Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Mastur, Senjakala Tukang Cukur Pitingan di Pasar Tradisional Cilacap

Kisah Mastur, Senjakala Tukang Cukur Pitingan di Pasar Tradisional Cilacap Tukang Cukur Pitingan. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Namanya Mastur. Ia selama puluhan tahun mencari nafkah sebagai juru cukur rambut. Tempat kerjanya, bukan di salon. Tetapi di tengah pasar tradisional di antara pedagang sayur mayur.

Mastur selalu mengenakan peci hitam yang seakan menegaskan bahwa waktu ia dilahirkan tidak punya jarak kelewat panjang dengan masa ketika peci ditandakan Soekarno sebagai simbol nasionalisme bagi laki-laki Indonesia. Usia Mastur 75 tahun. Ia telah menjalani hidup sebagai juru cukur rambut selama 47 tahun, lebih dari separuh umurnya.

Seminggu sekali, saban hari Kamis, mastur membuka lapak cukur rambutnya bergantian dari satu pasar ke pasar lain di Kabupaten Cilacap. Mengayuh sepeda, alat-alat cukur miliknya yakni gunting, tondhes, sisir serta semprotan untuk membasahi rambut tersimpan di tas yang ia jepit di papan boncengan.

Orang lain juga bertanya?

Di hari Kamis Kliwon, Mastur akan membuka lapak di Pasar Kesugihan, berganti ke Kamis Manis ia berpindah ke Pasar Lebeng, sedang saat Kamis Pahing ia ke Pasar Maos. Upah yang dia dapat dari jasa cukur rambut, terkadang Rp5.000, seringkali Rp7.000, paling banyak Rp10.000.

"Kula mboten ngarani. Seumpamane ditangleti pinten, tetap mboten purun ngeregani," kata Mastur dalam bahasa Jawa yang berarti ia tidak pernah meminta tarif, berapapun uang yang diberikan pelanggan ia terima.

Mastur bercerita, ada masanya jasa cukur rambutnya pernah ramai. Ia mengenang, dua puluh tahun lampau, sebelum ia pergi membuka lapak ke pasar, beberapa pelanggan sudah mengantre di depan kediamannya di Tipar Wetan, Kecamatan Kesugihan. Keramaian itu tinggal jadi kenangan manis, digantikan oleh waktu yang lebih banyak duduk termangu, tak juga datang pelanggan yang ditunggu.

"Kula nyukur ping kali tok. Wau 7000-an" kata Mastur yang berarti ia hanya mencukur dua kali dan mendapat upah Rp14.000 saat ditemui merdeka.com di lapaknya di Pasar Kesugihan pada Kamis (30/1).

Tergerus Zaman

Zaman yang serba modern, diakui Mastur membuat jasanya tak lagi diminati. Para pengguna jasanya, rata-rata lansia yang telah menjadi pelanggan sejak awal tahun 1970-an. Sedang anak-anak muda, ia tahu lebih memilih ke salon. Salon ia anggap lebih bersih dan nyaman bagi anak-anak muda.

Umar Kayam, Budayawan dan Sastrawan, pernah menyebut tukang cukur seperti Mastur sebagai cukur pitingan. Ia menulis di kumpulan kolom yang lantas dibukukan berjudul Satrio Piningit ing Kampung Pingit bahwa sang tukang cukur dan yang dicukur memiliki status sosial seragam sama-sama melarat. Tukang cukur pitingan nyaris tidak bermodal apa-apa dalam menjalankan usahanya.

Meski acapkali sepi, Mastur meyakini menjadi juru cukur rambut adalah jalan hidupnya. Ia pernah mencoba jadi petani juga pengangkut pasir di Sungai Serayu, tapi ia kembali lagi jadi tukang cukur.

Bagi Mastur, setiap orang memiliki takdir masing-masing, keluarganya misalnya dimulai dari ayahnya mencari nafkah sebagai juru cukur rambut dan anaknya kini juga menjalani profesi yang sama. Bermodal gunting, tondhes, sisir serta semprotan untuk membasahi rambut, begitulah keluarga Mastur bertahan menjalani hidup.

