Mitos Kehamilan Menurut Islam, Lengkap dengan Penjelasannya
Apakah benar ada mitos seputar kehamilan menurut pandangan Islam?
Apakah benar ada mitos seputar kehamilan menurut pandangan Islam?
Mitos Kehamilan Menurut Islam, Ini Penjelasan Lengkapnya
Mitos seputar kehamilan seringkali menjadi topik yang menarik untuk dibahas, terutama ketika dipandang dari perspektif agama. Dalam Islam sendiri, terdapat beberapa keyakinan dan pandangan yang berkembang mengenai kehamilan.
Kehamilan adalah fase yang membahagiakan bagi banyak ibu. Setiap ibu hamil pasti menginginkan kehamilan yang mudah dan diberkahi oleh Allah SWT. Oleh karenanya, berbagai cara akan ditempuh untuk menjaga kehamilan itu.Salah satu cara untuk memperoleh kemudahan dan keberkahan saat hamil adalah dengan berserah diri kepada Allah SWT dan menghindari pantangan yang menjadi mitos kehamilan menurut Islam. Apa saja pantangan-pantangan yang masuk ke dalam mitos kehamilan menurut Islam tersebut? Ini dia selengkapnya.
Pantangan yang Menjadi Mitos Kehamilan Menurut Islam
1. Tidak Boleh Meningalkan Salat WajibDalam Islam, pelaksanaan salat wajib adalah keutamaan bagi setiap muslim, termasuk bagi wanita hamil. Meskipun kondisi fisik dan kesehatan bisa menjadi tantangan, Islam menempatkan salat sebagai ibadah yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang sah.
Hamil merupakan salah satu kondisi yang mungkin membuat pelaksanaan salat menjadi lebih sulit, namun tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkannya sepenuhnya.
Allah SWT telah meringankan kewajiban shalat ini bila hamba-Nya tidak mampu dengan berdiri, maka shalatlah dengan duduk. Apabila duduk juga tidak bisa, maka sholatlah dengan keadaan terbaring.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai hal ini. Beliau mengatakan: "Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring." (HR. Bukhari). 2. Tidak Boleh Mengonsumsi Makanan dan Minuman Haram
Mitos kehamilan menurut Islam tidak boleh mengonsumsi makanan dan minuman haram.
Wanita hamil dalam Islam diwajibkan menjaga kesehatan diri sendiri dan bayi yang dikandungnya, termasuk dalam pemilihan makanan dan minuman.
Salah satu prinsip utama yang harus dipegang teguh adalah menghindari konsumsi makanan dan minuman yang diharamkan dalam ajaran Islam.
Makanan haram mencakup segala jenis daging yang tidak halal atau tidak disembelih dengan cara yang benar sesuai syariah, seperti daging babi. Begitu pula dengan minuman yang mengandung alkohol, yang dianggap sebagai zat yang memabukkan dan dilarang dalam Islam.
Anjuran ini tidak hanya untuk ibu hamil saja melainkan untuk semua umat muslim. Allah SWT membenci hambanya yang mengonsumsi makanan haram, sebab makanan atau minuman tersebut juga mendatangkan dampak buruk bagi tubuh.
Dalam Al-Quran, Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS. Al- Maidah: 88)
Apa saja jenis makanan haram yang diterangkan dalam surat tersebut?
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al-Maidah: 3)
Pada ayat lain juga menerangkan hal-hal yang diharamkan, yaitu:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi, berhal-berhala, panah-panah (yang digunakan mengundi nasib) adalah kekejian yang termasuk perbuatan setan.maka, jauhilah ia agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90) 3. Tidak Boleh Bergunjing
Dalam Islam, menjaga perilaku dan etika sosial merupakan aspek penting dari ketaatan terhadap ajaran agama. Salah satu larangan yang ditekankan adalah bergunjing atau membicarakan orang lain dengan cara yang merendahkan.
Hal ini berlaku bagi setiap individu, termasuk wanita hamil. Bergunjing tidak hanya dianggap sebagai tindakan yang merugikan hubungan sosial, tetapi juga dapat membawa dampak negatif pada kehidupan spiritual dan mental seseorang.
Wanita hamil dalam Islam diwajibkan untuk menjaga keadaan jiwa dan pikiran, serta memastikan bahwa lingkungan sekitarnya tetap penuh dengan kebaikan dan kasih sayang. Bergunjing dapat menimbulkan perasaan negatif dan ketegangan, yang berpengaruh pada kesehatan mental ibu dan juga janin yang dikandungnya.
Oleh karena itu, dalam menjalani masa kehamilan, seorang muslimah diingatkan untuk menghindari perilaku bergunjing, lebih memilih untuk berkumpul dengan orang-orang yang memberikan dukungan positif, dan menjalani kehidupan sosial yang sehat dan harmonis sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 4. Tidak Boleh Memakai Pakaian Ketat dan Terbuka
Dalam Islam, menjaga aurat dan berpakaian sopan merupakan bagian integral dari nilai-nilai moral dan etika berpakaian. Ketika seorang wanita sedang hamil, penting bagi dia untuk memilih pakaian yang tidak hanya nyaman tetapi juga memenuhi ketentuan syariah.
Mengenakan pakaian yang ketat dan terbuka dapat melanggar aturan berpakaian Islam, karena dapat menonjolkan bentuk tubuh yang seharusnya tidak terlihat oleh orang lain. Hal ini bertujuan untuk menjaga kehormatan diri dan memberikan contoh etika berpakaian yang baik.
Pemilihan pakaian yang longgar dan menutupi aurat merupakan tanda ketaatan seorang muslimah terhadap tata cara berpakaian Islam. Selain itu, pakaian yang longgar juga memberikan kenyamanan ekstra kepada wanita hamil, mengingat perubahan bentuk tubuh yang mungkin terjadi selama masa kehamilan.
Dalam Islam, kesopanan dalam berpakaian tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan kesadaran diri. 5. Tidak Boleh Melakukan Perbuatan Syirik
Mitos kehamilan menurut Islam selanjutnya tidak boleh syirik. Tindakan syirik atau menyekutukan Allah dalam Islam adalah dosa yang paling besar dan dilarang keras. Bagi seorang wanita hamil, menjauhi perbuatan syirik menjadi suatu kewajiban yang tidak dapat diabaikan.
Masa kehamilan adalah momen yang mendalam dan penuh keberkahan, dan pada saat-saat tersebut, penting bagi wanita hamil untuk memperkuat ikatan spiritualnya dengan Allah tanpa adanya campur tangan atau kepercayaan kepada entitas selain-Nya.
Melibatkan diri dalam praktik-praktik yang berpotensi menyimpang ke arah syirik, seperti memohon pertolongan kepada makhluk selain Allah, menggunakan media spiritual yang tidak diizinkan dalam Islam, atau mengandalkan kepercayaan pada sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan lebih dari Allah, adalah perbuatan yang sangat tidak disarankan.
Lebih baik mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, berdoa, dan menguatkan iman sebagai upaya untuk menghadapi masa kehamilannya dengan kesadaran dan ketaatan agama yang kokoh.