Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hasil TPF hilang, Hendardi sebut tata administrasi negara buruk

Hasil TPF hilang, Hendardi sebut tata administrasi negara buruk mengenang munir. ©Istimewa

Merdeka.com - Ketua Setara Institute Hendardi, menyebut ada dua alasan mengapa hingga kini pemerintah terkesan enggan membuka hasil laporan Tim Pencari Fakta (TPF) pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. Padahal Komisi Informasi Publik (KIP) sudah memerintahkan Kemensesneg untuk membuka laporan akhir TPF kasus Munir.

"Bahwa Kemensesneg tidak mempunyai dokumen tersebut menunjukkan buruknya tata kelola administrasi negara dalam pemerintahan," ujar Hendardi yang juga mantan anggota TPF dalam keterangan persnya, Jumat (14/10).

Menurutnya, bahwa pada 24 Juni 2005, TPF diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi antara lain oleh Yusril Ihza Mahendra, Sudi Silalahi, Andi Mallarangeng untuk menyerahkan laporan akhir. Sesuai mandatnya, TPF telah menyelesaikan tugas dan menyerahkan laporannya kepada pemberi mandat, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Jika bukan karena administrasi yang buruk, maka patut diduga adanya kesengajaan menghilangkan dokumen tersebut oleh pihak-pihak yang tidak menghendaki penuntasan kasus Munir," ujar Hendardi.

Hilangnya dokumen TPF Munir adalah preseden buruk bagi penegakan HAM di Indonesia. Hal itu karena saat Presiden SBY membentuk TPF dan menghasilkan rekomendasi, hasil kerja itu juga belum mampu mengungkap kebenaran dan melimpahkan keadilan kasus Munir.

Menurut Hendardi, menyelesaikan kasus yang melibatkan unsur negara seperti kasus Munir memerlukan kemauan politik serius dan keberpihakan pada korban dengan cara memastikan rekomendasi hasil TPF ditindaklanjuti.

"Bagi saya, jika SBY berbesar hati, maka sudah semestinya membantu Jokowi dengan menjelaskan di mana dokumen tersebut berada termasuk menjelaskan motivasi apa yang mendorong penghilangan dokumen tersebut. Sebaliknya, dengan kewenangannya, Jokowi sebenarnya amat mampu meminta jajarannya untuk menjelaskan keberadaan laporan akhir TPF tersebut," imbuhnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Terima Laporan Intelijen Soal Parpol, Gerindra: Demi yang Terbaik untuk Bangsa
Jokowi Terima Laporan Intelijen Soal Parpol, Gerindra: Demi yang Terbaik untuk Bangsa

Gerindra menyebut di negara lain pun presiden mendapatkan laporan intelijen soal partai politik.

Baca Selengkapnya
Mentan Syahrul Yasin Limpo Dikabarkan Mundur, Jokowi: Jangan Berandai-andai
Mentan Syahrul Yasin Limpo Dikabarkan Mundur, Jokowi: Jangan Berandai-andai

Jokowi meminta agar publik tak berandai-andai soal kabar pengunduran diri Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas
Jokowi Evaluasi Perwira TNI Duduki Jabatan Sipil Buntut Kasus Suap Kepala Basarnas

Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Murka! Kabasarnas Jadi Tersangka KPK Usai Curangi Sistem Lelang yang Dibangunnya
VIDEO: Jokowi Murka! Kabasarnas Jadi Tersangka KPK Usai Curangi Sistem Lelang yang Dibangunnya

Presiden Jokowi buka suara soal Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi yang ditetapkan tersangka oleh KPK

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jawaban Menohok Jokowi Pusat Data Jebol Menkominfo Didesak Mundur Semua Dievaluasi!
VIDEO: Jawaban Menohok Jokowi Pusat Data Jebol Menkominfo Didesak Mundur Semua Dievaluasi!

Presiden Jokowi merespons gegernya kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN).

Baca Selengkapnya
VIDEO: Hasto Respons Tajam Permintaan Maaf Jokowi
VIDEO: Hasto Respons Tajam Permintaan Maaf Jokowi "Harusnya Tanggung Jawab!"

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto merespons permintaan maaf Presiden Jokowi jelang masa akhir jabatannya

Baca Selengkapnya
Digeruduk TNI hingga Bawahan Ngamuk, 'Buah Simalakama' Pimpinan KPK
Digeruduk TNI hingga Bawahan Ngamuk, 'Buah Simalakama' Pimpinan KPK

Penetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuai polemik.

Baca Selengkapnya
Jokowi Punya Data Intelijen soal Parpol, Mahfud: Namanya Presiden Bisa Tahu Apa Saja
Jokowi Punya Data Intelijen soal Parpol, Mahfud: Namanya Presiden Bisa Tahu Apa Saja

Setiap menteri juga memiliki data intelijen. Namun, laporan tersebut diterimanya setiap satu bulan sekali.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ogah Dikaitkan dengan Doxing Peneliti ICW: Jangan Semua Diakibatkan Saya
Jokowi Ogah Dikaitkan dengan Doxing Peneliti ICW: Jangan Semua Diakibatkan Saya

Jokowi mengaku tidak mengetahui hal tersebut, apalagi dirinya tinggal di Solo seusai pensiun dari Kepala Negara.

Baca Selengkapnya
PKS Puji Presiden Jokowi soal Data Intelijen Parpol
PKS Puji Presiden Jokowi soal Data Intelijen Parpol

PKS berharap, agar data-data yang dimiliki Presiden Jokowi tidak disalahgunakan.

Baca Selengkapnya
Hasto: Soekarno dan Megawati Saja Didampingi Penasihat Hukum saat Diperiksa
Hasto: Soekarno dan Megawati Saja Didampingi Penasihat Hukum saat Diperiksa

PDI Perjuangan menjadikan Sekolah Partai sebagai tempat belajar menciptakan hukum.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras! Mahfud Blak-blakan Singgung Kroni-Kroni Presiden Jokowi
VIDEO: Keras! Mahfud Blak-blakan Singgung Kroni-Kroni Presiden Jokowi "Banyak Bisa Diungkap"

Mahfud mengatakan, Presiden Jokowi tidak memiliki political will tentang penegakan hukum.

Baca Selengkapnya