BRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat
Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menyebut tanggapan Menko Marves itu tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menyayangkan respons Luhut tersebut.
BRIN Ungkap Banyak TKA China di Indonesia, Jubir AMIN: Sangat Menyakiti Rakyat
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait tudingan salah satu peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyoroti tenaga kerja asing (TKA) asal China yang jumlahnya tidak sebanding dengan nilai investasi ke Indonesia. Dia menantang BRIN untuk membeberkan data atas pernyataan tersebut.
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menyayangkan respons Luhut tersebut. Mantan Wakil Menteri ATR/ Wakil Kepala BPN itu menyebut tanggapan Menko Marves itu tidak sepatutnya dilontarkan di ruang publik.
"Respons Pak Luhut yang seperti itu rasanya tidak elok dan cenderung menunjukkan sikap yang arogan sebagai pembantu Presiden. Penelitian ilmiah dari BRIN harusnya menjadi pintu masuk perbaikan dan mitigasi risiko pembangunan, bukan malah dibuat sebagai ancaman oleh Pemerintah", kata Surya dalam keterangannya, Minggu (24/12).
Seperti kita tahu, sambung Surya, tugas BRIN adalah membantu Presiden dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian dan lainnya yang terkait. Menurutnya, Pemerintah seharusnya berterima kasih untuk masukan seperti itu dan menjadikannya sebagai bahan untuk mengevaluasi diri.
"Bukan malah terkesan mengancam karena ketidaksukaan pada masukan hasil riset obyektif mereka. Saya jadi bingung sebetulnya Presiden siapa sih, pak Jokowi atau pak Luhut?" ujarnya.
Surya menyebut bahwa Banyak riset BRIN yang bagus untuk Pemerintah. Ia mencontohkan temuan adanya ketegangan sosial yang meningkat di IKN antara penduduk asli dengan pendatang transmigran terkait jomplangnya harga lahan mereka.
"Mestinya ini bisa segera dimitigasi, bukan ditekan seolah tidak ada, karena bisa jadi ledakan sosial yang tidak perlu", tambah Surya.
Karena, sambungnya, persoalan penggunaan TKA China di tengah masih tingginya kebutuhan atas lapangan kerja oleh tenaga kerja lokal masih jadi isu sensitif di Indonesia. Namun Surya menilai sikap Luhut seperti itu bisa jadi karena memang kedekatannya dengan China, meski menyakitkan bagi rakyat.
"Terlebih untuk isu sensitif seperti penggunaan tenaga kerja asing di tengah kebutuhan banyak pekerja kita, khususnya yang muda untuk mendapat pekerjaan. Kalau betul temuan BRIN tadi itu sangat menyakitkan untuk rakyat," pungkas Surya.