Mensos minta anak-anak Suku Anak Dalam tak lama tinggal di hutan
Merdeka.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa mengatakan mayoritas anak-anak Suku Anak Dalam di Kabupaten Sorolangun, Jambi, bercita-cita tinggi. Dia meminta para anak itu tidak lama-lama tinggal hutan.
"Saya bilang harus sekolah. Tidak bisa tinggal di hutan," kata Khofifah saat ditemui di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (1/11).
Khofifah mengungkapkan, dalam lawatannya ke daerah Suku Anak Dalam, banyak dari mereka ingin menjadi tentara hingga peneliti. Namun, ada juga di antara anak-anak ini mau menjadi buruh.
-
Mengapa Khofifah ingin libatkan warga lokal? Mantan Mensos RI itu menegaskan bahwasanya pengembangan Pulau Giliyang harus melibatkan warga lokal. Misalnya, pemilik penginapan di kawasan wisata harus warga lokal agar bisnisnya seirama dengan nilai-nilai pelestarian alam.
-
Kenapa Kompol Syarif ingin jadi tentara? 'Ketika tahun 2006 itu, bapak saya Almarhum, saya masuk SMA Taruna, ya saya merasa sosok Ibu lah sebagai jadi panutan saya,' ujar Syarif.
-
Kenapa Kolonel Edward Sitorus mengumpulkan prajurit TNI dari beragam suku? 'Baik, kenapa saya kumpulkan ini ternyata TNI itu terdiri dari beragam suku. Karena selama ini banyak yang bilang ‘kok dari daerah saya enggak ada yang jadi tentara? Kok enggak ada? Semua dari Jawa, semua dari Batak, ternyata bukan hanya orang Jawa jadi tentara ya, ini ada macam-macam ya,' tutur Edward beri penjelasan di depan para prajurit TNI.
-
Mengapa tiga putra suku Anak Dalam jadi polisi? Sempat berpikir tak diperhatikan, kini mereka bisa menjadi bukti bahwa anak dalam juga bisa menjadi anggota Polri.
-
Siapa yang meminta delapan anak Papua masuk TNI? Kedelapan anak muda itu dimintakan langsung oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk menjadi bagian dari prajurit TNI-AD.
-
Bagaimana tiga putra suku Anak Dalam bisa jadi polisi? Kisahnya bermula saat seorang Bhabinkamtibmas memberikan sosialisasi adanya proses perekrutan anggota Polri kepada masyarakat suku anak dalam Jambi.
"Saya tanya kepada anak-anak kalau sudah besar mau jadi apa. Ada yang mau menjadi tentara, ada juga yang besarnya mau menjadi buruh, bahkan ingin menjadi peneliti," ujarnya.
Selama ini, kata Khofifah, anak-anal di Suku Anak Dalam hanya belajar baca, tulis dan hitung (calistung). Padahal itu tidak cukup menjadi modal mereka untuk bertahan hidup ke depan.
"Tidak bisa hanya calistung, proses itu tidak bisa dijangkau satu atau dua tahun. Di antara yang sukses, transmigrasi lokal butuh sekitar enam tahun," terangnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut momen mantan Panglima TNI doakan anak Kapten Danramil Deli Serdang.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah Papua bernama Melson mengucapkan salam perpisahan dan pesan yang mendalam kepada prajurit TNI yang hendak kembali pulang.
Baca SelengkapnyaBerkenalan dengan para anggota TNI dari beragam suku, Edward memberikan sebuah nasihat yang mendalam.
Baca SelengkapnyaBerikut momen Kolonel Edward Sitorus bertemu prajurit TNI berpangkat Serka yang anaknya ingin daftar Akmil.
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka Suku Togutil keluar hutan mendatangi para pekerja.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam melihat ada kerawanan pengerahan anak-anak saat masa kampanye Pilkada.
Baca SelengkapnyaAda momen menarik saat sang jenderal menikmati waktu bersama Suku Bunggu di lokasi.
Baca SelengkapnyaDi saat teman sepermainannya menjawab bakal jadi abdi negara, dia justru memberi jawaban yang tak terduga sekaligus menggelitik.
Baca Selengkapnya