"Kados niku," kata Mastur singkat menutup kisah hidupnya sebagai tukang cukur.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengunjungi Tukang Cukur di Kampung Terpencil Bandung Barat, Buka Praktik di Depan Rumah
Mengunjungi Tukang Cukur di Kampung Terpencil Bandung Barat, Buka Praktik di Depan Rumah

Tukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.

Baca Selengkapnya
Potret Salon Jadul Milik Lansia 75 Tahun, Pernah Jadi Langganan Polisi Belanda Pangkas Rambut
Potret Salon Jadul Milik Lansia 75 Tahun, Pernah Jadi Langganan Polisi Belanda Pangkas Rambut

Berikut potret salon jadul milik lansia 75 tahun yang pernah jadi langganan polisi Belanda zaman dulu.

Baca Selengkapnya
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah
Hasil Akulturasi Budaya, Ini Kisah Batik Lasem yang Terancam Punah

Anak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik

Baca Selengkapnya
Intip Kesibukan Penjahit Permak Pakaian di Pinggir Jalan Tulungagung Jelang Lebaran, Kewalahan hingga Tolak Pelanggan
Intip Kesibukan Penjahit Permak Pakaian di Pinggir Jalan Tulungagung Jelang Lebaran, Kewalahan hingga Tolak Pelanggan

Pengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.

Baca Selengkapnya
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung

Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.

Baca Selengkapnya
Ramai Dipuji, Kafe Terbaru nan Unik di Jakarta ini Pekerjakan Para Lansia untuk Layani Pengunjung
Ramai Dipuji, Kafe Terbaru nan Unik di Jakarta ini Pekerjakan Para Lansia untuk Layani Pengunjung

Di Jakarta hadir sebuah kafe unik. Hampir seluruh karyawan yang bertugas sebagai pelayan adalah para lansia. Tak ayal jika tempat ini menuai ragam pujian.

Baca Selengkapnya
Momen Kocak Tukang Cukur Kabur saat Listrik Mati, Padahal Belum Selesai Potong Rambut Customer
Momen Kocak Tukang Cukur Kabur saat Listrik Mati, Padahal Belum Selesai Potong Rambut Customer

Diduga, listrik mati lantaran token listrik di tempat pangkas tersebut habis.

Baca Selengkapnya
Kabar Sedih Barbershop Tertua di Indonesia Berusia 112 Tahun Tak lagi Buka, ini Sosok Pemiliknya Dalam Kondisi Sakit
Kabar Sedih Barbershop Tertua di Indonesia Berusia 112 Tahun Tak lagi Buka, ini Sosok Pemiliknya Dalam Kondisi Sakit

Surabaya menjadi rumah bagi sebuah tempat pangkas rambut (Barbershop) tertua yang pernah dimiliki Indonesia. Begini Kisahnya.

Baca Selengkapnya
Potret Mawar AFI Kian Stunning di Usia Mendekati 40 Tahun, Rajin Perawatan & Dipuji Makin Cantik Usai Oplas
Potret Mawar AFI Kian Stunning di Usia Mendekati 40 Tahun, Rajin Perawatan & Dipuji Makin Cantik Usai Oplas

Mawar AFI rajin melakukan perawatan demi menjaga wajahnya tetap cantik di usia tak muda lagi.

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.

Baca Selengkapnya
Seorang Pekerja Barbershop Kaget Dicari Tim Prabu Polrestabes Bandung, Ending-nya Ganteng-ganteng Semua
Seorang Pekerja Barbershop Kaget Dicari Tim Prabu Polrestabes Bandung, Ending-nya Ganteng-ganteng Semua

Sebuah video memperlihatkan Tim Prabu yang tiba-tiba mencari seorang pria bernama Hendra, endingnya semuanya jadi ganteng.

Baca Selengkapnya
FOTO: Komunitas Barberkah, Menebarkan Kebaikan Melalui Cukur Gratis untuk Warga Kurang Mampu
FOTO: Komunitas Barberkah, Menebarkan Kebaikan Melalui Cukur Gratis untuk Warga Kurang Mampu

Melalui kegiatan cukur gratis, Barberkah berupaya meningkatkan rasa percaya diri dan kesejahteraan warga kurang lewat rambut yang rapi dan terawat.

Baca Selengkapnya