Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta, mobil plug-in hybrid bakal populer di dunia, bukan mobil full listrik

Fakta, mobil plug-in hybrid bakal populer di dunia, bukan mobil full listrik Ilustrasi mobil listrik. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Era mobil listrik bakal mengubah peta bisnis otomotif di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pada 2030 industri otomotif nasional bisa memproduksi kendaraan rendah karbon dan emisi (LCEV). Saat itu, populasi LCEV tersebut diperkirakan mencapai 20 persen dari total kendaraan, dengan pertimbangan tren penjualan kendaraan di dunia hingga 10-20 tahun ke depan adalah kendaraan LCEV.

Menurut Putu Juli Ardika, Direktur ILMATE Kementerian Perindustrian, berdasarkan riset IEA - Energy Technology Perspective, kendaraan global di masa datang adalah kendaraan hybrid dan plug-in hybrid. Setelah itu, model yang berkembang adalah fuel cell dan full mobil listrik (EV). Namun, yang bakal benar-benar populer adalah jenis plug-in hybrid.

Riset IEA - Energy Technology Perspective 2017 menyebutkan, pasar otomotif global hingga 2020, penjualan mobil masih dikuasai mesin bensin, yakni 60 persen. Namun, trennya menurun sedikit menjadi 51 persen pada 2030 hingga diprediksi tinggal 31 persen.

Sementara mobil jenis plug-in hybrid memiliki pasar lebih bagus dari dua jenis LCEV lainnya; hybrid dan listrik murni. Pada 2020, penjualan mobil plug-in hybrid baru mencapai 4 persen. Namun, trennya meningkat menjadi 8 persen dan terus melonjak hingga 20 persen. Model hybrid sendiri hanya tumbuh di level 6-15 persen, sedangkan moibl listrik murni naik dari 5 persen ke 15 persen pada 2040.

"Jadi mobil yang paling populer justru bukan mobil listrik murni seperti sebagian besar anggapan publik. Berdasarkan data IEA, kendaraan jenis plug-in hybrid, yaitu kendaraan yang masih mengelaborasikan mesin bakar dengan motor listrik atau hybrid yang bisa dicas, adalah kendaraan paling laku di dunia pada 2040," kata Putu, dalam diskusi "Senjakala Industri Komponen Otomotif dalam Menghadapi Era Mobil Listrik" di Jakarta, kemarin (18/7).

Atas dasar itu, pemerintah Indonesia membuat peta jalan industri otomotif dengan menggenjot produksi mobil LCEV, termasuk di dalamnya pengembangan kendaraan berbahan bakar nabati (biosolar, bioethanol), dan gas. Dengan peta jalan tersebut, pemeirntah Indonesia menargetkan menjadi pemain utama dalam ekspor mobil listrik dan ICE (internal combution engine) pada 2030 (mdk/sya)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP