Data Green Peace: Kualitas Udara Tangsel Terburuk Se-Asia Tenggara, Apa Pemicunya?
Pihak pemda saat dikonfirmasi belum memberikan respons.

Lembaga non pemerintah pemerhati lingkungan Green Peace, memberikan ucapan selamat kepada Kota Tangerang Selatan yang menyabet predikat kota dengan kualitas udara paling buruk se Asia Tenggara.
Ungkapan selamat atas predikat itu, diposting akun media sosial @greenpeace.id. Kamis (13/3/2025). Dalam unggahan di media sosial instagram @greenpeace.id menuliskan “BEBAL BET DILIAT-LIAT NIH PEMDA BANTEN”, dengan menyertakan emot jari telunjuk yang sedang menunjuk ke depan.
“Selamat Kepada Kota Tangerang Selatan sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk se-Asia Tenggara,” dikutip dari tulisan gambar di akun instagram resmi @greenpeace.
“Lagi-lagi Tangsel jadi kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara dan Indonesia,” tulis akun Green Peace.
Dalam penjelasannya, konsentrasi partikel udara berukuran sangat kecil atau partikel halus yang berdiameter 2,5 mikrometer di Tangsel pada tahun lalu 12 kali diatas ambang batas aman WHO.
“Gimana nggak? Konsentrari PM 2,5 di Tangsel tahun lalu mencapai 61,1. 12 kali diatas batas aman yang ditetapkan WHO. Walaupun warga yang sudah memenangkan gugatan soal polusi udara sampai Mahkamah Agung, Pemda Banten dan Pemkot Tangsel kok kayanya ga ada usaha bikin udara lebih baik ??,” tulis akun tersebut.
Bahkan cemaran dan buruknya kualitas udara Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis tidak lebih buruk dari kota termuda di Provinsi Banten yang mencapai PM 41,1 mikrometer. Meski angka PM tersebut juga menunjukkan bahwa Jakarta menjadi kota ke 15 dengan kualitas udara terburuk di Dunia.
“Kalai Jakarta gimana? Ya sama aja. Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta mencapai 41,7. Meskipun sedikit lebih baik dibanding Tangsel. Jumlah ini masih aman 8 kali diatas batas aman WHO. Jakarta juga menduduku peringkat ke-15 sebagai ibu kota negara dengan kualitas udara terburuk sedunia. Sementara itu, Indonesia menduduki peringkar ke-10 sebagai negara dengan posisi udara tertinggi di dunia,” jelas akun green peace.
Dikonfirmasi ke Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel, Indri Sari Yuniandri dan Sekretaris Daerah Bambang Noer Tjahjo tidak memberikan tanggapan perihal status kualitas udara buruk yang dipublikasikan GreenPeace.