Demo di Kantor Gubernur Jambi Ricuh, Ibu Hamil Lima Bulan Terinjak Aparat
Korban sempat mengalami pendarahan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Korban sempat mengalami pendarahan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Demo di Kantor Gubernur Jambi Ricuh, Ibu Hamil Lima Bulan Terinjak Aparat
Aksi Unjuk rasa oleh sopir angkutan batubara di Provinsi Jambi, pada Senin (22/1) kemarin, massa ricuh hingga salah satu perempuan yang ikut aksi hamil lima bulan terinjak oleh aparat kepolisian yang saat berjaga di pintu kantor Gubernur Jambi.
Diketahui, massa aksi pada saat itu berdesakan mau masuk ke dalam kantor untuk agar bisa bertemu dengan Al Haris Gubernur Jambi. Namun naas, Desi Hutapea malah terjatuh dan terinjak oleh aparat kepolisian yang berjaga tersebut.
Desi Hutapea merupakan warga Merangin ikut dalam aksi demonstrasi ke kantor Gubernur Jambi agar dibukanya tambang batubara dan para sopir bisa berjalan kembali lagi.
“Awalnya pada saat itu saya ingin keluar dari massa yang ikut masuk dalam kantor Gubernur Jambi, namun saya terdorong oleh aparat keamanan yang berjaga sehingga terjatuh,”katanya, saat ditemui oleh merdeka.com pada Selasa (23/1).
Selain itu, dirinya terdorong oleh polisi sehingga jatuh dan terinjak injak perutnya tersebut. Dalam hal ini langsung lah dilarikan ke rumah sakit.
“Saat di rumah sakit saya dirawat dan karena mengalami pendarahan,”jelasnya.
“Kami ini perdarahan dengan serius lah pak, saya merasa sakit itu pada malam hari hingga pagi hari ini, tapi kami tetap ikut aksi hari untuk memperjuangkan hak sopir,”imbuhnya.
Desi menjelaskan bahwa dirinya ikut dalam aksi demonstrasi ke kantor Gubernur Jambi untuk memperjuangkan dan semoga bapak Al Haris bisa tergerak hatinya.
“Kami ini istri para sopir dan suami kami yang ikut demo hari ini tetap meminta agar Gubernur Jambi bisa memberikan kepastian kepada sopir,”jelasnya.
Menurut dia, sudah terinjak oleh aparat keamanan yang berjaga tersebut, dirinya juga terkena oleh gas air mata. “Itu saat saya lagi dibawa ke mobil ambulans,”jelasnya.
“Saya yang terinjak oleh aparat kepolisian yang berjaga saat Demo, kami berharap ada tanggung jawab,”tutupnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Aksi Demo Sopir Batubara Tursiman mengatakan bahwa KS Bara ini merupakan organisasi yang diminta oleh masyarakat untuk ikut memperjuangkan hak mereka di depan Kantor Gubernur Jambi.
“Karena Jawab gubernur Jambi Al Haris yang kurang memberikan kepastian sehingga massa aksi ricuh,”katanya, saat ditemui pada Selasa (23/1).
Menurut dia, ada satu orang perempuan massa aksi kemarin menjadi korban dari desak desakan saat ingin masuk dalam kantor Gubernur Jambi hingga terjatuh dan terinjak oleh aparat kepolisian.
“Saya rasa ini sudah menjadi resiko kita yang mana untuk memperjuangkan aspirasi kita ke Gubernur Jambi,”tutupnya.
Terpisah, Gubernur Jambi Al Haris mengatakan bahwa menyayangkan aksi demo para sopir batubara yang berakhir ricuh terjadi di Kantor Gubernur Jambi. Ia menjelaskan dimana akibat dari tindakan ini menimbulkan kerusakan dan kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
“Pemerintah tetap mendorong penggunaan transportasi melalui jalur sungai dan saya juga kembali menegaskan bahwa pemerintah akan tetap mendukung para sopir untuk bernegosiasi dengan perusahaan untuk mendapatkan kesepakatan yang layak bagi para sopir,”katanya, pada Selasa (23/1).
“Pengusaha batubara dan sopir berembuk berapa ongkos yang mereka mau dari mulut tambang sampai ke hauling yang sudah ada itu, yaitu dari PT. Tenam, PT. PUS, PT. Nan Riang, ada tiga atau empat lah pelabuhan itu disiapkan,”imbuhnya.
Menurut dia, dalam hal ini dirinya kira tidak masalah dan mereka tidak dirugikan, yang jarak dekat mereka bisa dua tiga kali angkut. Kata Al Haris, sehingga sedikit dipakai Jalan Nasional.
“Kita ini kan menghindari kemacetan, kita bukan marah kepada mereka, tapi yang kita khawatirkan, bayangkan data Ditlantas 60 persen itu menurun lalu lintas sejak tidak ada angkutan batubara yang padat begini,”jelasnya.
Al Haris menyayangkan, sekali ketika demo berakhir dengan pengrusakan kantor Gubernur.”Ini yang kita sayangkan, artinya adalah pengurus KS-Bara tidak mampu mengendalikan massa-massa mereka, ini yang kita khawatirkan dan sayangkan, sehingga terjadi Chaos,”ujarnya.
“Saya minta dengan aparat penegak hukum untuk mencari siapa yang memulai chaos, siapa pelaku yang menyebabkan hal ini terjadi, jangan kita menjadi orang yang sengaja merusak sistem ini, di dalam ruangan tadi sudah oke semua, tidak ada masalah, kenapa di luar kok berubah, suasananya beda,”tutupnya.