya. Padahal, pernyataan dan perasaan sesal seperti itu menunjukkan ketidakpercayaan seorang Muslim terhadap rencana Allah SWT.
Mereka menyangsikan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi, baik atau buruk merupakan kehendak Allah SWT yang tidak bisa dihindari maupun dilawan.
Pada momen-momen seperti inilah Anda sebagai seorang Muslim sebaiknya mengucapkan 'qodarullah', untuk mengingatkan diri sendiri akan kebesaran Allah SWT dalam menetapkan takdir hambaNya.
Menyelipkan kata qodarullah dalam percakapan rencana kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan sebagai bentuk keimanan seorang Muslim kepada Allah SWT. Karena, seburuk-buruknya takdir yang menimpa pasti akan ada hikmah di baliknya yang bisa diambil dan dipetik sebagai pelajaran untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.
Mengutip liputan6.com, Nabi Muhammad dalam sebuah hadis Riwayat Muslim bersabda:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan." (HR Muslim).
Hikmah di Balik Qodarullah
Kata qodarullah termasuk kalimat yang baik atau kalimah thayyibah, sebagaimana tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
Pengucapannya dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari saat Anda sebagai umat Muslim tengah menghadapi sebuah kenyataan apa pun, pahit ataupun manis.
Ungkapan qodarullah merupakan bentuk keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Allah SWT.
Seperti pernyataan hadis berikut ini:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan." (HR Muslim).
Sementara itu, hikmah dari pengucapan qodarullah yang bisa Anda petik dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut;
- Mampu menghilangkan perasaan putus asa dalam diri seseorang jika sedang mengalami cobaan atau musibah dalam hidupnya.
- Tidak akan membuat seseorang bersikap sombong dan lupa diri saat meraih kesuksesan dan kegembiraan.
- Selalu merasa dekat dengan Allah sehingga menimbulkan kedamaian dan ketenangan hati.
- Selalu berprasangka baik (husnuzan) terhadap segala takdir dan keputusan yang Allah tetapkan.
- Sebagai pengingat bahwa manusia hanyalah hamba-Nya yang lemah dan tidak ada apa-apanya di hadapan Allah.