Geger 2 Siswi SD di Tangsel Diculik & Disetubuhi Pria Saat Pulang Sekolah, Begini Kronologinya Versi UPTD PPA
Pria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Para orangtua dan guru di Tangerang Selatan, diminta lebih hati-hati dan waspada terhadap tindak kejahatan yang mengincar anak-anak usia sekolah. Baru-baru ini, dua pelajar putri usia Sekolah Dasar menjadi korban penculikan dan rudapaksa oleh pria tidak dikenal.
UPTD PPA Tangerang Selatan, mengaku sedang memberikan pendampingan hukum dan penyembuhan trauma terhadap kedua korban yang berasal dari dua sekolah berbeda di Tangsel.
“Untuk laporan polisi sudah, sekarang kami melakukan pendampingan hukum dan konseling psikologi,” ujar Tri, ditemui, Kamis (5/9).
Tri menerangkan dua korban berinisial BDZ (9) dan SH. Keduanya merupakan pelajar SD yang bersekolah di kawasan Kampung Jombang, Kecamatan Ciputat dan jalan Aria Putra Kedaung, Kecamatan Pamulang.
Peristiwa dugaan penculikan dan persetubuhan itu dilakukan pelaku pascakorban pulang bersekolah. Korban kemudian diajak pelaku menuju suatu tempat untuk berhubungan badan.
“Perbuatan cabul, malah sebenarnya persetubuhan. Jadi korban BDZ dan SH ini sama-sama mendapatkan perlakuan sama oleh pelaku. Untuk waktu kejadian berbeda dan tempat korban bersekolah juga beda,” jelas Tri.
Berdasarkan pengakuan korban, pelaku pria yang tidak dikenali itu juga melakukan pengancaman terhadap korban. Mereka diminta tidak berteriak saat disekap di suatu tempat yang diduga tempat pelaku melakukan hal bejatnya tersebut.
“Ada yang mengaku diancam ada yang diminta nurut saja. Tapi juga ada iming-iming uang, karena ada yang diberikan uang Rp10 ribu setelahnya,” jelas Tri.
Sementara Kepolisian Resor Tangerang Selatan, dihubungi melalui kasie Humas dan Kasat reskrim Polres Tangsel belum memberikan keterangan perihal penyelidikan kasus tersebut.
Ciri-Ciri Pelaku Penculikan
Pelaku penculikan dan rudapaksa terhadap dua korban siswi SD di wilayah Kota Tangerang Selatan, diduga merupakan orang yang sama. Dia menggunakan penutup wajah dan topi saat berkomunikasi dengan korban.
Kepala UPTD PPA Kota Tangerang Selatan, Tri Purwanto menuturkan korban BDZ dan SH mengaku tidak mengenali pelaku. Kedua korban hanya menuruti perkataan pelaku saat diajak berkomunikasi seusai jam pulang sekolah.
“Korban dua-duanya engga kenal sama pelaku. Dia (korban) diajak ngobrol (pelaku) dan nurut begitu, namannya anak-anak,” ujar Tri.
Menurut penjelasan korban, pelaku menemui korban saat jam pulang sekolah. Ketika itu, pelaku mengaku disuruh orangtua korban untuk jemput korban.
Tanpa menaruh curiga, korban siswi SD tersebut akhirnya mengikuti perintah pelaku dan naik ke atas motor yang dikendarai pelaku. Namun, korban bukan diantar ke rumah malah diajak pelaku ke suatu tempat hingga dirudapaksa pelaku.
“Anak korban enggak kenal pelaku. Dia (pelaku) pakai masker, pakai topi. Pengakuan kedua korban mirip-mirip. Dijemputnya juga pakai motor kayak M**, mungkin pelakunya sama,” ujar Tri.