Anies Baswedan Jawab Tuduhan Dirikan Khilafah Jika Jadi Presiden
Anies mengaku sempat enggan wawancara dengan media internasional selama 3,5 tahun saat memimpin Jakarta.
Anies kerap diterpa isu Islam Radikal hingga Khilafah.
Anies Baswedan Jawab Tuduhan Dirikan Khilafah Jika Jadi Presiden
Bakal Calon Presiden Anies Baswedan akhirnya menjawab tuduhan terkait pendirian negara Islam dengan sistem Khilafah jika terpilih menjadi Presiden di 2024. Selama ini, Anies kerap dituding identik dengan Islam Radikal.
Anies mengatakan, isu Islam Radikal hingga Khilafah tersebut sudah berembus kencang ke dirinya sejak Pilgub 2016-2017.
"Nomor satu, saya sudah bertugas di Jakarta 5 tahun, memimpin Jakarta. Kekhawatiran itu diungkapkan kuat ketika
Pilkada 2016-2017. Kuat sekali,"
Anies Baswedan
Anies menjelaskan dirinya tak bisa menjawab tuduhan tersebut dengan perkataan. Namun, lanjut mantan Mendikbud ini, hal itu bisa dijawab dengan perbuatan.
"Dan kemudian saya pada saat itu saya sampaikan bahwa saya tidak bisa menjawab dugaan, sangkaan, tuduhan dengan perkataan. Itu hanya bisa dijawab dengan perbuatan dan kenyataan,"
Anies Baswedan
Anies hanya bisa berdoa agar Allah SWT menakdirkan dirinya untuk menjawab dengan kenyataan.
Mantan Gubernur DKI ini membutuhkan waktu untuk menjawab dengan kenyataan.
Anies Baswedan Menjawab"Semoga Allah mentakdirkan saya untuk bisa menjawab itu dengan kenyataan. Saya butuhnya waktu, bukan butuh ruang untuk statement. Butuh waktu,"
Anies Baswedan
Hingga kini, lanjut Anies, tuduhan-tuduhan tersebut tak pernah terbukti. Apabila tudungan tersebut tak terbukti, kata Anies, otomatis sangkaan itu batal.
"Sekarang sudah selesai, apakah ketika bertugas kemarin semua sangkaan seperti itu ditemukan kenyataannya? Kalau tidak, sangkaan (Islam Radikal hingga Khilafah) itu batal. Dibatalkan oleh apa? oleh kenyataan bukan pernyataan,"
Anies Baswedan
Anies bersyukur Allah SWT mengizinkan dirinya untuk menjawab tuduhan Islam Radikal hingga Khilafah dengan kenyataan.
"Bukan saya mengcounter tapi kenyataan menunjukkan tidak (terbukti tuduhan tersebut)," tutur Anies.
"Jakarta tenang, teduh, damai, rumah bagi semua," kata dia menambahkan.
Anies mengaku sempat enggan wawancara dengan media internasional selama 3,5 tahun saat memimpin Jakarta.
Alasannya, internasional hanya menyinggung isu global yang erat dengan masalah ekstremis, radikalisme, dan konflik antar agama.
"Jadi saya tidak mau jawab tudingan soal gubernur radikal, gubernur ekstrem enggak perlu karena cukup dijawabnya dengan berjalannya waktu,"
Anies Baswedan