Menag Nasaruddin Umar Lobi Menteri Haji Arab Saudi Agar Jumlah Petugas Haji Indonesia Ditambah
Menhaj Arab Saudi akan mempertimbangkan hal itu, mengingat pemerintah Arab Saudi menurut informasi akan mengurangi 50 persen dari total kuota petugas.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah. Pertemuan berlangsung di Masjidil Haram, Makkah. Kedua tokoh ini membahas banyak hal, mulai dari persiapan haji 1446 H/2025 Masehi hingga pemberdayaan umat.
"Alhamdulillah kami melakukan pertemuan dengan Menteri Haji, dr Tawfiq Al Rabiah. Alhamdulillah kami diterima dengan baik di Masjidil Haram. Ternyata di Masjidil Haram itu ada tempat pertemuan yang sangat luar biasa," kata Nasaruddin dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (25/11).
Dia menjelaskan, pertemuannya dengan Menteri Tawfiq berlangsung akrab, lengkap dengan jamuan makan malam. Diskusi berlangsung cukup panjang, lebih dari satu jam.
"Kita membicarakan banyak hal, antara lain: beliau meminta Kemenag RI untuk lebih siap menghadapi haji mendatang. Sebab, akan ada penyempurnaan-penyempurnaan," kata Nasaruddin.
Hadir dalam pertemuan terbatas ini, Kepala Badan Penyelenggara Haji Muchammad Irfan Yusuf, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Yusron Ambary, dan Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam.
"Alhamdulillah kami juga sudah ada Badan Penyelenggara Haji yang memberikan bantuan yang sangat signifikan terhadap penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji Indonesia," ujar dia.
Ada sejumlah poin penting yang dibahas Menag RI dan Menhaj Saudi, pertama, Menag meminta agar jemaah haji Indonesia tidak menempati kawasan Mina Jadid. Permintaan itu, kata dia diapresiasi Menhaj Arab Saudi.
Kedua, Menag meminta penambahan jumlah petugas haji. Menurutnya, banyak jemaah Indonesia yang lanjut usia saat beribadah haji, sehingga, perlu petugas yang memadai untuk memberikan pendampingan dan pelayanan, termasuk dari unsur dokter dan tenaga medis kesehatan.
"Jadi petugas haji kami mohon ditambah, minimal dipertahankan seperti haji tahun lalu dengan segala konsekuensinya karena kami perlu pelayan jemaah haji yang sudah banyak berumur," ucap Nasaruddin.
Nasaruddin menyebut, Menhaj Arab Saudi akan mempertimbangkan hal itu, mengingat pemerintah Arab Saudi menurut informasi akan mengurangi 50 persen dari total kuota petugas.
"Tapi malah justru kita minta ditambahkan dan itu akan dipertimbangkan dengan alasan alasan tadi. Mudah-mudahan berhasil perjuangan kita," kata Nasaruddin.
Ketiga, Menag dan Menhaj berdiskusi tentang murur. Menag melihat Murur, jika diperbolehkan oleh fatwa MUI, akan lebih melancarkan pergerakan jemaah haji.
Keempat, berdiskusi tentang Dam. Dia menyampaikan bahwa di Indonesia, ada kajian bahwa Dam boleh dilaksanakan di Indonesia yang artinya kambing Dam dipotong di Indonesia, dan dagingnya didistribusikan ke warga Indonesia.
"Kata Menteri Haji, tergantung. Kalau misalnya pertimbangan ulama setempat menganggap itu boleh, kami tidak ada masalah. Malah lebih ringan mengurangi beban kami dan menambah manfaat bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Sekali lagi, apakah itu sudah dibenarkan oleh fatwa MUI? Ini kami akan diskusikan," jelasnya.
Kepada Menhaj Tawfiq, Menag sempat menanyakan apakah ada negara yang menerapkan Dam seperti itu? Menhaj Saudi menjelaskan bahwa ada, tapi secara sporadis, termasuk Turki juga banyak melaksanakan hal yang sama.
Kelima, Tanazul. Isu ini juga dibahas dalam pertemuan Menag dan Menhaj. Menteri Tawfiq, kata Menag menjelaskan bahwa kebijakan Tanazul diserahkan ke Indonesia.
"Kalau memang itu lebih siap, sebetulnya lebih bagus, melonggarkan pergerakan di Mina," ucap Menag.
Kemudian, isu keenam yang didiskusikan adalah terkait maskapai penerbangan, yakni soal kemungkinan penggunaan Garuda dan Saudia, serta maskapai lain sebagai alternatif.
Ketujuh, Menteri Tawfiq juga mengimbau Indonesia segera melakukan kontrak layanan hotel jika ingin mendapat lokasi lebih dekat, khususnya ke Masjid Nabawi di Madinah.
Selanjutnya, kedua tokoh ini juga turut membincang masalah pemberdayaan umat. Nasaruddin mengaku mempunyai pandangan yang sama dengan Menhaj Tawfiq soal perlunya upaya mengangkat harkat dan martabat umat Islam, bukan saja di Indonesia dan Arab Saudi, tapi juga dunia Islam.
Nasaruddin mengusulkan, agar bisa dibangun Museum Hadits di Masjid Istiqlal, seperti yang ada di Madinah.
Sebagai informasi, selain ke Makkah, Menag juga akan melakukan kunjungan kerja ke Madinah. Menhaj Tawfiq meminta Menag untuk mengunjungi beberapa tempat penting di kota nabi.