Melawat ke NTT, AHY Kenang Getirnya Hidup di Daerah Konflik saat Operasi Seroja
Merasakan hidup 2,5 tahun di daerah konflik pada medio pertengahan 1986-1988.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenang masa kecilnya ketika berkunjung ke Kupang, NTT.
AHY bercerita, kehidupannya saat ikut sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertempur di Dili, Timor Timor dalam Operasi Seroja.Saat itu, AHY masih pelajar SD.
-
Bagaimana AHY menjadi prajurit TNI? Mimpi untuk menjadi prajurit TNI mulai AHY rintis sejak bersekolah di SMA Taruna Nusantara.
-
Kenapa Operasi Timor Timur dilakukan? Penulis: Arsya Muhammad Perintah langsung dikeluarkan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Menteri Pertahanan Keamanan, Jenderal M Jusuf pada Brigjen Dading Kalbuadi, Panglima Operasi Pemulihan Keamanan di Timor Timur.'Tangkap Presiden Fretilin Nicolao Dos Reis Lobato, hidup atau mati!' Saat itu, menurut data intel, Lobato bergerilya di tengah hutan dengan dikawal sejumlah besar pasukan. Sosok Lobato adalah komandan militer yang disegani oleh anak buahnya. Jenderal M Jusuf yakin, jika Lobato berhasil ditangkap, moril pasukan Freetilin ambruk.
-
Bagaimana AHY menghadiri HUT Bhayangkara? Melansir dari Instagram pribadi AHY @agusyudhoyono, Selasa (2/7) AHY menghadiri upacara setelah mengikuti rapat di Istana Negara. Bersama para pejabat tinggi lain, AHY mengikuti upacara dengan khidmat dari awal hingga akhir prosesi.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Tanjung Morawa? Peristiwa ini melibatkan kaum Pribumi yang tidak terima dengan perpindahan hak-hak tanah. Mereka melakukan perlawanan dengan aparat kepolisian saat itu.
-
Dimana TB Simatupang melakukan gerilya di Kulon Progo? Di Dusun Banaran, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, terdapat sebuah rumah joglo tua.
-
Di mana operasi TNI AL berlangsung? Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada III TNI Angkatan Laut menggelar Operasi Siaga Tempur Laut di perairan Papua dan Maluku yang melibatkan sejumlah kapal perang dan pasukan dari Korps Marinir serta Komando Pasukan Katak (Kopaska).
Merasakan hidup 2,5 tahun di daerah konflik pada medio pertengahan 1986-1988. Ketika itu, SBY memboyong istri mendiang Ani Yudhyono dan kedua anaknya AHY dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) ke NTT.
AHY bercerita, sang ayah menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 744/Satria Yudha Bhakti, atau yang kini Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti (SYB).
Dia mengomandoi pasukan untuk melakukan pertempuran di dua wilayah, Same dan Ailio.
"Saya pernah hidup dan sekolah di Dili Timor Tumor tahun 86-88 selama 2,5 tahun. Bapak SBY waktu itu menjadi Komandan Batalyon 744," kata AHY di Desa Oebola Dalam, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Sabtu (14/9).
Hal yang diingat AHY adalah ketika digendong oleh para prajurit 744/SYB, anak buah SBY. Di sisi lain, AHY juga merasakan getirnya para prajurit yang bertempur di Dili.
"Saya sering digendong-gendong oleh prajurit 744. Sejarah menakdirkan saya menjadi prajurit, perwira di jajaran TNI dengan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme tidak pernah bergeser sedikitpun," tutur AHY.
AHY Ingin Beri Harapan Baru
Singkatnya, Timor Timur yang menjadi provinsi ke-24 Indonesia saat itu akhirnya merdeka pada 1999 dan menjadi Republik Timor Leste.25 tahun berlalu. Warga eks Timor Timur yang kembali menjadi Warga Negara Indonesia hidup terkatung-katung.
Kondisi mereka memprihatinkan. Alih-alih, sebagian warga Timor Timur memilih berpindah kewarganegaraan ke Timor Leste. AHY melajutkan, warga eks pejuang Timor Timur hidup tanpa kepastian hak atas tanah dan rumah selama belasan tahun.
Mereka juga hidup tanpa jaminan kehidupan layak di kamp pengungsian. Tak jarang, mereka harus hidup berpindah-pindah karena diusir tuan tanah setempat.
Untuk itu, Kementerian ATR/BPN hadir memberikan harapan baru bagi warga eks Timor Timur untuk memperbaiki kehidupan mereka. Salah satunya lewat penyerahan 505 sertifikat tanah yang menjadi bagian dalam program Tanah Objek Reforma Agraria.
"Terima lah rasa hormat dan apresiasi kami kepada bapak ibu masyrakat eks pejuang Timor Timur. Mereka dengan gagah berani dengan segala risiko bahkan 25 tahun harus hidup dhn keterbatasan. Tetapi bapak ibu tidak berubah, tetap tegar dan teguh pada NKRI," kata AHY.
Diketahui, di Desa Oebola Dalam telah berdiri 2.100 rumah bagi rakyat eks Timor Timur. Masing-masing warga akan menempati rumah dengan luas 150 meter persegi. Program hunian beserta hak tanah itu hasil kerja sama Kementerian ATR/BPN dan Kementerian PUPR.