Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi, dijepit elit dituntut publik

Jokowi, dijepit elit dituntut publik Presiden Jokowi. ©Setpres RI/Cahyo

Merdeka.com - Di lingkungan Istana hari-hari ini sangat populer istilah KMP. Ini bukan Koalisi Merah Putih yang sudah dikenal sejak pemilu presiden tahun lalu. Tapi ini istilah beredar bersamaan dengan tarik menarik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.

KMP yang lagi ngetop di Istana itu adalah kepanjangan dari Kalla, Mega, dan Paloh. Kalla merujuk pada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mega merujuk pada Ketua Umum PDIP Megawati, dan Paloh merujuk pada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Inilah trio elit yang meminta agar Presiden Jokowi mengangkat Budi Gunawan menjadi Kapolri.

Dukungan Surya Paloh kepada Budi Gunawan terang benderang. Beberapa kali dia bertemu Presiden Jokowi, dan mengaku minta Jokowi untuk melantik Budi Gunawan. Surya Paloh tahu bahwa Budi Gunawan telah ditetapkan jadi tersangka kasus rekening tidak wajar oleh KPK. Namun, Surya Paloh menekankan, bahwa proses politik pencalonan Budi Gunawan di DPR, juga harus dihormati.

Mega tidak pernah mengeluarkan pernyataan mendukung Budi Gunawan. Mega bukanlah tipe politisi yang gemar mengumbar kata-kata. Pilihan sikapnya tercermin dari agresivitas politisi PDIP dalam mendesak Jokowi untuk melantik Budi Gunawan. Coba perhatikan, tidak ada satu pun politisi PDIP yang "sadar" bahwa Budi Gunawan itu tersangka.

Bagaimana Jusuf Kalla? Selama ini pernyataannya normatif saja: hormati putusan KPK, hormati juga keputusan DPR, apalagi putusan DPR itu juga atas pengajuan Presiden; hormati juga keputusan Presiden yang menunda pengangkatan Budi Gunawan. Tapi sudah jadi pengetahuan banyak orang Istana, JK juga orang yang mendesak Jokowi agar Budi Gunawan segera diusulkan ke DPR. Padahal JK tahu, Budi Gunawan namanya pernah distabilo merah oleh KPK dan PPATK saat dicalonkan jadi menteri.

Jika balik melihat ke belakang, saat Jokowi menyampaikan surat ke DPR, memang terkesan terjadi pendadakan. Tidak ada ba bi bu, tiba-tiba surat pengajuan calon Kapolri dikirim ke DPR, dan tiba-tiba juga beredar luas.

Semua orang yang berakal sehat kaget. Bagaimana mungkin Presiden Jokowi yang antikorupsi mengajukan calon Kapolri yang sudah diidentifikasi memiliki rekening tidak wajar dan namanya pernah distabilo merah oleh KPK dan PPATK agar tidak jadi menteri?

Organisasi masyarakat sipil berbasis kerja, seperti ICW, TII, Kontras, dll, memprotes keras surat Jokowi. Jokowi dikecam habis. Para relawan Jokowi ramai-ramai mengingatkan komitmen politiknya. Protes juga disuarakan dengan keras oleh organisasi masyarakat sipil berbasis massa, seperti NU dan Muhammadiyah. Media massa tidak kalah kencangnya memberitakannya.

Publik juga dibikin kaget. Meskipun KPK menetapkan Budi Gunawan jadi tersangka, DPR tak peduli. Komisi II DPR tetap melakukan uji kelayakan dan kepatutan, Sidang Paripurna DPR menerima pencalonan Budi Gunawan, dengan dalih menghormati presiden. Ya, baru kali ini DPR kompak. Celakanya kekompakan itu untuk menimang tersangka. Sungguh merusak akal sehat.

Demikianlah, realitas politik selalu jauh dari idealitas politik. Tidak usah jauh-jauh dari idealitas, menyesuaikan dengan akal sehat publik saja, tidak bisa. Para elit politik melangkah dengan jalan pikirannya sendiri, dengan kepentingannya sendiri. Selalu bilang demi kepentingan bangsa, demi kemaslahatan umat, tetapi tetap kepentingan sendiri yang dikedepankan.

Kurang apa Surya Paloh saat ini: punya menkopolhukam, punya menteri pertanahan, punya menteri kehutanan, juga punya jaksa agung. Tapi sepertinya, akumulasi kekuasaan belum lengkap jika kapolri tidak di tangan.

Kurang apa Megawati saat ini: ketua umum partai besar yang kader-kadernya loyal; simbol ibu bangsa yang tak terobsesi kekuasaan sehingga memberi jalan lempang pencalonan Jokowi. Apakah hanya karena Budi Gunawan pernah menjadi ajudannya, dia rela begitu saja menabrak nalar publik? Di mana nurani seorang ibu bangsa? Sungguh sulit dijelaskan!

