Kisah Haru Jemaah Lansia Asal Bone, Stroke Sembuh Setelah Minum Air Zamzam

Merdeka.com - Indo Hanna (79) tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah SWT. Bagian tubuhnya yang lemas karena stroke, bisa digerakkan kembali. Kakinya bisa melangkah, mulutnya bisa berucap dengan normal.

"Ya, Allah terima kasih obat air zamzam, mukjizat ini. Aku sembuh di Tanah Suci-Mu," ucapnya dalam bahasa Bugis.

Cerita itu disampaikan rekannya di kamar 606, Hotel Ruwabi Muna (308), Sektor Syisyah, Makkah, Rabu (14/6).

Hanna mengaku kembali bisa melafalkan kata, dan berjalan lagi, setelah tiga hari rutin meminum air zamzam yang diambil dari Masjidil Haram, Makkah Al Mukarramah. Sejak berangkat dari kampung halaman, Hanna sudah terserang stroke. Geraknya terbatas.

Kabar sembuhnya nenek 4 cucu ini, menyebar di antara 393 jemaah di kloternya. Kabar itu, bahkan sudah menyebar di Sektor III Syisyah. Ada 16 ribu jemaah embarkasi Makassar di Makkah.

Di Kloter 22 UPG, Hannah bergabung dengan 218 jemaah asal Pangkep, dan 175 jemaah dari Bone. Dia ditempatkan di rombongan 8, regu 29, bersama 30 tetangga dan warga sekampungnya. Mereka termasuk jemaah haji gelombang II yang mendarat di Jeddah Sabtu 9 Juni 2023.

Ungkapan syukur warga Desa Tunggalijang, Kecamatan Lappariaja, Bone, Sulawesi Selatan itu, didengar langsung Kapolsek Lamuru AKP Ahmad Jafar. Istrinya, Suryani merupakan pembimbing KBIHU (kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah) Haji Wata, di mana Hanna tergabung.

"Kebetulan Nenek Hanna itu, kami satu kecamatan di Lamuru. Dia juga jemaah KBIHU Haji Wata, jemaahnya istri saya," kata Ahmad, kepada Media Center Haji, Rabu (14/6) lalu.

Kerabat nenek Hanna di kampung menyambut suka cita dan nyaris tak percaya. "Tadi pas saya jenguk, ada keluarganya menelepon," kata Samuin, Ketua Kloter 22 UPG.

Pembimbing KBIHU, Suryani, menuturkan, dua pekan sebelum masuk Asrama Haji Sudiang, Makassar, Hanna terserang stroke ringan, pada akhir Mei 2023 lalu.

"Waktu naik bis dari Lapri ke Asrama Haji Sudiang (embarkasi haji Makassar), dia sudah didorong pakai kursi roda," ujarnya.

Selain tak bisa berjalan, dan menggerakkan dua pergelangan tangannya, mulut Hanna, juga tak bisa terbuka. Tim dokter kloter dan klinik kesehatan haji di Asrama Haji Sudiang, mengidentifikasi Hanna mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak. Istilah medis Gejala stroke ringan ini adalah transient ischaemic attack (TIA).

Dilarang ke Masjidil Haram

Tiba di Makkah Minggu 10 Juni, nenek Hanna dibantu petugas dan rekan satu kloter melakukan umrah wajib. Kondisi fisik dan keterbatasan pendamping pendorong kursi roda, membuat dia dilarang menunaikan salat jemaah lima waktu di Masjidil Haram.

"Kita pilih melarang ke Haram, tapi dia selalu minta dibawakan air Zamzam dari Haram," kata Kiai Arief Arfah LC, pembimbing ibadah kloter.

Saban hari, sejak Senin Hanna rutin meminum air Zamzam, bawaan rekan sekamarnya.

Arief mengatakan, air zamzam itu dipakai Hanna untuk membasuh tangan, lengan, muka dan kaki, seperti berwudu. Hal itu dilakukan selama tiga hari dia berdiam diri di kamar 606.

©Media Center Haji 2023

Tiba-tiba, mukjizat zamzam itu, muncul pada Rabu (14/6) pagi. Hanna, yang sejak di kampung, diam seribu bahasa, tiba-tiba bicara dalam bahasa Bugis, dan bangkit berjalan pelan dari tempat tidurnya.

Bahagia dan terharu, teman sekamarnya langsung memanggil Suryani, ketua KBIH Haji Wata, di kamar sebelah. Kabar baik itu menjadi perbincangan saat jemaah sarapan.

Merasa sehat, Hanna minta diantar ke Masjidil Haram. Ahmad Jafar dan Suryani, mengawalnya. "Yang penting uitani (saya sudah lihat) Kabbah Nak," ucap Hanna, ditirukan Ahmad.

"Pitupulona tahun masssupajang mengolo Kakbah, tapi de'pa naengka uitai Nak. Pakitatkka kasi. (Sudah 70 tahun lebih saya salat menghadap ke Ka'bah, tapi saya tak pernah melihatnya langsung. Antar saya melihatnya Nak)," ucapnya lagi.

Keinginan Hanna terkabul. Dia dibawa dengan kursi roda oleh Ahmad meski hanya sampai pelataran dalam. Siang itu, suasana kawasan Masjidil Haram mulai padat. Hanna khusyuk berdoa dan mengucap syukur dengan menghadap langsung Baitullah.

Keutamaan Zamzam

KH Arief Arfah, pembimbing kloter 22 UPG mengungkapkan, air zamzam diyakini memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Banyak kesaksian yang dia lihat dan dengar langsung dari jemaah haji dan umrah.

Arief sudah menjadi pemandu jemaah sejak pertengahan tahun 1990-an saat berkuliah di Al Azhar, Mesir. Dalam setahun, di musim umrah, hampir 3 bulan sekali Arif jadi pembimbing ibadah. Saban tahun, dia juga aktif mengantar jemaah reguler dan ONH plus ke Tanah Suci.

"Zamzam itu punya banyak nama. Ada 12, nama-nama itu semua bermakna mukjizat dan berkah yang tidak ditemukan di air manapun di dunia ini," tuturnya.

Berbeda dengan penyebutan al maa atau moya untuk air biasa, ulama Arab menggunakan kata suqya terhadap zamzam.

"Zamzam didahului dengan kata Suqya. Sebutan suqya Itu juga ditemukan di banyak galon air zamzam di masjid Haramain," katanya.

Suqya, sendiri jelas Kiai Arief, berarti Syuqya Saqimin atau obat dari segala penyakit. Nama lain Zamzam, lanjut dia, ada Syaba'ah yang berarti mengenyangkan.

"Kalau minum zamzam kita terasa kenyang. Dan banyak testimoni jemaah saya soal itu," ujar Ketua Baznas Kabupaten Pangkep itu.

Nama lain zamzam, lanjut Arief, adalah murwiah. " Artinya Segar dan bikin bugar. Kalau jemaah saya loyo-loyo, dan sebelum ke Arafah, saya minta bawa dan minum selalu air zamzam," tukasnya.