Epidemiolog Beberkan Urgensi Vaksinasi untuk Anak 6-11 Tahun
Merdeka.com - Epidemiolog Dicky Budiman menegaskan pentingnya vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun. Dia bahkan menyebutkan bahwa vaksinasi pada anak sudah mendesak.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan Dicky. Salah satunya penyebaran varian Delta yang belum tuntas serta masih cukup banyak masyarakat yang belum memiliki imunitas.
"Di antara yang belum memiliki imunitas ini adalah anak-anak. Bukan hanya usia 6-11 tahun, tapi juga yang di bawah 6 tahun maupun yang 12-17 tahun, kan belum semuanya juga, sampai 19 tahun," ungkapnya kepada merdeka.com, Minggu (12/12).
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk divaksinasi DBD? Saat ini, vaksin DBD sudah tersedia dan direkomendasikan bagi kelompok usia 6-45 tahun. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin untuk anak-anak berusia 6-18 tahun, sedangkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksin bagi usia 19-45 tahun.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Kenapa vaksin DBD penting untuk Sumut? Vaksin DBD, bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus dengue, sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi lebih lanjut.
Menyebarnya varian Omicron juga menjadi faktor pentingnya vaksinasi bagi anak. Tanpa adanya proteksi vaksin, anak-anak menjadi kelompok yang rentan.
"Ketika sebagian besar masyarakat populasi dewasa rawan sudah terproteksi dengan vaksinasi virus ini akan terus mencari kelompok yang rawan. Yang belum memiliki imunitas. Itulah yang saya sebut dengan potensi rawan, karena ada populasi yang belum memiliki imunitas dan dia menjadi bahan bakar," terang dia.
Ada Potensi Ledakan Kasus
Keadaan tersebut bisa menjadi potensi terjadinya ledakan kasus. Meskipun ledakan kasusnya tidak besar, tapi tetap saja bisa berakibat fatal, karena sebagian anak juga memiliki komorbid dan faktor risiko lain.
"Sehingga program vaksinasi anak ini harus segera diupayakan, karena kita sudah punya vaksinnya. Kemudian dosis pada anak kan tidak seperti orang dewasa. Sudah mulai PTM, sudah mulai pergi ke sana-sini dibawa orang tuanya, dan Omicron datang," tegas dia.
"Tidak perlu ada kriteria-kriteria kalau untuk anak. Anak kan bagian dari populasi. Tidak ada kriteria harus 70 persen baru anak. Nanti keburu terinfeksi. Yang boleh dikriteriakan adalah lansia atau kelompok berisiko yang akan mendapatkan booster, baru harus dibuat kriteria untuk menerapkan prinsip strategi kesehatan masyarakat atau dari sisi etika dan kesetaraan," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaVaksin HPV diberikan untuk melindungi diri dari inveksi HPV yang merupakan penyebab kanker serviks.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaCakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaJika 1 provinsi saja ada 10 anak yang menderita hepatitis, maka 34 provinsi lain bisa mengalami hal serupa.
Baca SelengkapnyaKegiatan imunisasi bagi siswa SD ini ditujukan untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan, terutama terhadap penyakit difteri, tetanus, campak, dan rubella.
Baca SelengkapnyaPemberian imunisasi wajib pada anak perlu dilakukan orangtua untuk mencegah sejumlah risiko penyakit.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaVaksin Polio Bisa Bikin Cacat Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Pakar
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaAlumnus Oxford University itu mengaku termasuk terlambat mendapatkan vaksin HPV karena baru divaksinasi di usia 20an.
Baca Selengkapnya