Ganjar Komitmen Berantas KKN: Penyakit di Republik Ini
Ganjar, merupakan organisasi masyarakat yang melakukan tradisi pendidikan sejak lama.
Ganjar juga menyoroti pentingnya sektor pendidikan dan kesehatan.
Ganjar Komitmen Berantas KKN: Penyakit di Republik Ini
Calon presiden (Capres) Ganjar Pranowo menyampaikan sejumlah visi misi dalam rangka berikhtiar membangun Indonesia unggul, mulai dari pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, hingga sektor ekonomi. Keseluruhannya dapat semakin maju dengan semangat memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme alias KKN.
Ganjar melanjutkan, istilah ‘pol ’dimaksudkan untuk memoles birokrasi yang melayani, yang analitis, dan bukan sekadar administratif.
“Dan itu butuh regulasi. Kalau regulasi sudah baik, sistem kelembagaan. Kalau sistem kelembagaan sudah baik, maka kita butuh aktor baik,” jelas dia.
Merdeka.com
Kemudian, Ganjar juga menyoroti pentingnya sektor pendidikan dan kesehatan dalam memajukan bangsa Indonesia. Baginya, siapapun yang berhasil memenangkan kontestasi Pilpres 2024 mesti mengutamakan kedua hal tersebut.
“Satu pendidikan, dan dua kesehatan. Dua hal yang hari ini begitu penting untuk bangsa ini bisa melakukan lambungan yang tinggi,” tuturnya.
Ganjar mengulas, salah satu upaya penanggulangan kemiskinan terhadap warga negara yang memang tidak memiliki keluarga dan bahkan menjadi penyandang disabilitas, adalah dengan kewajiban negara memelihara lewat bantuan sosial.
Namun jika ada salah satu anggota keluarganya yang berpotensi, maka didahulukan lewat solusi pendidikan.
“Jika ada satu anggota keluarganya untuk bisa berkembang, maka pendidikan itu. Kemarin di ulang tahun Mata Najwa saya ditanya orang kenapa Ganjar kasih topi merah putih bergambar logo pendidikan kita, saya bilang siapa pun yang menang harus ingat pendidikan,” jelas dia.
Adapun Muhammadiyah, lanjut Ganjar, merupakan organisasi masyarakat yang melakukan tradisi pendidikan sejak lama. Ormas tersebut memiliki ribuan sekolah dan ratusan rumah sakit, yang bahkan bersinggungan dengan toleransi.
Sekolah Muhammadiyah itu menyediakan pengajar ahli agama lain dan menjadikan agama mayoritas warga setempat menjadi pelajaran wajib.
“Saya kasih contoh satu ada SMK Muhammadiyah di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, yang juga ternyata mayoritas siswa beragama Kristen,” Ganjar menandaskan.
Merdeka.com