Viral Rombongan Bawa Jenazah Terjebak Macet Gara-Gara Angkutan Batubara Mengular di Jalanan Muara Enim
Arus lalu lintas berangsur normal beberapa jam kemudian setelah kendaraan mengular belasan kilometer.
Kemacetan arus lalulintas akibat penumpukan angkutan batubara terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan. Akibatnya rombongan pembawa keranda jenazah menuju pemakaman tertahan.
Kejadian itu viral di media sosial setelah videonya menyebar luas. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Keban Agung, Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, Minggu (4/8).
Dalam video yang diunggah akun Instagram @kabarmuaraenimupdate, tampak sekelompok orang tengah menggotong keranda menuju tempat pemakaman umum setempat. Mereka tak bisa cepat lantaran jalanan dipenuhi kendaraan batubara yang terjebak kemacetan.
Banyaknya kendaraan besar pengangkut batubara membuat rombongan harus menggunakan bahu jalan yang sempit. Mereka juga berhati-hati khawatir tersenggol kendaraan.
"Nah batubara galo nah, siang bolong," ungkap perekam video seperti dilihat merdeka.com, Senin (5/8).
Informasi yang beredar, rombongan itu sempat tertahan karena kendaraan batubara memenuhi bahu jalan. Hal itu memicu kemarahan warga karena sopir tidak peduli dengan pejalan kaki dan masyarakat setempat.
Kemacetan tersebut disebabkan ada truk kendaraan yang mogok di Desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul. Arus lalu lintas berangsur normal beberapa jam kemudian setelah kendaraan mengular belasan kilometer.
Kejadian tersebut memancing kritikan dari anggota DPRD Muara Enim Kasman. Dia menilai ulah para sopir tidak manusia karena hanya mengutamakan kepentingan pribadi.
"Ini sudah keterlaluan, tidak manusiawi," kata Kasman.
Kasman mengaku kerap mendesak pemerintah dari mengambil tindakan tegas dan mengevaluasi seluruh perizinan angkutan batubara. Sebab, operasional angkutan batubara di jalan dalam kota, jalan provinsi, dan jalan nasional, meresahkan pengguna jalan yang lain.
Mestinya, kata Kasman, pengangkutan batubara melewati jalur khusus sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi pengendara dan warga sekitar.
"Kalau tidak mau bangun jalan sendiri, cabut izinnya karena rakyat yang dirugikan. Belum soal macet, debu di mana-mana, kecelakaan juga sering terjadi," kata Kasman.