Arti Qodarullah beserta Hikmahnya, Ketahui Waktu yang Tepat untuk Mengamalkannya
Qadarullah sering digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang terjadi dalam hidup seseorang dan diyakini sebagai bagian dari takdir yang ditentukan oleh Allah.
Mengenal arti Qadarullah merupakan salah satu aspek penting dalam memahami keyakinan umat Islam.
Arti Qodarullah beserta Hikmahnya, Ketahui Waktu yang Tepat untuk Mengamalkannya
Arti Qodarullah adalah sebuah ungkapan dalam agama Islam yang berarti "ketentuan Allah" atau "kehendak Allah". Ungkapan ini sering digunakan untuk merujuk pada segala sesuatu yang terjadi dalam hidup seseorang dan diyakini sebagai bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menghadapi berbagai peristiwa yang tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan atau harapkan. Ketika hal ini terjadi, ungkapan Qodarullah sering diucapkan untuk menerima dan merelakan kejadian tersebut sebagai bagian dari takdir yang telah ditentukan oleh Allah.
-
Kapan waktu yang tepat untuk qadha puasa? Qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja. Baiknya disegerakan karena khawatir lupa. Qadha puasa Ramadhan dilakukan sejumlah hari yang ditinggalkan.
-
Kapan waktu terbaik untuk menjalankan puasa qadha? Puasa qadha pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja, sebelum masuk bulan Ramadan berikutnya.
-
Kapan waktu yang ideal untuk puasa qadha? Idealnya, puasa qadha dapat dilakukan di bulan Syawal, terutama jika seseorang ingin melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, yang memiliki pahala besar.
-
Kapan waktu terbaik puasa qadha? Secara umum, puasa qadha perlu dituntaskan sebelum masuk bulan Ramadan berikutnya. Dalam hal ini, sebagian ulama menganjurkan agar puasa segera dituntaskan sebelum memasuki nusfy Sya’ban.
-
Kapan Qada dan Qadar terjadi? Qada menurut istilah dapat diartikan sebagai ketetapan Allah SWT sejak zaman azali (dalam kandungan) tentang semua hal yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya. Sedangkan Qadar menurut istilah dapat diartikan sebagai sebuah perwujudan dari ketetapan Allah (qada) tentang semua yang berkenaan dengan makhluk-Nya yang sudah ada sejak zaman azali (dalam kandungan).
-
Kapan sholat wajib di qadho? Mengqodho sholat harus dilakukan sesegera mungkin ketika teringat dari lupa atau tersadar dari hilang akalnya.
Arti Qodarullah
Qadarullah artinya ketetapan Allah SWT. Qodarullah berasal dari kata Qadar yang memiliki arti takdir atau keputusan Allah.
Oleh sebab itu, semua makhluk harus tunduk dan taat kepada apa yang telah ditetapkan oleh Allah. Karena apapun yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi seluruhnya akan dikembalikan kepada kehendak dan ketetapanNya.
Seorang Muslim wajib memiliki rasa optimistis dan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya merupakan kehendak takdir Allah atau qodarullah. Dengan meyakini qodarullah, maka akan timbul rasa bersyukur ketika ia mengalami hal-hal yang membahagiakan dan akan muncul sikap sabar ketika ia tertimpa musibah.
Hadis Mengenai Qodarullah
Terdapat beberapa hadis yang menyebutkan Qadarullah. Berikut di antaranya:
1. "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan."
(HR Muslim)
2. Kemudian Ibnu Umar berdalil dengan sabda Nabi shalallaahualayhi wasallam, "Iman yaitu: Hendaklah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, rasul-rasul Nya, Hari Akhir dan beriman kepada qadar baik dan buruk." Hadits Shahih (Al-Albani)
3. Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb, "Rasulullah shalallaahu alayhi wa sallam bersabda, "Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar baik dan buruk, Allah pasti akan membakarnya dengan api Neraka."
Keimanan pada Qada dan Qadar
Percaya akan ketetapan Allah SWT merupakan bagian dari Rukun Iman, yakni percaya kepada qada dan qadar.
Seperti riwayat hadis berikut ini:
"Ceritakanlah padaku yang dimaksud iman. Rasulullah SAW kemudian berkata: Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir serta qadha' dan qadar, yang baik maupun yang buruk." (HR Muslim).
Qada dapat dipahami sebagai putusan Allah SWT pada azali atau mengenai suatu hal yang akan menjadi apa kelak. Sedangkan qadar merupakan realisasi Allah SWT atas qada terhadap diri manusia sesuai kehendak-Nya. Berikut penjelasannya:
merdeka.com
Qada secara bahasa berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Secara istilah, qada adalah ketetapan Allah SWT yang tercatat di Lauh al-Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk atau alam semesta.
