Musim Hujan Tiba, Waspada Banjir dan Cuaca Ekstrem
Pemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait diminta mengantisipasi serta mengedukasi masyarakat.
Puncak musim hujan di Indonesia disebut BMKG akan berlangsung pada Januari-Februari 2024.
Musim Hujan Tiba, Waspada Banjir dan Cuaca Ekstrem
Setelah dihantam El Nino yang membuat kekeringan di sejumlah daerah, Indonesia kini memasuki peralihan musim. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut puncak musim hujan berlangsung pada Januari dan Februari 2024.
Data yang dilansir BMKG, sejak Oktober 2023, sebagian dari 699 zona musim (ZOM) di Indonesia sudah diguyur hujan. Total sebanyak 477 ZOM (68,24%) memasuki musim hujan hingga Desember. Sedangkan puncak musim hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 yaitu sebanyak 385 ZOM (55,08%)
"Musim Hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya. Curah hujan yang turun pada periode musim hujan 2023/2024 pada umumnya diprediksi akan normal dibandingkan biasanya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Pakar Iklim dan Lingkungan UGM Emilya Nurjani mengungkapkan, cuaca ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang tidak normal ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembaban udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa.
Dia menjelaskan, cuaca ekstrem tersebut dipicu bibit siklon tropis 94W yang terpantau di Samudera Pasifik Utara dan Maluku Utara. Selain itu, sirkulasi siklonik yang terdeteksi berada di Laut Natuna dan Papua bagian Tengah. Sirkulasi siklonik adalah pusaran angin yang membawa uap air untuk dibentuk menjadi awan.
Cuaca ekstrem dapat terjadi ketika masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan. Arah angin dapat bertiup secara bervariasi sehingga berisiko menyebabkan kondisi cuaca yang tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat disertai Angin Kencang
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memaparkan secara lebih detail bahwa pada bulan September 2023, terdapat sekitar 24 ZOM (3,4%) yang akan memasuki musim hujan yaitu meliputi sebagian Sumatera Barat dan Riau bagian selatan.
Kemudian, pada bulan Oktober 2023, sekitar 69 ZOM (9,9%) akan memasuki musim hujan yaitu provinsi seperti Jambi, Sumsel bagian utara, Jateng bagian selatan, sebagian wilayah Kalbar, Kalteng bagian barat, dan sebagian besar Kaltim.
Selanjutnya, sekitar 153 ZOM (21,9%) diperkirakan akan memasuki musim hujan pada bulan Desember 2023, termasuk sebagian besar Jawa Timur bagian utara, sebagian wilayah NTB, sebagian NTT, sebagian besar Sulawesi Tenggara, dan sebagian Maluku.
Sementara pada bulan Januari hingga Mei 2024, sekitar 22 ZOM (3,2%) diharapkan akan mengalami awal musim hujan. Terdapat juga sekitar 50 ZOM (7,2%) yang sudah memasuki musim hujan.
Sebanyak 12 ZOM (1,7%) merupakan daerah dengan musim hujan sepanjang tahun 2023. Selain itu, ada 113 ZOM (16,1%) yang termasuk dalam tipe ZOM 1 Musim, yang memiliki karakteristik musim yang satu kali sepanjang tahun.
Wilayah-wilayah yang akan mengalami hujan lebat dengan curah hujan >50mm dan potensi angin kencang:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Riau
4. Kep. Riau
5. Jambi
6. Sumatera Selatan
7. Bengkulu
8. Lampung
9. Banten
10. Jawa Barat
11. Jawa Tengah
12. Jawa Timur
13. Kalimantan Barat
14. Kalimantan Tengah
15. Sulawesi Utara
16. Maluku Utara
17. Papua Barat
18. Papua.
Untuk menghadapi musim hujan dan potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau kepada kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim hujan terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan atas normal.
Wilayah ini, kata dia, diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor. Pemerintah Daerah diharapkan mengedukasi masyarakat menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.
"Kami berharap informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah daerah dan sektor terkait untuk menyusun rencana aksi dini dalam menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologi," ujarnya.