Kondisi Terkini Dampak Bencana di Sukabumi: 3.023 Warga Mengungsi, 10 Orang Meninggal Dunia
Salah satu polisi gugur saat bertugas mengevakuasi para korban.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat hingga Minggu malam jumlah warga yang mengungsi akibat terdampak bencana hidrometerologi pada Rabu (4/12) mencapai 919 kepala keluarga atau 3.023 jiwa.
"Para pengungsi ini tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Cikembar, Pabuaran, Lengkong, Simpenan dan beberapa kecamatan lainnya," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim di Sukabumi, Minggu (8/12), demikian dikutip Antara.
Menurut Medi, para pengungsi ini merupakan penyintas bencana pergerakan tanah, banjir dan longsor. Mereka mengungsi karena rumahnya rusak berat, terisolasi serta kondisi daerah yang rawan terjadi bencana susulan, sehingga lebih memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Untuk pendistribusian bantuan ke lokasi-lokasi pengungsian saat ini sudah mulai merata karena akses menuju lokasi yang awalnya terisolasi sudah mulai bisa ditembus oleh kendaraan meskipun baru sepeda motor atau dengan berjalan kaki, tetapi ada juga yang sudah bisa dilewati mobil.
Saat ini petugas penanggulangan bencana selain fokus melakukan evakuasi dan pencarian korban bencana serta membuka akses jalan, juga fokus terhadap pendistribusian bantuan yang diharapkan, logistik bantuan bisa segera sampai ke lokasi-lokasi yang masih terisolasi untuk meringankan.
Sementara, untuk jumlah warga yang terdampak bencana sebanyak 847 kepala keluarga (KK) atau 8.477 jiwa dan terancam 440 KK atau 755 Jiwa. Kemudian untuk rumah yang rusak berat sebanyak 1.410 unit, rusak sedang 1.011 unit, rusak ringan 777 unit, terancam 423 unit dan terendam 1.040 yang tersebar di 38 kecamatan.
Korban Jiwa
Sementara itu, jumlah korban jiwa bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sampai hari keenam tercatat mencapai 12 orang. Dari jumlah tersebut, 10 orang meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian.
Tim Basarnas dengan dibantu TNI-Polri serta relawan terus mencari keberadaan dua korban yang diduga masih tertimbun material longsoran yang terjadi pada Rabu (4/12).
Kepala Desa Sirnasari Bambang Gunawan mengatakan korban masih hilang bernama Ojang (53) warga Kampung Darmawangi, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Ojang diduga tertimbun longsor saat korban sedang pergi ke sawah miliknya dengan jarak 800 meter dari rumahnya.
"Dia (korban) berangkat mau betulin air katanya tetapi sampai malam hari tidak pulang. Pada pagi harinya kami mulai melakukan pencarian karena ada yang melihat korban itu terakhir berada di sini," kata Bambang, Senin (9/12).
Keluarga Ojang resah karena saat melihat pematang sawah dan kebun milik korban sudah rata tertimbun longsoran tanah.
Pencarian korban dilakukan sejak Kamis (5/12) dan hingga kini belum membuahkan hasil. Proses pencarian korban bencana alam di Sukabumi terkendala dengan tidak adanya alat berat yang bisa masuk ke titik lokasi.
Satu korban bencana alam di Sukabumi lainnya yang diduga sama tertimbun longsor dan masih dilakukan proses pencarian itu adalah warga Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud, atas mana Eros (80).
Korban Jiwa Salah Satunya Polisi
Salah satu anggota Polres Sukabumi, Bripka Miftahu Rochman, dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan tugasnya, setelah membantu evakuasi korban di Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, menjelaskan bahwa bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi pada Rabu (4/12) disebabkan oleh cuaca ekstrem, sehingga almarhum bekerja tanpa henti sejak dini hari.
Sebelumnya, pada Selasa (3/12/2024), Bripka Miftahu menjalankan tugas piket rutin di Mako Polsek Lengkong. Namun, pada hari berikutnya, ia langsung terjun ke lapangan untuk membantu proses evakuasi dan penanganan bencana.
Dedikasi tinggi Bripka Miftahu terlihat saat ia tetap melaksanakan tugas meski kondisi fisiknya mulai menurun. Sekitar pukul 13.30 WIB, almarhum mengalami kehilangan kesadaran dan segera dilarikan ke Puskesmas Lengkong untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Namun, keadaan terus memburuk sehingga ia dirujuk ke RSUD Jampang Kulon pada malam hari. Sayangnya, ia dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (6/12/2024) sekitar pukul 07.00 WIB. Kabar duka ini segera disampaikan kepada rekan-rekan sejawat dan keluarganya.
Kapolres Sukabumi, AKBP Samian, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian almarhum.
"Bripka Miftahu adalah sosok anggota Polri yang berdedikasi tinggi, rela mengorbankan tenaga dan jiwa demi tugas kemanusiaan. Dedikasi dan pengabdiannya menjadi teladan bagi kita semua," ujar Samian.
Rencananya, jenazah almarhum akan dimakamkan di kampung halamannya di Cirebon, sesuai permintaan keluarganya, dengan upacara kedinasan sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanannya.
Bripka Miftahu meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang juga merasakan duka yang mendalam atas kepergiannya. Kepergian Bripka Miftahu Rochman bukan hanya menjadi kehilangan bagi institusi Polri, tetapi juga bagi masyarakat yang merasakan dampak dari pengabdiannya.
"Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan," tutur Samian.
Jalan Putus Sudah Bisa Dilintasi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan semua akses jalan yang terputus akibat tertimbun material tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat sudah bisa kembali dilintasi kendaraan per hari ini, Senin.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan bahwa material longsor yang tertimbun di badan jalan sudah berhasil dibersihkan pada Minggu (8/12) oleh tim petugas dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dinas teknis Pemerintah Sukabumi dan dibantu oleh personel TNI, Polri.
“Saya mencatat, Alhamdulillah, kondisi jalan sudah bisa di lewati semua per hari ini,” kata dia dalam rapat koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kepala Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sukabumi sebagaimana laporan yang diterima di Jakarta.
BNPB mengkonfirmasi dari enam titik jalan terdampak longsor dan sudah bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat itu salah satunya adalah Jalan Raya Sigaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Meskipun demikian, Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Darat ini meminta masyarakat pengguna jalan berhati-hati dan juga tim petugas gabungan masih harus bersiaga mengawasi secara penuh arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut.
Hal ini dikarenakan pada bahu jalan masih ada tumpukan tanah dan beberapa titik ditemukan mahkota longsoran yang rentan amblas seiring hujan yang masih terus mengguyur di Sukabumi dan sekitarnya.
“Ini nanti, tolong semua untuk fokus ke situ, jangan sampai masih ada rakyat yang terisolir,” ujar dia.
Dengan terbukanya akses jalan dari timbunan longsor tersebut maka ia pun berharap, distribusi bantuan logistik korban bencana, pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan perbaikan jaringan listrik di Sukabumi dan sekitarnya bisa dilakukan hingga normal kembali setelah sempat terganggu sejak bencana terjadi pada 3-4 Desember 2024 itu.