Jokowi soal 2 Anggota TNI di Lebanon Terluka karena Serangan Israel: Keadaan Perang Memang Seperti Itu
Personel tersebut mengalami luka ringan akibat pantulan peluru Tank Israel.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh anggota TNI yang bertugas dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Markas UNIFIL Lebanon berhati-hati. Hal ini disampaikan Jokowi menyikapi adanya anggota TNI yang luka terkena serangan Israel di Lebanon.
"Ya memang keadaannya dalam keadaan perang seperti itu, jadi kalau ada yang terkena, luka ringan, itu yang perlu kita semuanya hati-hati, terutama yang ada di sana. Semuanya," kata Jokowi singkat di sela kegiatannya di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Jumat (11/10).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan, dua personel penjaga perdamaian asal Indonesia mengalami luka ringan akibat serangan militer Israel terhadap menara observasi di Markas UNIFIL di Naqoura, Lebanon, Kamis (10/10) malam.
"Serangan terhadap tower di Naqoura mengakibatkan dua personel yang terluka. Dan kedua penjaga perdamaian tersebut adalah personel dari Indonesia," kata Retno di sela-sela rangkaian kegiatan KTT Ke-45 ASEAN di Vientiane, Laos, Jumat.
Berdasarkan penjelasan kronologi serangan yang dihimpun Retno dari UNIFIL, serangan pasukan Israel (IDF) kepada UNIFIL berlangsung sekitar pukul 05.05 waktu setempat terhadap bangunan menara pengamatan OP-4 di Green Hill, Naqoura.
Adapun Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan membahas situasi di Timur Tengah, menyusul serangan tersebut. Retno mengatakan, Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan briefing untuk membahas situasi Timur Tengah.
Retno mengatakan, pertemuan DK PBB itu atas permintaan Prancis sebagai pemegang mandat urusan Lebanon dan UNIFIL.
TNI mengonfirmasi prajurit yang bertugas penjaga perdamaian di perbatasan Lebanon menjadi korban serangan militer Israel (IDF). Personel tersebut hanya menerima luka ringan akibat pantulan peluru Tank Israel.
"Personel TNI terkena rekoset mengalami luka ringan pada kaki dan dalam kondisi Normal," kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto saat dikonfirmasi, Jumat (11/10).
Hariyanto menjelaskan, kejadian itu terjadi pada 10 Oktober 2024 waktu setempat. Kejadian bermula saat terjadi kontak senjata antara pasukan IDF dengan Hizbullah.
Hal itu terpantau berdasarkan berdasarkan pengamatan dari tower (OP14). Setelahnya, terdengar ledakan dan luncuran dari kedua belah pihak.
"Situasi Kontak tembak terus terjadi, dan Tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaanya di seputaran Green Hill," kata Hariyanto.
Salah satu rekoset luncuran IDF mengenai Tower Pengamatan (OP) 14 yang diduduki oleh personel pengamat situasi. Beruntung anggota TNI yang berjaga hanya menderita luka ringan saja di bagian kaki. Saat ini, kondisi keduanya sudah dinyatakan normal.