Didik Nini Thowok menari di pusara maestro tari Mbah Rasimoen

Merdeka.com - Penari Didik Nini Thowok menari di atas pusara makam maestro tari topeng Malangan, Mbah Rasimoen. Seniman asal Yogyakarta itu menarikan tarian Beskalan Putri, merupakan karya almarhum sekaligus guru tarinya.

Sebelum mengawali tarian, Didik didampingi tokoh budaya Sholeh Adi Pramono mengawali prosesi ritual. Dia menempatkan Arca Bunga Bertopeng Emas, yakni sebuah batang pisang berhias bunga dengan topeng warna emas tertancap.

Didik Nini Thowok menari di makam Mbah Karimun ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Sejumlah sesaji disebut Cok Bakal diletakkan di bawah Arca Bunga Bertopeng Emas, di antara pusara makan Mbah Karimun dan Mbah Patonah. Delapan gadis belia berbaris membawa aneka topeng dan lencana di samping dua pusara.

Didik Nini Thowok menari di makam Mbah Karimun ©2016 merdeka.com/darmadi sasongko

Prosesi dilanjutkan pembacaan doa dalam bentuk mantra-mantra Jawa guna memohon keselamatan dunia akhirat. Secara bergiliran, masing-masing pengunjung memanjatkan doa dan menaburkan bunga. Selama prosesi, musik gamelan berirama tenang terus mengiringi.

Usai memanjatkan doa dan tabur bunga, Didik didaulat mempersiapkan sebuah tarian. Bersamaan dengan itu, beberapa perempuan membentangkan selendang mengelilingi arena yang akan menjadi tempat menari.

Didik pun mengawali tarian. Gemulai tarian Beskalan Putri berlangsung sekitar sepuluh menit. Gerakan tangan dan liukan badannya mengundang kekaguman para penonton menyaksikan, hingga memberikan tepuk tangan.

Setelah menari, Didik didapuk mengambil topeng emas dari arca bunga dan diserahkan kepada seorang penari, berikut selendangnya. Seorang seniman lokal melanjutkan tarian dengan ritme yang berbeda. Tarian mereka lebih rancak dari yang dibawakan oleh Didik Nini Thowok.

Acara selanjutnya ditutup dengan doa dan tumpengan. Para tamu yang hadir diajak menikmati hidangan di area pemakaman Desa Glagahdowo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.

Maestro tari Rasimoen meninggal pada 3 April 2004. Dia dikenal sebagai penari legendaris, yang pernah mengajarkan tari Beskalan Putri kepada Didi Nini Thowok. Sementara istrinya, Patonah, meninggal pada 3 Mei 2006, dan dimakamkan berdampingan dengan suaminya. (mdk/ary)