Qadar secara bahasa berarti ketetapan yang telah terjadi atau keputusan yang diwujudkan. Qadar atau takdir secara istilah adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (Qadir) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik maupun takdir yang buruk.
Dalam risalah Islam, takdir dibagi atas dua, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.
Takdir mubram ialah takdir atau ketetapan Allah SWT yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah oleh siapa pun. Contoh-contoh takdir mubram, antara lain setiap makhluk pasti atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung.
Sementara itu, takdir muallaq adalah takdir yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap manusia diberi peluang atau kesempatan oleh Allah SWT untuk berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik.
Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Qodarullah
Dalam hidup, terkadang manusia memang memiliki harapan atau ekspektasi yang terlalu tinggi atas suatu hal.
Akibatnya, akan sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan ketika mendapat hasil yang tak sesuai dengan harapan-harapan tersebut. Pada akhirnya mereka akan merasakan semacam rasa sesal atau berandai-andai. Misal, andai tidak begini, itu pasti tidak akan terjadi, dan semacamnya. Padahal, pernyataan dan perasaan sesal seperti itu menunjukkan ketidakpercayaan seorang Muslim terhadap rencana Allah SWT.
Mereka menyangsikan bahwa segala sesuatu yang telah terjadi, baik atau buruk merupakan kehendak Allah SWT yang tidak bisa dihindari maupun dilawan.
Pada momen-momen seperti inilah Anda sebagai seorang Muslim sebaiknya mengucapkan 'qodarullah', untuk mengingatkan diri sendiri akan kebesaran Allah SWT dalam menetapkan takdir hambaNya.
Menyelipkan kata qodarullah dalam percakapan rencana kehidupan sehari-hari sangat dianjurkan sebagai bentuk keimanan seorang Muslim kepada Allah SWT. Karena, seburuk-buruknya takdir yang menimpa pasti akan ada hikmah di baliknya yang bisa diambil dan dipetik sebagai pelajaran untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik lagi.
Mengutip liputan6.com, Nabi Muhammad dalam sebuah hadis Riwayat Muslim bersabda:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan."
(HR Muslim).
Hikmah di Balik Qodarullah
Kata qodarullah termasuk kalimat yang baik atau kalimah thayyibah, sebagaimana tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir.
Pengucapannya dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari saat Anda sebagai umat Muslim tengah menghadapi sebuah kenyataan apa pun, pahit ataupun manis.
Ungkapan qodarullah merupakan bentuk keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Allah SWT.
Seperti pernyataan hadis berikut ini:
"Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir Allah (Qodarullah wa maa-syaa-a fa'ala). Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan." (HR Muslim).
Sementara itu, hikmah dari pengucapan qodarullah yang bisa Anda petik dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut;
- Mampu menghilangkan perasaan putus asa dalam diri seseorang jika sedang mengalami cobaan atau musibah dalam hidupnya.
- Tidak akan membuat seseorang bersikap sombong dan lupa diri saat meraih kesuksesan dan kegembiraan.
- Selalu merasa dekat dengan Allah sehingga menimbulkan kedamaian dan ketenangan hati.
- Selalu berprasangka baik (husnuzan) terhadap segala takdir dan keputusan yang Allah tetapkan.
- Sebagai pengingat bahwa manusia hanyalah hamba-Nya yang lemah dan tidak ada apa-apanya di hadapan Allah.
Qadarullah sebagai Bentuk Kesabaran
Sesuai dengan ajaran Islam, kita diajarkan untuk mengucapkan "Qodarullah" ketika menghadapi kejadian yang di luar kontrol kita. Hal ini merupakan bentuk kesabaran dan rida terhadap ketentuan Allah SWT. Dengan mengucapkan "Qodarullah", kita menunjukkan keyakinan kita bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditetapkan oleh Allah SWT sesuai dengan kehendak-Nya.
Mengucapkan "Qodarullah" bukan berarti kita pasrah dan tidak berusaha untuk memperbaiki keadaan. Namun, hal ini merupakan sikap yang bijaksana dan sabar dalam menghadapi segala ujian dan cobaan hidup. Dengan mengucapkan "Qodarullah", kita mengingatkan diri sendiri bahwa Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu dan memiliki rencana yang lebih baik untuk kita.
Selain itu, mengucapkan Qodarullah juga merupakan bentuk tawakal atau kepercayaan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Kita meyakini bahwa apapun yang terjadi pasti ada hikmah dan kebaikan di baliknya. Dengan sikap tawakal, kita akan merasa lebih tenang dan mantap dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan hidup.
merdeka.com