Moeldoko: Hasil Riset Perguruan Tinggi Jangan Berhenti di Laci Meja
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko mendorong perguruan tinggi untuk terus melakukan riset di bidang ketahanan pangan dan energi. Dia juga berharap, hasil riset dari akademisi di kampus benar-benar bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat.
Pasalnya dunia saat ini tengah menghadapi tiga masalah besar, yakni krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan.
"Hasil riset perguruan tinggi jangan hanya berhenti di laci meja. Tapi juga harus memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujar Moeldoko usai memberikan kuliah umum bertema Ketahanan Pangan dan Energi Untuk Indonesia Maju di Gedung Auditorium Universitas Jember (UNEJ), Jumat (24/3).
-
Apa saja program pelatihan yang diusulkan Moeldoko? 'Yang meliputi pelatihan berjenjang dari hulu hingga hilir dengan melibatkan dunia usaha, kementerian/lembaga, Bank Sentral Indonesia, asosiasi petani, dan organisasi kepemudaan,' sambungnya.
-
Kenapa Kemendikbudristek mendorong kolaborasi industri dan perguruan tinggi? Kolaborasi antara industri dengan perguruan tinggi diharapkan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
-
Kenapa Moeldoko mengusulkan Indonesia jadi pusat pelatihan petani? 'Indonesia punya keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah telah bekerja sama dengan FAO membangun program regenerasi petani,' kata Moeldoko saat bertemu Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Regional FAO untuk Asia Pasifik, Jong Jin Kim, di Kolombo Sri Lanka, dikutip dari siaran pers, Sabtu (24/2/2024).
-
Siapa yang ngajak kolaborasi sama Kemenkeu? Ditambahkan Founder Jagoan Banyuwangi, Dias Satria, kolaborasi bersama Kemenkeu ini akan dimulai pada Jagoan Banyuwangi edisi ke-empat, yang akan dimulai bulan Juni 2024.
-
Apa yang Kemnaker harapkan dari kolaborasi dengan mahasiswa? 'Kita ingin bonus demografi ini benar-benar berbuah bonus bagi pembangunan negara kita. Kita tidak ingin bonus demografi menjadi mudarat. Kita ingin bonus demografi mengantarkan Indonesia nanti 1 abad menjadi negara maju,' ucapnya.
-
Bagaimana cara KPPU menyarankan Presiden agar Starlink bisa bermanfaat? Berdasarkan kajian tersebut, KPPU menyarankan Presiden RI agar Pemerintah memprioritaskan jangkauan layanan penyediaan internet berbasis satelit LEO di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
Menurut Moeldoko, krisis pangan disebabkan adanya kebijakan masing-masing negara yang ingin melindungi produk domestik, fenomena konversi produk pangan menjadi energi dalam bentuk biofuel dan peristiwa gagal panen gara-gara perubahan iklim. Kesemuanya diperparah dengan kejadian perang antara Rusia dengan Ukraina. Gabungan faktor tersebut menjadikan harga produk pangan melejit.
"Oleh karena itu pemerintah bersiap menghadapi fenomena alam El Nino yang membawa dampak kekeringan dan mundurnya musim hujan. Fenomena El Nino diperkirakan melanda Indonesia pada sekitar Desember 2023. Padahal pada bulan tersebut sudah mulai memasuki masa panen raya padi. Kita harus mengantisipasi potensi gagal panen yang mungkin terjadi sehingga tidak menimbulkan gejolak, apalagi tahun 2024 adalah tahun politik," papar Moeldoko.
Khusus untuk mengatasi krisis pangan, menurut Moeldoko pemerintah sudah banyak melakukan usaha, baik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Di antaranya melalui usaha peningkatan produksi pangan, pembukaan lahan pertanian baru melalui food estate, termasuk menggalakkan pupuk organik. Dia juga menyinggung soal masalah kepemilikan lahan petani yang minim.
"Masalah petani kita adalah kepemilikan lahan yang sempit, tak punya modal dan akses ke teknologi yang masih kurang. Pemerintah sudah berusaha memberikan lahan melalui beragam cara seperti perhutanan sosial dan bantuan kredit ringan. Khusus untuk di bidang teknologi, saya berharap perguruan tinggi turut mengambil peran, dan itu sidah ditunjukkan oleh Universitas Jember melalui hasil-hasil penelitiannya seperti tepung Mocaf, tebu tahan kering dan pupuk hayati sekaligus pembasmi hama," lanjut Moeldoko.
Sebelumnya dalam sambutan pembukaannya, Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menilai kegiatan kuliah umum bertema ketahanan pangan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi yang dipimpinnya.
"Soko guru perekonomian Indonesia adalah pertanian, sebagian besar penduduknya pun petani. Oleh karena itu memperkuat dasar pertanian dengan menyejahterakan petani menjadi kunci. Dan Universitas Jember memiliki visi dan misi mengembangkan dan memajukan agroindustri, maka kuliah umum ini menjadi bermakna agar sivitas akademika Universitas Jember mendapatkan informasi langsung dari sumbernya," ujar Iwan Taruna.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi memerintahkan Mendikbudristek Nadiem Makarim menambah anggaran untuk riset, khususnya di perguruan tinggi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kualitas riset memang masuk dalam salah satu visi-misi Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi lantas meminta Mendikbud Nadiem Makarim menganggarkan dana riset dan pengembangan besar-besaran.
Baca Selengkapnya"Saya akan memerintahkan kepada BRIN untuk jadi orkestrator penelitian, bersama Bappenas untuk merancang kebutuhan riset kita," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaPerguruan tinggi dinilai mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari penelitian untuk memberikan manfaat langsung.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Usulkan Indonesia jadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Baca SelengkapnyaMendiktisaintek menyatakan berkomitmen mempercepat penyelesaian beragam tantangan dalam pemajuan pendidikan tinggi tanah air.
Baca SelengkapnyaMoeldoko bertemu dengan purnawirawan TNI Akabri angkatan 81.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, tindakan untuk mengajak sejumlah rektor menyatakan sikap seperti itu adalah perbuatan yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki universitas yang sangat banyak baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Baca SelengkapnyaPenelitian bisa menjadi kunci dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian
Baca SelengkapnyaRamai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy
Baca Selengkapnya