Mengunjungi Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, Bakar Jagung hingga Sosis di Tanah Berapi yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam
Sejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.
Saat digali, tanah di sini memunculkan api
Mengunjungi Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan, Bakar Jagung hingga Sosis di Tanah Berapi yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam
Salah satu wisata alam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang mencuri perhatian ialah kawasan Api Tak Kunjung Padam (Apoi Dhangka). Sejak ratusan tahun lalu, setiap kali tanah di kawasan ini digali, selalu muncul api.
-
Kapan tradisi bakar gunung api dilakukan? Pelaksanaan tradisi bakar gunung api ini berlangsung pada malam takbiran.
-
Di mana lokasi api yang sudah berkobar selama 6.000 tahun? Dilansir dari IFL Science, ahli menemukan sebuah situs batu bara terbakar tertua di New South Wales, Australia. Tepatnya sekitar 30 meter di bawah tanah di bawah Gunung Wingen.
-
Bagaimana situs Megalitik Pasemah terjaga? Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib buruk di kemudian hari.
-
Apa makna tradisi bakar gunung api? Tentunya setiap tradisi yang berkembang di masyarakat memiliki arti, tujuan, simbol, dan juga makna mendalam.
-
Bagaimana cara tradisi bakar gunung api? Menyusun Batok Kelapa Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi.
-
Kapan tradisi melompati api dilakukan? Melompati api merupakan tradisi yang dilakukan pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Sejarah
Mengutip Instagram @maduraholic, Kamis (25/4/2024), kawasan Api Tak Kunjung Padam sudah ada sejak tahun 1683. Konon, keberadaannya tak bisa dilepaskan dari sosok Ki Moko atau Raden Wingnyo Kenongo.
Mengutip situs ejournal.unesa.ac.id, Ki Moko tinggal di tengah hutan tandus dan jauh dari sumber mata air. Sehari-hari, ia memancing ikan di laut.
Kisah ini bermula ketika Ki Moko
mendengar berita bahwa raja kerajaan Palembang sedang dirundung kesedihan karena putrinya tengah menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Padahal, sudah banyak tabib yang
mengobatinya.
Pada kesempatan itu Ki Moko
terpanggil mencoba membantu mengobati penderitaan putri raja.
Menerima persembahan Ki Moko, raja sangat terkejut karena ia menerima kiriman barang berharga berupa permata intan dan berlian. Singkat cerita, sang putri kemudian sembuh dari sakitnya.
Hadiah Raja
Kesembuhan putrinya membuat sang raja merasa berhutang budi kepada Ki Moko. Sang raja lalu memberikan hadiah berupa sebuah Peti kepada Ki Moko dan
dikirimkan melalui utusan.
Setelah Peti tersebut sampai ke tempat persinggahannya, Ki Moko
menerima dengan senang hati. Saat membuka pintu tersebut, ia terkejut karena di dalamnya ada seorang putri cantik jelita.
Putri itu ialah Siti Suminten, buah hati raja yang dianugerahkan kepada Ki Moko untuk dijadikan istri.
Kegembiraannya sejenak berubah
menjadi rasa risau karena tak lama lagi rombongan kerajaan akan datang ke kediaman Ki Moko untuk
melangsungkan perayaan pernikahan.
Ki Moko risau karena tempat kediaman serta segala kebutuhan perayaan pernikahan sangat tidak memungkinkan.
Kerisauan itu akhirnya sirna setelah Ki Moko memusatkan batin melalui semedinya untuk memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Saat itulah tercipta sumber air yang akhirnya menjadi sebuah telaga serta pancaran kobaran api yang
selalu menyala.
Ki Moko pun merasa tenang karena pelaksanaan pesta pernikahan
berjalan lancar. Hingga ini
semburan api alam tersebut masih tetap abadi dan dikenal dengan sebutan Api Talk Kunjung Padam. Api Tak Kunjung Padam
Spot Wisata
Api Tak Kunjung
Padam yang berada di Desa Brata Tinggi, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan ini membuat takjub banyak orang. Pemerintah setempat menjadikan tempat ini sebagai wisata alam yang masih eksis hingga sekarang.
Pengunjung kawasan wisata Api Tak Kunjung Padam bisa membakar aneka makanan di sini, mulai dari jagung, sosis, hingga ikan. Di lokasi, ada banyak pedagang menyediakan makanan-makanan yang bisa dipanggang di kawasan Api Tak Kunjung Padam.
Daya Tarik Lain
Para pedagang di kawasan wisata Api Tak Kunjung Padam juga menjual berbagai oleh-oleh khas Madura. Seperti petis, celurit, dan pakaian khas Pulau Garam.