Melihat Cara Belajar Orang Purba di Museum Pendidikan Surabaya, Ada Ayah Ajarkan Anak Bertahan Hidup Pakai Api
Museum Pendidikan Surabaya menyimpan bukti materiil Pendidikan pada masa Pra-Aksara atau purba hingga masa Kemerdekaan.
Di museum ini terdapat informasi tentang bagaimana cara orang purba belajar
Melihat Cara Belajar Orang Purba di Museum Pendidikan Surabaya, Tiketnya Gratis!
Jejak pendidikan di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak zaman purba. Ini ditandai dengan adanya kebiasaan berburu dan meramu yang dilakukan oleh manusia untuk bertahan hidup. Sepenggal aktivitas itu bisa disaksikan di Museum Pendidikan Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur.
-
Bagaimana cara Banyuwangi mengajarkan anak bermain tradisional? “Esensi pendidikan adalah mewujudkan kebahagiaan. Sisi ini tak boleh diabaikan. Untuk itu, perlu anak-anak diajak bermain dan diajarkan filosofi di balik permainan tersebut. Seperti halnya kebersamaan, gotong royong dan lain sebagainya,“
-
Bagaimana anak-anak belajar di Kampung Saungkuriang? 'Akhir KKN ini, kami menerima kunjungan empat sekolah SD di Kecamatan Cipondoh, untuk merasakan langsung pesona Kampung Saungkuriang. Dengan kegiatan memberi makan hewan, membuat ekoprint, dan beberapa kerajinan dari barang bekas. Serta membuat aquaponik di mana anak-anak dapat menanam sekaligus memelihara ikan,' paparnya.
-
Siapa yang bisa mengajak anak belajar di alam? Misalnya, saat berjalan-jalan di taman, Anda bisa mengajak anak-anak untuk mengamati berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
-
Bagaimana anak laki-laki belajar? Jika guru meminta anak laki-laki menggambar atau membuat storyboard dibanding duduk dan menulis, mereka akan bisa lebih baik dalam mempergunakan warna dan detail terkait apa yang mereka tuliskan. Mereka bisa mengakses lebih banyak informasi,“
-
Siapa Bapak Permuseuman Indonesia? Bicara tentang museum di Indonesia maka akan bicara mengenai sosok Mohammad Amir Sutarga. Dia didaulat sebagai Bapak Permuseuman Indonesia.
Lokasi ini memang menyuguhkan metode pendidikan dari masa ke masa, mulai dari zaman pra aksara, kerajaan, kolonial hingga setelahnya dan modern. Setiap masanya pola pendidikan terus berkembang mengikuti sistem pengetahuan manusia yang juga dinamis.
Museum Pendidikan Surabaya cocok jadi destinasi keluarga yang asyik, sekaligus penuh dengan nilai pendidikan yang datang dari para tokoh penggeraknya. Yuk jelajahi daya tarik di museum ini.
Terdapat 10 ruang pendidikan dari masa ke masa
Tiap bangunan di Museum Pendidikan Surabaya menyimpan arsip visual kegiatan belajar manusia dari masa ke masa.
Di ruang pertama, pengunjung akan diajak untuk melihat tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, dengan metode perjuangannya di bidang keilmuan.
Masih di ruangan yang sama, jejak peninggalan sekolah Taman Siswa Surabaya, yang merupakan cabang Taman Siswa Yogyakarta juga tersimpan apik di ruang pertama museum tersebut.
Ruang pendidikan zaman purba
Kemudian ruang berikutnya adalah zona Pra Aksara, di mana kegiatan pendidikan dan belajar pertama kali umat manusia ditampilkan.
Salah satu ikon yang menarik untuk disimak adalah adanya patung seorang ayah yang tengah mengajarkan bekal kehidupan kepada anaknya melalui api.
Terlihat sang ayah mengajari cara membuat api sebagai sumber kehidupan manusia untuk membantu kegiatan berburu dan meramu makanan.
Ini merupakan cara paling pertama dari umat manusia dalam menerima informasi dan mempraktikkannya di dalam kehidupan sebelum adanya sistem sekolah.
Pendidikan zaman kerajaan
Berselang beberapa dekade, sistem pedidikan umat manusia lantas bergeser. Terjadi pendidikan yang lebih modern, sehingga menciptakan interaksi sosial yang lebih kompkleks lewat sistem kerajaan.
Ini turut membuat sistem transfer pengetahuan dari satu individu ke individu lainnya menjadi lebih mudah dan terarsip. Ini karena di masa itu mulai ditemukannya media tulis berupa kertas dan daun lontar sehingga lebih mudah disimpan.
Selain itu, di zaman kerajaan, corak yang paling mudah dilihat adalah munculnya asimilasi kebudayaan lokal dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.
Pendidikan zaman kolonial
Zona kolonial menjadi salah satu titik berubahnya sistem pendidikan kerajaan. Salah satu sebab perubahan adalah munculnya budaya barat, yang ditandai dengan terbawanya kebiasaan dari Belanda, Portugis, Inggris hingga Jepang dalam mendidik anaknya.
Di masa itu fasilitas juga sudah mulai muncul seperti media alat tulis, sekolah sampai fasilitas, salah satunya sepeda Zundapp yang di zaman kolonial Belanda kerap digunakan orang tua untuk mengantar anaknya menuju sekolah.
Zona terakhir adalah zona kemerdekaan, di mana koleksi-koleksinya menampilkan bukti materil peradaban pasca Indonesia merdeka mulai tahun 1945 sampai 1990.
Tiketnya gratis
Sebagai destinasi edukasi, Museum Pendidikan Surabaya tidak memungut biaya tiket, alias gratis.
Pengunjung bisa belajar, sembali menyelami dunia pendidikan sejak pertama ada di muka bumi di museum yang berlokasi di Jalan Genteng Kali nomor 10, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
Beberapa fasilitas lain sebagai penunjang di antaranya public space, are parkir yang luas, musala, toilet, ruang laktasi dan lainnya. Museum ini buka mulai Selasa sampai Minggu pukul 08.00-15.00 WIB.
Sumber: bappedalitbang.surabaya.go.id, YouTube BBGP Jabar Kemdikbudristek dan Liputan6