Benarkan Butuh BBM dengan Oktan Tinggi agar Kendaraan Lebih Hemat?
Ketahui fakta dan mitos seputar penggunaan BBM beroktan tinggi untuk efisiensi bahan bakar.

Perdebatan mengenai angka oktan pada bahan bakar minyak (BBM) menjadi isu yang hangat di antara pemilik kendaraan. Banyak orang beranggapan bahwa penggunaan BBM dengan oktan tinggi dapat meningkatkan efisiensi mobil mereka. Namun, apakah anggapan tersebut benar?
Secara umum, angka oktan menggambarkan seberapa besar tekanan yang dapat diterapkan pada campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin sebelum terjadinya pembakaran yang tidak diinginkan. Dengan meningkatnya angka oktan, kualitas BBM dalam mencegah knocking juga semakin baik.
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis BBM dengan nilai oktan yang berbeda, seperti Pertalite (RON 90), Pertamax (RON 92), dan Pertamax Turbo (RON 98). Pemilihan jenis BBM sebaiknya disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrikan kendaraan untuk memastikan performa mesin tetap optimal.
Pengertian Oktan BBM
Oktan merupakan angka yang menggambarkan ketahanan bahan bakar terhadap suhu dan tekanan tinggi sebelum mengalami pembakaran secara spontan. Istilah 'oktan' diambil dari oktana (C₈H₁₈), yaitu hidrokarbon yang dijadikan sebagai acuan standar.
Nilai oktan diukur menggunakan Research Octane Number (RON). Nilai RON yang lebih tinggi menunjukkan kualitas dan performa bahan bakar yang lebih baik, terutama pada mesin dengan rasio kompresi yang tinggi.
Namun, menggunakan bahan bakar dengan RON di bawah rekomendasi pabrikan dapat mengakibatkan knocking, penurunan performa, serta kerusakan pada mesin. Di sisi lain, pemakaian bahan bakar dengan RON yang lebih tinggi dari yang diperlukan tidak akan memberikan peningkatan performa yang signifikan.
Oktan Tinggi = Lebih Irit? Mitos atau Fakta?
Sejumlah orang percaya bahwa memakai bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi secara otomatis akan membuat kendaraan lebih hemat. Meskipun angka oktan yang tinggi menawarkan ketahanan lebih terhadap knocking, efisiensi bahan bakar sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh angka tersebut.
Berbagai faktor lain yang berperan dalam efisiensi bahan bakar meliputi rasio kompresi mesin dan teknologi yang diterapkan. Jika mesin dirancang untuk bahan bakar dengan oktan rendah, maka penggunaan oktan tinggi tidak akan memberikan keuntungan yang signifikan.
“Menggunakan bensin dengan angka oktan yang lebih tinggi tidak selalu menjamin mobil menjadi lebih hemat,” kata Ko Lung Lung, Pendiri Dokter Mobil Indonesia. Efisiensi bahan bakar lebih dipengaruhi oleh pengaturan ECU kendaraan dan gaya mengemudi.
Kenali Rasio Kompresi Mesin, Jangan Salah Pilih BBM!
Rasio kompresi mengacu pada perbandingan antara volume ruang bakar ketika piston berada di posisi terendah dan tertinggi. Mesin yang memiliki rasio kompresi tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi untuk menghindari terjadinya knocking.
Apabila kendaraan Anda memiliki rasio kompresi yang rendah, menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dapat menjadi pemborosan. Contohnya, mesin dengan rasio kompresi 10:1 sebaiknya menggunakan bahan bakar RON 90, sedangkan mesin dengan rasio 12:1 memerlukan RON 92 atau lebih tinggi.
Pemilihan bahan bakar yang tidak sesuai dengan rasio kompresi dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin, penumpukan karbon, dan bahkan dapat memperpendek masa pakai busi. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu mengikuti rekomendasi dari pabrikan.
Teknologi Mesin Modern: Bisa Adaptasi atau Tetap Boros?
Mesin-mesin modern kini dilengkapi dengan ECU dan sensor knock yang berfungsi untuk mengoptimalkan proses pembakaran. Sistem injeksi bahan bakar yang canggih mampu menyesuaikan waktu pengapian sesuai dengan jenis bahan bakar yang digunakan.
Namun, pemakaian bahan bakar dengan oktan lebih tinggi tidak selalu menjamin peningkatan efisiensi. Dalam beberapa situasi, peningkatan efisiensi mungkin tidak sebanding dengan biaya bahan bakar yang lebih tinggi.
Modifikasi pada mesin, seperti penggantian injektor, juga dapat memengaruhi efisiensi penggunaan bahan bakar. Sebagai contoh, jika menggunakan injektor yang lebih besar, kemungkinan konsumsi bahan bakar bisa meningkat.
Cara Mengemudi dan Kondisi Jalan: BBM Irit atau Boros?
Keadaan jalan serta teknik mengemudi memiliki pengaruh besar terhadap penggunaan bahan bakar. Mengemudi di jalan tol dengan kecepatan yang stabil biasanya lebih hemat dibandingkan dengan berkendara dalam situasi kemacetan.
Gaya berkendara, seperti percepatan mendadak dan pengereman yang tiba-tiba, juga memengaruhi efisiensi. Faktor-faktor seperti berat kendaraan dan desain aerodinamis sering kali diabaikan, padahal memiliki dampak signifikan terhadap konsumsi bahan bakar.
Peran Filter Udara dan Injector: Setingan yang Bikin Irit
Pemodifikasian filter udara dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar. Dengan menerapkan sistem filter terbuka, lebih banyak udara dapat masuk ke mesin, sehingga proses pembakaran menjadi lebih efisien. Selain itu, pemilihan ukuran injector juga sangat krusial.
Injector yang berukuran lebih kecil dapat meningkatkan efisiensi, sementara injector yang lebih besar justru dapat menyebabkan kendaraan menjadi lebih boros bahan bakar.
Rasio antara udara dan bahan bakar juga mempengaruhi performa. Ketika rasio udara lebih tinggi, pembakaran menjadi lean, sedangkan jika rasio udara lebih rendah, pembakaran menjadi rich. Menjaga rasio ini agar tetap optimal sangat penting untuk mencapai efisiensi bahan bakar yang baik.