Bawa Kuali Hingga Panci, Emak-emak Tuntut Gubernur Riau Selesaikan Masalah Kabut Asap

Merdeka.com - Puluhan emak-emak berunjuk rasa di kantor Gubernur Riau Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Selasa (24/9). Mereka mengatasnamakan diri sebagai gerakan perempuan dan rakyat Riau, meminta pemerintah agar cepat menanggulangi kabut asap serta kebakaran hutan dan lahan.
Dalam aksinya, para emak-emak ini membawa peralatan masak dan membunyikannya sambil memanggil Gubernur Riau Syamsuar agar menemui mereka. Demo dimulai menjelang salat Ashar sekitar pukul 15.45 WIB.

Pantauan merdeka.com, emak-emak terlihat membawa kertas karton bertuliskan 'Stop Asap.' Tak hanya itu, mereka juga membawa peralatan memasak seperti teflon, kuali, panci, rantang, dan sendok.
Sambil menyanyi ayo lawan asap dengan irama emak-emak memukul peralatan memasak sebagai musik mereka untuk melawan asap.
Kedatangan emak-emak di kantor Gubernur Riau ini, bersamaan dengan masuknya Salat Ashar. Aksi sejenak dihentikan dan sebagian besar emak-emak itu menunaikan salat.
Koordinator umum gerakan perempuan dan rakyat Riau melawan asap, Helda Kasmi, berorasi mewakili pengunjuk rasa. Melalui pengeras suara dari atas mobil pikap menyampaikan aspirasi mereka.
"Tuntutan kami, padamkan api, selamatkan korban asap di desa dan di kota, serta bangun pusat rehabilitasi korban asap," kata Helda.
Tuntutan lainya, cabut HGU dan hentikan perizinan perkebunan besar dan stop perizinan perkebunan baru yang menjadi penyebab utama masalah asap.
Mereka juga meminta Satgas Karhutla untuk menangkap dan adili perusahaan-perusahaan besar, perkebunan yang melakukan pembakaran lahan, dan menghentikan kriminalisasi terhadap petani kecil. Serta melindungi dan memajukan kemampuan rakyat yang berproduksi secara bebas di pedesaan, sehingga bisa berproduksi secara efektif dan efisien tanpa membakar lahan.
"Kami tak ingin lagi ada korban anak bayi meninggal dunia karena kabut asap kebakaran hutan. Kami tak ingin lagi ribuan masyarakat menderita karena asap, hanya karena presiden dan Gubernur Riau menjadi boneka dan kaki tangan perusahaan pembakar hutan," kata Helda.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya