BSI Bakal Right Issue, Saham Bank Mandiri Tetap Tangguh
Merdeka.com - Bank Syariah Indonesia (BSI) akan melakukan right issue dalam waktu dekat. Nantinya porsi pemegang sahamnya akan mengalami perubahan, di mana saham bank syariah berkode saham BRIS itu dipegang oleh Mandiri, BNI, dan BRI. Ditambah dengan 1 lembar saham milik pemerintah yang disebut sebagai saham merah putih.
Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Khoerur Roziqin memastikan prosesnya sudah dalam tahap akhir. Dia juga menjelaskan kalau Bank Mandiri sebagai pemegang saham terbesar di BSI masih akan tetap mempertahankan porsi terbesarnya.
Sementara, pada right issue kali ini, porsi saham BNI dan BRI disebut akan terdelusi. Meski, dia tak mengungkap angka pasti delusi kepemilikan saham dari keduanya.
-
Kapan saham BBRI pertama kali diperdagangkan? Jumat (10/11), saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI genap 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BRI melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2003 dan menawarkan 3.811.765 juta saham biasa (common shares) dengan harga Rp875/saham.
-
Kapan BRI melantai di Bursa Efek Indonesia? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
-
Bagaimana BSI tingkatkan inklusi keuangan syariah? BSI siap untuk bersama meningkatkan awareness dan aktivasi layanan perbankan syariah di lingkungan kampus yang dibangun dalam satu ekosistem, sehingga keberadaan bank syariah dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh civitas di Kampus FEB-UI yang berjumlah lebih dari 6.000 orang, termasuk 397 orang dosen serta sekitar 314 orang karyawan,' ujarnya.
"Yang untuk program right issue ini, itu kan dari Mandiri akan mempertahankan kepemilikannya, kemudian dari BNI terdelusi dikit, BRI terdelusi," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Kamis (15/12).
Salah satu alasan Mandiri mempertahankan porsi saham karena adanya suntikan dana atau chip-in dana sekitar Rp 200 miliar. "Kalau BRI terdelusi tapi tetap mempertahankan diatas 15 persen lebih. Gak kurang dari 15 persen," ujar dia.
Menurut catatan, Bank Mandiri memegang porsi saham mayoritas dengan 50,83 persen. Saham BSI saat ini juga dimiliki oleh BNI sebesar 24,85 persen, BRI sebesar 17,25 persen, serta pemegang saham lainnya dan publik sebesar 7,07 persen. Pemerintah, terhitung sejak Mei 2022, telah menempatkan satu lembar saham merah putih di BSI.
Roziqin menuturkan kalau delusi saham yang terjadi di BNI dan BRI karena meningkatkan porsi saham publik. Mengacu pada data sebelumnya, porsi saham publik ada sebesar 7,07 persen. Dia juga enggan berbicara banyak soal kabar adanya investor strategis yang bakal masuk pada right issue kali ini. Dia menekankan aksi korporasi ini akan meningkatkan porsi kepemilikan publik.
"Masuknya tapi dari ini, dari market itu ya. Bukan investor strategis. Kan sekarang market itu ada berapa, ada 7 koma sekian kan floatingnya dari market itu ya. Kan nanti mau dinaikkan diatas 7 lah misal gitu ya, menjadi 8 atau berapa. Nah itu otomatis ada yang terdelusi, nah terdelusinya dari situ," pungkas Roziqin.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian BUMN kaji opsi paling memungkinkan mendatangkan investor baru untuk perusahaan ini.
Baca SelengkapnyaNilai nominal per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B berubah dari sebesar Rp7.500 menjadi Rp3.750.
Baca SelengkapnyaHal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.
Baca SelengkapnyaSaham BBRI sendiri tengah berada dalam tekanan. Secara year to date, kinerja saham BBRI tercatat terkoreksi 23%.
Baca SelengkapnyaSejumlah jajaran direksi BRI kompak memborong saham BBRI.
Baca SelengkapnyaBTN akan melakukan strategi pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) BTN. Rencananya, strategi ini bakal diikuti oleh penggabungan BTN dengan BSI.
Baca SelengkapnyaTerkait hubungan antara BSI dan Muhammadiyah, Dian mengatakan bahwa permasalahan tersebut merupakan tugas manajemen dan pemegang saham pengendali.
Baca SelengkapnyaSetelah merger, BSI berhasil mencapai target return on equity (ROE) di atas 18 persen, tepatnya 18,30 persen per Maret 2024.
Baca SelengkapnyaBSI menyediakan fasilitas pembukaan RDN secara online dan offline.
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN mendorong BSI untuk menjadi pemain utama dan produsen dalam rantai pasok industri halal (halal value chain global).
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai saham BBRI selaras dengan kinerja BRI yang terus tumbuh secara berkelanjutan.
Baca Selengkapnya