Kurang apa Jusuf Kalla saat ini: dari orang yang disia-siakan SBY lalu dibuang Partai Golkar, berbalik menjadi wakil presiden lagi. Punya kepentingan apa lagi hingga ikut-ikutan mendesak Jokowi mencalonkan Budi Gunawan? Percayakah Anda, jika disebutkan bahwa Kalla punya “utang” kepada Budi Gunawan sehingga harus membayarnya secara membabibuta? Lantas, “utang” macam apa?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu dijawab dengan bahasa basi: politik itu cair, politik itu tidak ada kawan atau lawan abadi, politik itu seni memecahkan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan lain-lain. Yang tidak pernah mereka sadari adalah bahwa politik itu harus bermoral, politik itu harus mengedepankan akan sehat publik, politik itu harus rela mengorbankan kepentingan sendiri untuk kepentingan orang banyak.

Apapun, Jokowi kini dalam situasi terjepit dan terkepung di Istana. Dijepit oleh elit KMP, dikepung oleh KMP dan KIH. Saat ini Jokowi tidak punya sandaran politik untuk meneguhkan komitmen antikorupsinya. Dia sementara bisa menghindar jepitan dan kepungan itu, dengan menunda pelantikan Budi Gunawan. Tapi sampai kapan?

Di sinilah peran penting organisasi masyarakat sipil: ormas, LSM, relawan, akademisi, dll. Seperti pencalonan dan keterpilihannya sebagai presiden yang dikehendaki publik, kini Jokowi perlu didukung dan ditopang secara nyata. Kritik dan protes atas pengajuan Budi Gunawan terus saja digaungkan. Namun dukungan konkret menghadapi persekongkolan elit politik jauh lebih penting. Ini soal pertaruhan masyarakat sipil.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP

Hasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.

Baca Selengkapnya
Respons Jokowi Disebut Ingin Rebut Kursi Ketum PDIP: Katanya Golkar, Masa Semuanya
Respons Jokowi Disebut Ingin Rebut Kursi Ketum PDIP: Katanya Golkar, Masa Semuanya

Jokowi sebelumnya disebut Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengirim menteri untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Budi Arie Jadi Menkominfo, Relawan Dinilai Jadi Kekuatan Politik Jokowi
Budi Arie Jadi Menkominfo, Relawan Dinilai Jadi Kekuatan Politik Jokowi

Kunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jadikan Relawannya Menteri, Pengamat: Ada Kekecewaan Terpendam dengan PDIP
Jokowi Jadikan Relawannya Menteri, Pengamat: Ada Kekecewaan Terpendam dengan PDIP

Jokowi telah menunjukkan bahwa ia solid bersama relawannya dengan memberikan jabatan di kabinet, ketimbang PDIP sebagai partainya.

Baca Selengkapnya
Komarudin Ditanya soal Jokowi: Sudah Gabung di Sana dan Habisi PDIP, Kita Bertarung
Komarudin Ditanya soal Jokowi: Sudah Gabung di Sana dan Habisi PDIP, Kita Bertarung

Komarudin juga menyinggung, Jokowi sudah menghabisi PDIP. Dia menegaskan, PDIP tidak akan gentar terhadap manuver Jokowi di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
Politikus PDIP: Ada Toxic Relationship Sekitar Pak Jokowi Paksakan Duet Prabowo-Gibran
Politikus PDIP: Ada Toxic Relationship Sekitar Pak Jokowi Paksakan Duet Prabowo-Gibran

Dia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
PKB: Dua Kubu Hari Ini Berseteru, Antara Jokowi Dan Megawati
PKB: Dua Kubu Hari Ini Berseteru, Antara Jokowi Dan Megawati

PKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
TOP NEWS: Menteri Kabinet Jokowi Ingin Mundur Lapor ke Megawati | Prabowo-Gibran Jawab Tudingan
TOP NEWS: Menteri Kabinet Jokowi Ingin Mundur Lapor ke Megawati | Prabowo-Gibran Jawab Tudingan

PDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.

Baca Selengkapnya
Hasto Bongkar Jokowi Ingin Ambil Alih Golkar dan PDIP, Ada Menteri Ditugaskan jadi Juru Lobi
Hasto Bongkar Jokowi Ingin Ambil Alih Golkar dan PDIP, Ada Menteri Ditugaskan jadi Juru Lobi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan upaya Presiden Jokowi berupaya mempertahankan kepemimpinannya dengan merebut PDIP dan Golkar.

Baca Selengkapnya
Jokowi akan Turun Gunung Kampanyekan Ahmad Luthfi di Jateng, Begini Kata KPU
Jokowi akan Turun Gunung Kampanyekan Ahmad Luthfi di Jateng, Begini Kata KPU

Dalam menunjuk seorang juru kampanye, masing-masing paslon memang diwajibkan melampirkan daftar nama-nama yang akan tampil.

Baca Selengkapnya
Reaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Reaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP

Reaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP

Baca Selengkapnya
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Puan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai

Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya