Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Soekarno yang Pernah Mendapat Gelar Waliyul Amri, Sempat Kontroversial

<b>Kisah Soekarno yang Pernah Mendapat Gelar Waliyul Amri, Sempat Kontroversial</b><br>

Kisah Soekarno yang Pernah Mendapat Gelar Waliyul Amri, Sempat Kontroversial

Pemberian gelar ini sempat dianggap kontroversial karena Soekarno dijadikan imam yang harus dipatuhi umat Islam di Indonesia.

Para pemuka agama Islam dari Nahdlatul Ulama (NU) pernah menganugerahi sosok Presiden Soekarno
dengan gelar Waliyul Amri.

Penyematan ini juga disepakati oleh sejumlah ulama dari seluruh Indonesia, melalui
konferensi Islam yang digelar di Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ada misi khusus yang dibawa para ulama. Namun secara umum, konferensi dan pemberian gelar
tersebut berdasarkan keresahan atas kondisi negara yang kala itu dianggap darurat.

Akhirnya pada tanggal 2 hingga 7 Maret 1954, Soekarno resmi menyandang gelar Waliyul Amri Ad-
dharuri Bi Al-syaukah yang sempat dianggap kontroversial.

Banyak yang menentang kebijakan ini, termasuk dari kalangan ulama sendiri. Ini karena Presiden Soekarno ditetapkan sebagai sosok yang wajib ditaati oleh seluruh umat islam di Indonesia tanpa terkecuali. Berikut selengkapnya.

Gambar: Liputan6

Kisah Soekarno yang Pernah Mendapat Gelar Waliyul Amri, Sempat Kontroversial

 Arti Gelar Waliyy al Amr al Daruri bi al Syaukah

Dilansir dari indonesia.go.id, Waliyy al amr artinya pemegang otoritas. Kata al daruri bisa diartikan darurat, sementara, atau terpaksa.

Sedangkan kata syaukah memiliki arti duri atau senjata. Sehingga Waliyy al Amr al Daruri bi al Syaukah bisa diartikan sebagai “pemegang otoritas yang bersifat sementara dengan kekuasaan penuh.”

Berangkat dari Kondisi Darurat

Merujuk jurnal berjudul “Analisis Terhadap Pemberian Gelar Waliyyul Amri Addharuri Bi As-Syaukah oleh Nahdlatul Ulama Kepada Soekarno” salah satu alasan penetapan ini berdasarkan kondisi negara
Indonesia yang ketika itu masih darurat.

Pasca kemerdekaan, masih marak pemberontakan dan lemahnya pemerintahan oleh kalangan
warganya sendiri. Hal ini membuat para pemuka agama khawatir adanya kondisi umat yang
terpecah belah di Indonesia.

Sebut saja pemberotakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia, yang memiliki misi membentuk
negara Islam.

Gerakan yang dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ini menginginkan agar Indonesia bisa menerapkan hukum-hukum Islam sebagai basis peraturan negaranya.

Dengan ditetapkannya hal ini, segala upaya yang dilakukan di luar peraturan dari Presiden Soekarno<br>dianggap sebagai pemberontak yang harus dimusnahkan.<br><br>Gambar: Liputan6

Dengan ditetapkannya hal ini, segala upaya yang dilakukan di luar peraturan dari Presiden Soekarno
dianggap sebagai pemberontak yang harus dimusnahkan.

Gambar: Liputan6

Memudahkan Perempuan yang Tidak Memiliki Wali Nikah

Selain soal keamanan negara, penetapan Soekarno sebagai Waliyul Amri Ad-dharuri Bi Al-syaukah juga terkait munculnya banyak masalah pernikahan yang dialami kaum perempuan. Mereka kala itu kesulitan menikah, ketika tidak memiliki wali dari keturunannya.

Dengan adanya ini, Soekarno yang disahkan sebagai pemimpin tertinggi umat Islam bisa menjadi wali hakim pengganti bagi perempuan yang tidak memiliki wali nasab.

Mengutip Jejak Islam Bangsa, pengesahan ini juga diperkuat oleh pernyataan dari K.H.A. Wahab Chasbullah yang merupakan salah satu ulama pendiri Nahdatul Ulama (NU) yang memiliki
pedoman modern dan diplomatis. Penetapan ini memiliki implikasi terhadap fiqih pernikahan
yang sah secara agama.

Menghindari Perpecahan Umat Islam

Penetapan rupanya juga merupakan upaya untuk menyatukan umat Islam. Ketika
pemberontakan DI/TII masif, Kartosoewirjo mengukuhkan diri sebagai pemimpin tertinggi umat
Islam di Indonesia.

Pengklaiman sepihak ini membuat kedaulatan Indonesia terancam. Terlebih mayoritas masyarakat
Indonesia beragama Islam. Jika pemberontakan ini dibiarkan, maka umat Islam akan goyah.

Penetapan juga merujuk Al Quran, di mana umat Islam harus menaati Ulil Amri atau pemimpin tertinggi di sebuah negara dalam hal ini Presiden Soekarno. Ini juga mencegah terjadinya kekerasan secara fisik maupun verbal yang digencarkan Kartosoewirjo dan gerombolannya kepada masyarakat yang tak sepaham.

Sempat Kontroversial

Sempat Kontroversial

Penetapan gelar imam tertinggi umat Islam di Indonesia ini juga tak luput dari para ulama yang kontra.

Gambar: Instagram Jejak Islam Bangsa

Mereka beranggapan jika penetapan Soekarno sebagai Waliyul Amri Ad-dharuri Bi Al-
syaukah akan bertentangan dengan negara Indonesia yang multikultural.

Sebagian ulama, terutama dari kalangan Masyumi beranggapan bahwa penetapan gelar Soekarno
akan membuka peluang Indonesia menjadi negara Islam.

Menurut berbagai sumber, penetapan gelar ini masih melekat di sosok Soekarno dan masih terus
diimplementasikan.

Kisah Soekarno yang Pernah Mendapat Gelar Waliyul Amri, Sempat Kontroversial
Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia
Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia

Ayah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.

Baca Selengkapnya
MUI Gelar Rapat Bahas Arya Wedakarna, Ini Hasilnya
MUI Gelar Rapat Bahas Arya Wedakarna, Ini Hasilnya

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali Bali menggelar rapat yang dihadiri seluruh komponen ormas Islam di Denpasar, Rabu (3/1) sore.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno

Ia lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang

Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap

Baca Selengkapnya
Terkenal Misterius, Begini Sosok Sayyid Abdullah Mliwang Sesepuh Para Wali Penyebar Ajaran Islam di Nusantara
Terkenal Misterius, Begini Sosok Sayyid Abdullah Mliwang Sesepuh Para Wali Penyebar Ajaran Islam di Nusantara

Ulama ini datang ke Tuban jauh sebelum era Wali Songo

Baca Selengkapnya
Atikoh Ganjar Silaturahmi dengan Putra Ulama Karismatik di Serang
Atikoh Ganjar Silaturahmi dengan Putra Ulama Karismatik di Serang

Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti bersilaturahmi dengan KH Ahmad Rofiudin, Selasa (6/2) sore.

Baca Selengkapnya
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa

Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pamer Gelontorkan Bansos Rp443 T: Kalau Ibu-ibu Muslimat NU Sudah Sejahtera
Jokowi Pamer Gelontorkan Bansos Rp443 T: Kalau Ibu-ibu Muslimat NU Sudah Sejahtera

"Bukan semuanya diberikan 228 juta, kalau ibu-ibu Muslimat NU kan sudah sejahtera," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan

Selain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.

Baca Selengkapnya