Empat Orang Tewas Akibat Cuaca Buruk Landa Bali, Kerugian Capai Rp1,9 Miliar
Ada empat orang atau korban tewas akibat cuaca ekstrem tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat, akibat dari cuaca ekstrem yang melanda Pulau Bali dari tanggal 17 hingga 23 Maret 2025 atau dalam sepekan kerugian mencapai Rp1,9 miliar. Selain itu, ada empat orang atau korban tewas akibat cuaca ekstrem tersebut.
Sekretaris BPBD Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya mengatakan, berdasarkan data yang dirangkum oleh BPBD provinsi serta BPBD kabupaten dan kota se-Bali, hujan dan angin kencang masih menjadi penyebab sebagian besar kejadian dengan estimasi nilai kerusakan sebesar Rp1.938.500.000.
"Dari kejadian tersebut, 4 orang korban jiwa dan 3 orang korban luka-luka," kata Agung dalam keterangan tertulisnya Senin (24/3).
Cuaca Ekstrem
Salah satu dari peristiwa itu adalah pohon tumbang menimpa mobil dan menewaskan seorang pengendara yang terjadi di Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (22/3) siang.
Kemudian juga pohon tumbang karena angin kencang dan mengenai tiang listrik dan menimpa pengendara sepeda motor pada Rabu (19/3) lalu yang terjadi di Jalan Raya yang berlokasi di Banjar Gunung, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, sekitar pukul 16:30 WITA dan menewaskan seorang pengendara sepeda motor.
Agung menerangkan cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang itu terjadi di 141 titik yaitu 20 titik di Kabupaten Jembrana, 6 titik di Kabupaten Buleleng, 24 titik di Kabupaten Bangli, 22 titik di Kabupaten Karangasem, 4 titik di Kabupaten Gianyar, 19 titik di Kota Denpasar, 10 titik di Kabupaten Badung, 18 titik di Kabupaten Tabanan dan 18 titik di Kabupaten Klungkung.
Selanjutnya, untuk peristiwa tanah longsor terjadi di 3 titik, yaitu 1 di Kabupaten Badung, 1 titik di Kabupaten Gianyar dan 1 titik di kabupaten Buleleng, dan tidak ada korban jiwa dan luka dalam peristiwa longsor itu dan estimasi kerusakan Rp70.000.000.
"BPBD Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, demi mewujudkan Bali yang tangguh bencana," ujar Agung.